6 2012
64 7
2013 72
8 2014
64 9
2015 50
10 2016
46
Tahun 2007 anak yatim berjumlah 82, yang 82 orang ini adalah anak yatim laki-laki, di tahun 2011 peralihan dari laki-laki ke perempuan. Dengan
alasan supaya anak perempuan juga merasa diperhatikan kondisinya setelah di tinggal oleh ayah mereka. Dengan melihat kondisi seperti ini maka beralih
dari laki-laki ke perempuan. 4 tahun menurun jumlah anak yatim disebabkn karena donator semakin berkurang.
91
B. Visi Misi Al-Fityan Kota Medan 1.
Visi
Membentuk generasi penerus yang unggul dan paripurna yang menguasai teknologi modren.
2. Misi
a. Memberikan pendidikan dan pengoyaman kepada anak yatim agar mereka menjadi unsur perubahan dalam masyarakat.
b. Membina dan mendidik anak-anak yatim dan siswa dan mengangkat
derajat kehidupan
mereka ditengah-tengah
masyarakat. c. Memberikan perhatian khusus kepada para siswa berprestasi dan
memberikan peluang
kepada mereka
untuk melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi. d. Mewujudkan lingkungan yang baik dan Islami yang jauh dari
penyimpangan dan problematika masyarakat.
91
Wawancara Pribadi Dengan Ali Yusuf Selaku Direktur Dompet Sosial Al-Fityan Kota Medan, 2 Marat 2016 Pukul 10.30
e. Mencetak generasi-generasi berpendidikan dan berwawasan luas yang memiliki skill dan keterampilan.
C. Perijinan Al-Fityan Kota Medan
Al-Fityan Medan berdiri sejak tahun 2007 denga legalitas formal sebagai berikut:
Tabel 3 Surat Perizinan
No Tahun Keterangan
1 1112004
Akta 2
2007 Sk dinas pendidikan No 42012094pr
3 511 2007
NSS Nomor
Statistik Sekolah
No 42013478pr
4 222009
NPSN Nomor Pokok Sekolah Nasional No 102060178
5 4 102010
Akreditasi BAN-SM A
D. Stategi Komunikasi Pengasuh Dalam Membina Anak Yatim Di Asrama Maryam Al-Fityan Kota Medan.
Mengasuh santri bukanlah pekerjaan yang mudah, akan tetapi merupakan suatu aktivitas yang menggunakan strategi -strategi tertentu.
Dalam membina anak yatim seorang pengasuh yang progressif harus mengetahui dengan pasti, kompetensi apa yang dituntut oleh santri kepa da
dirinya. Setelah mengetahui dapat dijadikan pedoman untuk meneliti dirinya sendiri apakah dia sebagai pengasuh dalam menjalankan tugasnyatelah dapat
memenuhi kompetensi-kompetensi itu. bila belum, pengasuh yang baik harus berani mengakui kekurangannya dan berusaha untuk melakukan perbaikan
dengan demikian pengasuh tersebut berusaha mengembangkan dirinya. Kesadaran akan penerapan pengasuh menuntut tanggu jawab yang
berat bagi diri pengasuh. Ia harus berani menghadapi tantangan dalam tugas maupun lingkungannya, hal-hal apa yang akan mempengaruhi perkembangan
pribadi pengasuh. Berarti pengasuh harus berani mengubah dan