Dalam menjalankan tradisinya, mereka seringkali masih menggunakan pakaian tradisional cheongsam karena menurut hasil wawancara yang dilakukan
pada masyarakat Tionghoa di Kelurahan Sei Putih Timur II, hal ini dianggap perlu bagi mereka untuk menjaga kelestarian kebudayaan mereka dan wajib mereka
lakukan.
4.4 Motif pada Cheongsam di Cina
Berbagai motif cantik sering terlihat pada cheongsam. Motif yang digunakan merupakan tanda dan simbol tradisional Cina dan setiap simbol
memiliki maknanya tersendiri. Di masa lalu, motif yang umum terdapat pada cheongsam
adalah motif naga, phoenix, kupu-kupu, ikan, bunga anggrek, peony dan lainnya Xu, 2011: 72. Disamping motif tersebut, juga terdapat motif saling
berhubungan satu sama lain, bahkan saling melengkapi sehingga membentuk kombinasi dari beberapa gambar yang memunculkan keindahan, seperti
pemandangan alam dan burung gagak. Pada akhir dinasti Qing 1644-1911, China mulai mengimport beberapa
mesin tenun yang berasal dari daerah barat Xu, 2011: 73. Hasil dari mesin tenun tersebut menciptakan motif yang menonjol seperti brokat dan bordir. Teknik yang
berasal dari mesin tenun yang di datangkan dari daerah barat ini semakin lama semakin menyusut peminatnya, dikarenakan biaya produksinya yang cukup tinggi.
Dengan berkurangnya peminat dari hasil mesin tersebut, maka bahan-bahan seperti blacu 花布 pinyin: huabu, rami 苎麻 pinyin: zhuma;, sutera 丝绸
pinyin: sichou, rayon 人造丝 pinyin: renzaosi digunakan untuk membuat
Universitas Sumatera Utara
cheongsam dalam jumlah yang banyak. Pada saat itu cheongsam memiliki bentuk
warna motif yang sederhana dan kebanyakan motif biasanya hanya terdiri dari satu gambar, segaris bunga yang merambat atau beberapa kumpulan bunga-bunga
kecil dan lurus Lihat lampiran gambar 4 sampai 10. Motif-motif tersebut yang lebih diminati dan diterima oleh masyarakat
Di awal abad ke-20, bahan dengan motif lurus dan motif berbentuk geometris sangat populer Xu, 2011: 74. Bahan dengan model ini biasanya
digabungkan dengan motif bunga, batang yang melingkar sulur, dan burung gagak yang hinggap di cabang pohon yang melambangkan awal dari sebuah
kebahagiaan. Bahan tersebut dibuat transparan dan sangat elegan. Pada tahun 1930-an dan 1940-an, cheongsam memiliki motif kuncup bunga Xu, 2011: 74.
Warna pada motif tersebut diawali dengan warna-warna yang cukup elegan dan lembut hingga warna yang cukup terang. Latar belakang warna yang umum
biasanya menggunakan warna yang alami, kuning terang, hijau yang mencolok dan merah muda terang, yang di hiasi oleh bunga-bunga yang besar. Cheongsam
modern memiliki motif yang kurang mencolok. Cheongsam ini lebih menampilkan kesan elegan dan selera yang baik yang menggambarkan kekayaan
dan kebangsawanan seseorang. Jika dilihat lebih jauh lagi, cheongsam dapat dipandang sebagai sebuah pemandangan. Motifnya tidak dapat dilihat langsung
dari jauh, namun harus dilihat secara dekat dan jelas. Detailnya menggambarkan kriteria pembuatnya.
Universitas Sumatera Utara
4.5 Motif Cheongsam dan fungsinya