Proses Pembelajaran Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

pikantoek wiramaning gendhing djoemboehing pasemon kalijan pikadjenging djoged. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara bebas dapat dipahami bahwa yang disebut dengan tari adalah gerak seluruh anggota badan, bersamaan dengan suara gamelan, ditata sesuai dengan irama musik, ekspresi sesuai dengan maksud tari. Sedangkan Hidajat 2011:32 mengemukakan bahwa: K oreografi pada tataran teknis dipadankan dengan istilah “garap”, atau prilaku kreatif yang mencari sejumlah diversitas atau teba kemungkinan interpertasi sanggit baru terhadap bentuk seni gerak tradisional. Melengkapi pendapat di atas, Hadi 2014:10 berpendapat bahwa: Sebuah koreografi adalah penataan gerak-gerak tari yang implisit menggunakan pola waktu, dan terjadi dalam kesadaran ruang tertentu, sehingga ketiga elemen ini membentuk “tri tunggal sensasi” yang sangat berarti dalam sebuah bentuk koreografi. Jika pendapat di atas dihubungkan, maka yang dimaksud koreografi adalah segala gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia dengan diberi bentuk untuk memunculkan ekspresi yang dilakukan secara ritmis di dalam ruang dan waktu. Koreografi dapat diajarkan di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Koreografi anak merupakan karya tari yang khusus diciptakan untuk anak sesuai dengan karakteristik usia, lingkungan dan minat anak. Koreografi dalam ranah pendidikan untuk anak, harus mengandung pembelajaran yang baik bagi anak. Pembelajaran yang baik yang dimaksud adalah bahwa koreografi tersebut mengandung nilai-nilai moral dan sosial yang perlu diketahui dan dipelajari oleh anak. Hadi 2007:113 mengungkapkan “Keberadaan tari dalam konteks pendidikan sungguh sangat luas, karena konsep pendidikan pada hakekatnya menciptakan nilai tambah yang bersifat positif”. Oleh karena itu, dalam konteks pendidikan, pembelajaran tari harus disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik usia anak supaya tujuan pendidikan dapat terwujud dengan baik dan tepat sasaran. Koreografi anak merupakan media pengembangan daya kreatif anak dalam berfikir dan mengintepretasikan hal yang mereka lihat dan rasakan. Melalui koreografi anak, peserta didik belajar menghidupkan imajinasi lewat peran yang dimainkan, mengembangkan daya kreativitas dan lebih berani untuk tampil. Apa yang mereka imajinasikan dapat mereka wujudkan secara nyata melalui gerak-gerak tari yang ekspresif. Menurut Murgiyanto 1993 pelajaran tari haruslah merangsang karsa anak, melatih daya ekspresi anak, dan dapat mengembangkan kepribadiannya. Oleh karenanya, karya tari yang berkembang di dunia pendidikan, merupakan hasil ciptaan ahli bidang pelajaran tari dari lingkungan pendidikan gurupengajar yang dibawakan oleh pelajar dan cenderung berisi tentang pesan-pesan pendidikan moralmentalkepribadianbudi pekerti. Jika uraian di atas disimpulkan, maka yang dimaksud dengan koreografi anak adalah karya tari yang dibuat khusus untuk anak berdasarkan karakteristik anak pada usianya.

2. Prosedur Pembuatan Koreografi Anak

Setiap karya tari atau koreografi, diproduksi melalui sejumlah proses, di antaranya adalah melalui research penelitian. Penelitian yang dimaksud dalam penggarapan koreografi adalah studi pendukung untuk memperkuat ide dan memantapkan teori agar tidak semata-mata menjadi liar dan tidak berdasar. Atas dasar hasil studi tersebut, kemudian dilakukan proses tahap produksi. Menurut Hidajat 2011:90 secara garis besar tahap produksi sebuah koreografi dimulai dari “1 kejelasan ide hasil research, 2 penyusunan konsep, 3 penentuan metode konstruksi, dan 4 presentasi atau pagelaran ”. Research sebagai langkah awal dilakukan untuk memperkuat ide atau gagasan. Research pada karya yang tidak dipertanggungjawabkan secara akademik dapat dicatat dalam buku harian, tetapi jika dipertanggungjawabkan secara akademik dibutuhkan cara-cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, setidaknya menurut Hidajat 2011:90 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1 dilacak dengan cara tertentu yang bersifat observasi, dokumentasi, atau partisipasi langsung, 2 menggunakan teknik analisis tertentu dalam mengambil kesimpulan, dan 3 mengambil kesimpulan. Untuk merangkum hasil research, seorang koreografer perlu menyusunnya dalam bentuk skrip tari. Menurut Hadi 2003:85 “skrip tari lebih berfungsi sebagai catatan terutama bagi penata tari, atau biasanya dibuat oleh koreogra fernya sendiri”. Skrip tari di antaranya berfungsi untuk merangkum gagasan, memandu kerja