c. Keteladanan sikap dan semangat pengasuh dalam membina sehingga sangatlah mendukung dalam keberhasilan terhadap
santridalam belajar mereka. d. Tersedianya tenaga pengajar propessional yang memiliki
spesialisasi dalam bidang pembinaan ibadah terhadap santri e. Media belajar yang yayasan berikan cukup tersedia seperti Alquran,
alat tulis dan lain-lain. f. Adanya mosholla serta masjid sebagai media untuk melakukan
pembinaan ibadah.
94
2. Faktor Penghambat Dalam Membina Anak Yatim Di Asram Maryam Al-Fityan Kota Medan
a. Keperibadian serta latar belakang santri yang berbeda-beda membuat para pengasuh mendapatkan kesulitan dalam menghadapi
santri. b. Kurangnya kesadaran pada diri santri dalam menjalani program-
program yang ada di Asrama. c. Kurang bersyukur santri mengakibatkan sulit untuk menyadarkan
mereka karena mereka tinggal di asrama semua gratis, spp sekolah, makan, peralatan mandi, peralatan tulis sumua dibayar sama
donatur yang sudah ada. d. Para santri masih terbawa kebiasaan-kebiasaan lama mereka
sebelum masuk ke asrama e. Bahasa yang digunakan di asrama adalah bahasa Arab santri yang
melanggar bahasa disebabkan karena keasik cerita. f. Santri yang datang dari budaya yang berbeda juga menjadi
kendala komunikasi antara santri dan pengasuhnya. g. Para santri notabene adalah pelajar dan masih remaja mengalami
masa puberitas.
94
Hasil Wawancara Peneliti Dengan, Ustadzah Arini Suryani, Selaku Bidang Pendidikan Di Asrama Maryam, Medan 23 Februari 2016 Pukul 16.30.
96
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan realitas strategi komunikasi pengasuh bidang dalam membina anak yatim di asrama Maryam Al-Fityan kota Medan. Dapat
dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Strategi komunikasi persuasif juga dapat memberikan pengaruh yang
besar dibandingkan dengan strategi komunikasi lainnya. Strategi komunikasi strategi merangkul sangatlah efektif dikarenakan dalam
membina anak yatim ini adalah upaya untuk memberikan keperca yaan terhadap diri santri dengan menumbuhkan rasa percaya diri sehingga
mereka merasa nyaman untuk tinggal di asrama. Strategi ini sangatlah diperlukan oleh seorang pengasuh sebagai komunikator dalam
menyampaikan pesannya. Selain itu hukuman diadakan untuk memberikan rasa tanggung jawab terhadap apa yang mereka lakukan
baik hal positif ataupun negatif dengan tidak melakukan kesalahan untuk yang kedua kalinya.Startegi komunikasi yang ideal pada
dasarnay adalah strategi komunikasi yang mampu menselaraskan dan mendukung gerak keseluruhan komponen di dalammnya, meliputi
komunikator, komunikan, media, isi pesan, sehingga mampu memenuhi harapan yang diinginkan melalui sebuah proses komunikasi
yang efektif. 2. Hambatan-hambatan yang dihadapi pengasuh dalam membina anak
yatim di asrama Maryam Al-fityan kota Medan keperibadian serta latar belakang santri yang berbeda-beda terkadang membuat para
pengasuh mendapatkan kesulitan dalam menghadapi mereka, sehingga untuk menghadapi prilaku santri cukup sulit untuk diberi pengarahan,
kurangnya kesadaran pada diri santri dalam menjalani program -