Masyarakat dan Budaya Tionghoa di Kelurahan Sei Putih Timur II

interaksi, adanya kesinambungan dan adanya rasa identitas yang mempersatukan juga mempunyai ciri tambahan, yaitu mempersatukan semua anggota. Namun, disamping keempat ciri itu kelompok juga mempunyai ciri tambahan, yaitu organisasi dan sistem kepemimpinan. Warga di Kelurahan Sei Putih Timur II dapat disebut juga sebagai masyarakat, karena mereka memiliki interaksi secara kontinyu antar warga. Hal itu dapat dilihat secara langsung dengan adanya perkumpulan-perkumpulan kecil di sela kesibukan mereka dalam melakukan aktifitas. Tak jarang tegur sapa dan senyuman terlontar dengan ringan tanpa ragu. Meskipun mereka tidak berasal dari suku atau etnis yang sama, namun hal itu tidak menghentikan mereka untuk berkomunikasi dan berbagi informasi.

4.3. Masyarakat dan Budaya Tionghoa di Kelurahan Sei Putih Timur II

Kelurahan tersebut memiliki beragam etnis, salah satunya adalah etnis Tionghoa. Walaupun etnis tionghoa di kelurahan tersebut merupakan etnis minoritas. Mereka tetap mempertahankan kebudayaannya. Hal-hal tersebut tercermin dengan adanya perayaan-perayaan hari besar yang dilaksanakan oleh etnis tionghoa di daerah ini merupakan daya tarik tersendiri bagi suku-suku lain. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari adalah bahasa Hokkian bukan bahasa Mandarin. Bahasa hokkian merupakan bahasa dari suku hokkian. Bahasa ini digunakan karena telah dibawa oleh leluhur mereka ke Indonesia dan mereka tetap mempertahankan bahasa yang di bawa oleh para leluhur. Bahasa hokkian yang mereka gunakan bukanlah bahasa hokkian yang asli, Universitas Sumatera Utara namun bahasa hokian tersebut telah bercampur dengan bahasa Indonesia Hasil wawancara dengan warga setempat. Bahasa hokkian yang digunakan di kota Medan tidak dapat digunakan di kota lain, karena hanya dimengerti oleh orang Tionghoa yang bermukim di Medan. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh bahasa Indonesia dalam penggunaan bahasa hokkian sehari-hari mereka. Berdagang merupakan mata pencaharian sebagian besar etnis tionghoa, begitu juga di daerah ini. Keberadaan pasar Meranti Lama menjadikan peluang bisnis yang cukup menjanjikan bagi mereka. Berdagang pakaian, toko kelontong, berdagang roti, membuka usaha salon kecantikan, merupakan sebagian kecil dari bisnis yang mereka jalani.S ebagian besar usaha yang dijalani oleh masyarakat Tionghoa di daerah Kelurahan Sei Putih Timur II merupakan usaha yang dijalankan secara turun-temurun. Seperti usaha pabrik roti yang sudah dikelola oleh keluarga Tjin Tjin selama kurang lebih 25 tahun dan usaha bakmi oleh keluarga A Chien yang sudah mengelola usaha bakmi milik keluarganya selama kurang lebih 15 tahun Wawancara : Tjin Tjin dan A Chien tanggal 1 agustus 2013. Etnis Tionghoa yang berdomisili di daerah ini umumnya beragama Buddha, walaupun ada sebagian dari mereka yang sudah menganut agama lainnya seperti Islam atau Kristen. Namun demikian mereka masih berusaha menjaga dan menjalankan tradisi yang dibawa oleh para leluhur sebagai bagian dari budaya mereka. Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi budi atau akal diartikan sebagai hal- Universitas Sumatera Utara hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia Koentjaraningrat 2000: 181. Bangsa Indonesia memiliki banyak suku bangsa yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Masing-masing suku bangsa tersebut memiliki adat istiadat serta kebudayaan yang berbeda-beda, salah satunya etnis Tionghoa. Etnis Tionghoa biasa disebut juga China, mereka menyebut dirinya dengan istilah Tenglang Hokkien, Tengnang Tiochiu, atau Thongnyin Hakka. Dalam bahasa Mandarin mereka disebut Tangren Hanzi: 唐人, Hanyu Pinyin: Tángrén orang Tang atau lazim disebut Huaren Hanzi Tradisional: 華人 ,Hanzi Sederhana: 华 人 , Hanyu Pinyin: Huárén. Disebut Hanren karena orang China Utara menyebut diri mereka sebagai orang Han Hanzi: 漢人, Hanyu Pinyin: Hànrén orang Han, sementara Tangren dikarenakan sesuai dengan kenyataan bahwa orang Tionghoa- Indonesia mayoritas berasal dari China Selatan yang menyebut diri mereka sebagai orang Tang http:id.wikipedia.orgwikiTionghoa-Indonesia diunduh pada Jumat, 5 April 2013. Di Medan, masyarakat Tionghoa di dominasi oleh orang-orang yang berasal dari suku Hakka,yang secara estimologis mempunyai arti yaitu tamu. Orang Hakka dikenal sebagai suku yang ulet bekerja dan terikat kuat dengan ikatan terutama dengan penutur dialek yang sama. Semula orang-orang Hakka mendiami Cina bagian Utara, namun adanya becana alam dan peperangan suku menyebabkan mereka bermigrasi secara sporadis ke bagian Selatan. Namun wilayah-wilayah yang didatangi orang-orang Hakka pada umumya sudah cukup ramai penduduk yang bermukim. Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan tradisinya, mereka seringkali masih menggunakan pakaian tradisional cheongsam karena menurut hasil wawancara yang dilakukan pada masyarakat Tionghoa di Kelurahan Sei Putih Timur II, hal ini dianggap perlu bagi mereka untuk menjaga kelestarian kebudayaan mereka dan wajib mereka lakukan.

4.4 Motif pada Cheongsam di Cina