Pengertian Pembelajaran Landasan Teori

7 utama yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, penjabaran ketiga unsur tesebut adalah : 1. Belajar berkaitan dengan perubahan prilaku. 2. Perubahan prilaku tersebut terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. 3. Perubahan prilaku karena belajar bersifat relatif permanen. Sedangkan Sardiman 2003:26 menyatakan tujuan belajar terdiri dari tiga jenis, yaitu : 1. pengetahuan, 2. penanaman konsep, 3. pembentukan sikap. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem belajar yang kondusif. Sistem belajar di dalamnya memiliki beberapa unsur seperti peserta didik, pendidik, metode, serta hasil yang saling kait-mengait sehingga menghasilkan perubahan perilaku yang bersifat permanen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu sistem yang terdiri dari masukan, proses dan keluaran yang keseluruhan saling terikat satu dengan yang lainnya. Masukan terdiri atas peserta didik dan segenap kemampuan dasar yang dimilikinya termasuk kemampuan verbal yang merupakan salah satu kemampuan dasar siswa. Proses terdiri atas kurikulum, sarana prasarana, metode serta evaluasi yang dilakukan. Evaluasi belajar yang dilakukan di sekolah biasanya menggunakan tes yang berbentuk tes objektif dan tes essay. Keluaran meliputi hasil dari evaluasi yang selanjutnya disebut sebagai hasil belajar yang berupa pengetahuan, sikap, keterampilan dan lain sebagainya. Komponen-komponen dalam sistem saling terkait dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Hasil belajar akan baik jika semua komponen dapat berjalan dan terlaksana dengan baik. Dengan kata lain hasil balejar akan baik apabila kemampuan verbal dan kemampuan penyelesaian tes fisika yang dimiliki para siswa baik.

2.1.2 Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses reformasi menuju transformasi menuju akulturasi diri sebagai human being yaitu manusia beremosi, berpikir belajar, 8 berkeinginan, dan lain sebagaianya Sumaryanto 2010 : 6. Senada dengan hal itu Arifin 2012: 17 mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara pendidik guru dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar peserta didik, baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak, untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Rifa’i dan Chatarina 2010:128 berpendapat bahwa teori belajar konstruktivistik yang menyatakan bahwa pendidik guru tidak dapat memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Kemudian Slavin dalam Rifa’i dan Chatarina 2010:128 menerangkan peran pendidik ialah : a. Memperlancar proses pengkonstruksian pengetahuan dengaan cara membuat informasi secara bermakna dan relevan dengan peserta didik. b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengungkapkan atau menerapkan gagasannya sendiri. c. Membimbing peserta didik untuk menyadari dan secara sadar menggunakan strategi belajarnya sendiri. Intisari dari teori konstruktivisme adalah bahwa belajar merupakan proses penemuan dan transformasi informasi kompleks yang berlangsung pada diri seseorang. Individu yang sedang belajar dipandang sebagai orang yang secara konstan memberikan informasi baru untuk dikonfirmasikan dengan prinsip yang telah dimiliki kemudian merevisi prinsip tersebut apabila sudah tidak sesuai dengan informasi yang baru diperoleh. Agar peserta didik mampu melakukan kegiatan belajar, maka dia harus melibatkan diri secara aktif. Dan pendidik memberikan fasilitas yang layak dan memenuhi untuk keberlangsungan pembelajaran yang baik dan efektiv. Dengan kata lain peserta didik harus benar- benar mempersiapkan diri untuk menghadapi proses belajar mengajar. Seperti yang di sampaikan Rifa’I dan Chatarina 2010:128 aktifitas belajar pada diri manusia ditentukan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan informasi. Oleh karena itu faktor internal peserta didik siswa sangat 9 mempengaruhi proses belajar karena berhubungan erat dengan proses penerimaan informasi. Ada delapan tahap belajar menurut Gagne 1977: 10 yaitu : 1. belajar sinyal; 2. belajar stimulus-respon; 3. belajar mengenai tingkah laku; 4. belajar asosiasi verbal; 5. belajar deskriminasi; 6. belajar konsep; 7. belajar aturan; dan 8. belajar memecahkan masalah.

2.1.3 Kemampuan Verbal