6
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Belajar
Skinner dalam Rifa’i dan Chatarina 2010:106 menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan perilaku. Perilaku dalam belajar memiliki arti luas,
yang sifatnya bisa berwujud perilaku yang tidak tampak atau perilaku yang tampak. Sebagai suatu proses, dalam kegiatan belajar dibutuhkan waktu sampai
mencapai hasil belajar, dan hasil belajar itu berupa perilaku yang lebih sempurna dibandingkan dengan perilaku sebelum melakukan kegiatan belajar. Seperti yang
dikatakan Gagne 1977:3 belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama waktu tertentu, dan perubahan perilaku tersebut
tidak berasal dari proses pertumbuhan. Kecakapan atau kemampuan yang dimaksud adalah kemampuan dasar manusia atau yang sering disebut sebagai
faktor internal siswa yang salah satunya adalah kemampuan verbal. Melalui proses belajar, diharapkan kemampuan dasar tersebut dapat berubah dan menjadi
lebih baik. Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang
dan belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan oleh seseorang.
Rifa’i dan Chatarina 2010:82 menambahkan bahwa belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan,
tujuan, kepriabadian, dan bahkan persepsi seseorang maupun memahami bahwa aktivitas belajar itu memegang peranan penting dalam proses psikologis.
Semiawan 2008: 11 menambahkan bahwa belajar menurut aliran Piaget adalah adaptasi yang holistik dan bermakna yang datang dari dalam diri seseorang
terhadap situasu baru, sehingga mengalami perubahan yang relatif permanen. Kemudian dari beberapa
pengertian tersebut Rifa’i dan Chatarina 2010:82 memberikan kesimpulan bahwa konsep tentang belajar mengandung tiga unsur
7
utama yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, penjabaran ketiga unsur tesebut adalah :
1. Belajar berkaitan dengan perubahan prilaku. 2. Perubahan prilaku tersebut terjadi karena didahului oleh proses
pengalaman. 3. Perubahan prilaku karena belajar bersifat relatif permanen.
Sedangkan Sardiman 2003:26 menyatakan tujuan belajar terdiri dari tiga jenis, yaitu :
1. pengetahuan, 2. penanaman konsep,
3. pembentukan sikap. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem belajar
yang kondusif. Sistem belajar di dalamnya memiliki beberapa unsur seperti peserta didik, pendidik, metode, serta hasil yang saling kait-mengait sehingga
menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat permanen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang keseluruhan saling terikat satu dengan yang lainnya. Masukan terdiri atas peserta didik dan segenap
kemampuan dasar yang dimilikinya termasuk kemampuan verbal yang merupakan salah satu kemampuan dasar siswa. Proses terdiri atas kurikulum, sarana
prasarana, metode serta evaluasi yang dilakukan. Evaluasi belajar yang dilakukan di sekolah biasanya menggunakan tes yang berbentuk tes objektif dan tes essay.
Keluaran meliputi hasil dari evaluasi yang selanjutnya disebut sebagai hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap, keterampilan dan lain sebagainya.
Komponen-komponen dalam sistem saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Hasil belajar akan baik jika semua komponen dapat berjalan dan
terlaksana dengan baik. Dengan kata lain hasil balejar akan baik apabila kemampuan verbal dan kemampuan penyelesaian tes fisika yang dimiliki para
siswa baik.
2.1.2 Pengertian Pembelajaran