Alokasi Waktu Pembelajaran Seni Tari di Sekolah Dasar

2. Prosedur Pembuatan Koreografi Anak

Setiap karya tari atau koreografi, diproduksi melalui sejumlah proses, di antaranya adalah melalui research penelitian. Penelitian yang dimaksud dalam penggarapan koreografi adalah studi pendukung untuk memperkuat ide dan memantapkan teori agar tidak semata-mata menjadi liar dan tidak berdasar. Atas dasar hasil studi tersebut, kemudian dilakukan proses tahap produksi. Menurut Hidajat 2011:90 secara garis besar tahap produksi sebuah koreografi dimulai dari “1 kejelasan ide hasil research, 2 penyusunan konsep, 3 penentuan metode konstruksi, dan 4 presentasi atau pagelaran ”. Research sebagai langkah awal dilakukan untuk memperkuat ide atau gagasan. Research pada karya yang tidak dipertanggungjawabkan secara akademik dapat dicatat dalam buku harian, tetapi jika dipertanggungjawabkan secara akademik dibutuhkan cara-cara tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, setidaknya menurut Hidajat 2011:90 ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu: 1 dilacak dengan cara tertentu yang bersifat observasi, dokumentasi, atau partisipasi langsung, 2 menggunakan teknik analisis tertentu dalam mengambil kesimpulan, dan 3 mengambil kesimpulan. Untuk merangkum hasil research, seorang koreografer perlu menyusunnya dalam bentuk skrip tari. Menurut Hadi 2003:85 “skrip tari lebih berfungsi sebagai catatan terutama bagi penata tari, atau biasanya dibuat oleh koreogra fernya sendiri”. Skrip tari di antaranya berfungsi untuk merangkum gagasan, memandu kerja studio, dan sebagai dokumen tari. Latar belakang, orientasi garapan dan dasar pemikiran dari konsep-konsep garapan dalam pembuatan koreografi menjadi catatan yang sangat penting. Lebih lanjut Hadi 2003:86 menambahkan bahwa, dasar pemikiran akan memberikan keterangan dari konsep-konsep garapan yang meliputi aspek-aspek atau elemen-elemen koreografi, di antaranya adalah: a gerak tari, b ruang tari, c iringanmusik tari, d judul tari, e tema tari, f tipejenissifat tari, g mode atau cara penyajian, dan h jumlah penari, jenis kelamin dan postur tubuh. Apabila koreografi disajikan sebagai sebuah pertunjukkan tari yang lengkap, maka perlu ditambahkan aspek-aspek lain seperti: a rias dan kostum tari, b tata cahaya, dan c properti tari atau perlengkapan lainnya. Hampir sama dengan Hadi, Hidajat 2011:91-104 berpendapat bahwa untuk menuju produksi sebaiknya lebih dulu menentukan aspek-aspek koreografi di antaranya: a pemilihan tema, b judul, c cerita, d sinopsis, e sumber pendukung, f rangsang awal, g konsep garapan tipe tari, h mode penyajian, i musik tari, dan j konsep tata teknik pentas dekorasi, property, tata rias, tata busana dan tata sinar. Sedangkan Jacqueline Smith menggambarkan awal komposisi seperti skema di bawah ini.