Pengasuh Perijinan Al-Fityan Kota Medan
komunikator tersebut, maka hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan.
Menurut Onong Uchajana Effendi.
93
ada beberapa faktor yang mempengaruhi
kredibilitas seorang
komunikator, yaitu:
kesiapan Preparedness,
kesungguhan Seriousness,
ketulusan Sicerity,
kepercayaan Confidence, ketenangan Poise, keramahan Friendship, dan kesadaraan Mederation, mengenai faktor-faktor dimaksud, untuk lebih
jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a. Kesiapan Preparedness
Seorang pengasuh dalam hal ini sebagai komunikator yang tampil di depan santri harus bisa menunjukkan kepada santrinya, bahwa ia muncul di
hadapa santrinya dengan persiapan yang matang. Kesiapan ini akan tampak pada gaya komunikasi yang menyakinkan dan pesan-pesan yang efektif
disampaikan kepada santri. b. Kesungguhan Seriousdness
Seorang pengasuh yang berbicara dan membahas suatu materi harus menunjukan kesungguhan dirinya dalam menyampaikan materi tersebut.
Tindakan ini setidaknya bisa menumbuhkan kepercayaan santri kepadanya, meskipun dalam hal ini seorang pengasuh itu berhasil senyisi pkan suatu
humor ke dalam komunikasinya, tetapi dengan berhati-hati sekali ia harus bisa menghindarkan diri dari julukan sebagai pelawak sihingga wibawanya
tetap terjaga dihadapan santri. c. Ketulusan Sincerity
Seorang pengasuh dalam hal ini harus bisa membawakan kesan kepada santri, bahwa ia tulus menyampaikan materi tersebut hanya untuk
kemajuan santrinya. Ia harus berhati-hati untuk menghindarkan kata-kata yang mengarah kepada ketidak tulusan atau kesan palsu kepada santrinya.
d. Kepercayaan Confidence
93
Onong Uchajana Effendi, Filsafat Komunikasi, h. 17-19.
Seorang pengasuh, harus senantiasa memancarkan kepastian. Ini harus muncul dengan penguasaan diri dan situasi secara sempurna. Ia harus
selamanya siap menghadapi segala situasi. Tetapi kendatipun ia harus menunjukkan kepercayaan dirinya, jagan sekali-kali bersikap takabur.
e. Ketenangan Poise Santri cenderung akan menaruh kepercayaan kepada pengasuh yang
tenang dalam penampilan dan tenang dalam mengutarakan kata -kata ketenagan ini perlu dipelihara dan selalu ditunjukan pada setiap peristiwa
komunikasi menghadapi santri. Ketenangan yang ditunjukan seorang pengasuh akan menimbulkan kesan pada santri bahwa pengasuh merupakan
orang yang sudah berpengalaman dalam menghadapi santridan menguasai persoalan yang akan dibicarakan. Lebih-lebih apabila ketenangan itu
diperhatikan disaat pengasuh menghadapi pertanyaan yang sulit atau mendapat serangan gencar dari santri, seolah-olah pertanyaan atau serangan
itu sudah biasa baginya. Dan memang benar, jika pengasuh dapat bersikap tenang ia akan dapat melakukan ideasi Ideation dengan mantap, yaitu
pengorganisasian pikiran, perasaan, dan hasil, penginderaannya secara terpadu, sehingga yang terlontar adalah jawaban yang argumentative.
f. Keramahan friendship Keramahan pengasuh akan menimbulkan rasa simpati san tri
kepadanya. Keramahan tidak berarti kelemahan, tetapi mengekspresian sikap etis. Lebih-lebih jika pengasuh muncul dalam forum yang mengandung
perdebatan. Sebagai contoh adakalanya dalam suatu forum, timbul tanggapan salah seorang santri diantara yang hadir berupa kritik yang pedas. Dalam
situasi seperti ini sikap hormat pengasuh dalam memberikan jawaban akan meluluhkan sikap emisional sipengeritik dan akan menimbulkan rasa simpati
kepada pengasuh. Jadi keramahan tidak saja ditunjukan dengan ekspresi wajah, tetapi juga dengan cara pengutaraan panduan pikiran dan perasaannya.
g. Kesenderhanaan mederation
Kesenderhanaan tidak hanya menyangkut hal-hal yang bersifat fisik, tapi juga dalam hal penggunaan bahasa sebagai alat untuk menyalurkan
pikiran, perasaan dan gaya mengkomunikasikannya. Kesenderhanaan sering kali menunjukan keaslian dan kemurnian sikap. Dalam kehidupan sehari-hari
sering kita jumpai komunikator pengasuh yang meniru gaya orang lain. Yang ditiru sudah tentu orang yang mashur, dengan harapan dia memperoleh
penilaian sebagai seorang yang hebat. Peniruan seperti ini justru akan mengurangi penilaian positif dari pihak komunikan santri. Seorang
pengasuh yang baik harus bisa memberi keteladanan pada santri dan prilaku serta tutur kata sehingga santri dapat menyerap dan mengaplikasikan pesan -
pesan yang disampaikan dengan baik.