18
2. Kompetensi inti sosial, perkembangan yang meliputi kemampuan anak untuk
memiliki perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri, peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain,
mampu menyesuaikan diri, tanggungjawab, jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan teman
3. Kompetensi inti pengetahuan, dimana anak-anak mengenali diri, keluarga,
teman, pendidik, lingkungan sekitar, agama, teknologi, seni, dan budaya di rumah, tempat bermain dan satuan PAUD dengan cara: mengamati dengan
indera melihat, mendengar, menghidu, merasa, meraba; menanya; mengumpulkan informasi; menalar, dan mengomunikasikan melalui kegiatan
bermain 4.
Kompetensi inti keterampilan, kemampuan anak untk menunjukkan yang diketahui, dirasakan, dibutuhkan, dan dipikirkan melalui bahasa, musik,
gerakan, dan karya secara produktif dan kreatif, serta mencerminkan perilaku anak berakhlak mulia
2.2.5. Perkembangan Moral Anak Usia Dini
1. Perkembangan Moral Anak Menurut Psikologi Agama Menurut penelitian Ernest Harms seperti dikutip dalam Sari 2010, tingkatan
perkembangan agama anak dimulai dengan The Fairy Tale Stage tingkat dongeng yaitu pada usia 3-6 tahun. Pada fase ini, pengenalan mereka tentang Tuhan
dipengaruhi oleh tingkat fantasi dan emosi mereka sendiri. Mereka banyak dipengaruhi oleh dongeng-dongeng yang kurang masuk akal. Sifat agama mereka
sebagai berikut: a. Unreflective Tidak mendalam
Mereka menerima setiap ajaran agama tanpa melakukan kritik sedikit pun. Mereka kadang merasa puas dengan keterangan yang tidak masuk akal.
b. Egosentris Perkembangan agama anak berjalan sesuai perkembangan pengalaman
mereka. Mereka selalu menonjolkan kepentingan diri mereka dalam menanggapi
19
masalah-masalah yang berkaitan dengan agama. Kekurangan kasih sayang akan membuat seorang anak menjadi kenak-kanakan serta rendahnya sifat ego mereka. Hal
tersebut tentunya menghambat perkembangan moral keagamaannya. c. Imitatif
Pada dasarnya anak-anak meniru apa yang mereka lihat dari orang dewasa. Kondisi yang mereka lihat dari lingkungan adalah sesuatu yang sangat berguna bagi
mereka untuk ditiru. Anak perempuan merupakan peniru yang hebat. Kondisi ini sangat menguntungkan bagi pembelajaran agama bagi mereka.
d. Rasa Heran Rasa kagum pada anak sangatlah berbeda dengan rasa kagum pada orang
dewasa karena mereka belum memilki sifat kritis dan kreatif. Hal tersebut memberi ruang agar dapat memotivasi anak-anak untuk mengalami hal-hal yang baru new
experiences. Rasa kagum mereka bisa disalurkan melalui rasa kagum. 2. Perkembangan Moral Menurut Psikologi Perkembangan
Adapun teori mengenai jiwa keagamaan anak, yaitu: a. Rasa Ketergantungan Sense of Dependable.
Ada 4 kebutuhan manusia ketika dilahirkan ke dunia; keinginan untuk perlindungan security, keinginan untuk pengalaman baru new experience,
keinginan untuk mendapatkan tanggapan response, dan keinginan untuk dikenal recognition. Keempat hal tersebut menandakan bahwa sejak lahir, anak memilki
rasa ketergantungan yang tinggi. Rasa keagamaan mereka akan timbul ketika mereka merasakan pengalaman-pengalaman yang baru.
b. Instink keagamaan Belum terlihatnya tindak keagamaan pada diri anak karena beberapa fungsi
kejiwaan yang menopang kematangan berfungsinya insting belum sempurna. Oleh karena itu pengalaman keagamaan anak perlu diperkenalkan jauh sebelum mereka
berusia 7 tahun atau usia sekolah.
20
2.3. Pendidikan