20
2.3. Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu hak mendasar yang dimiliki oleh setiap orang dan harus didapatkan sejak lahir. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan
terus-menerus berkembang. Secara umum, pendidikan adalah proses pengembangan diri tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupannya. Setiap
individu yang berpendidikan akan mampu menunjukan pengaruh positif teristimewa dalam berprilaku, bersosialisasi serta hidup berdampingan dengan orang lain
dilingkungan sekitarnya. Pendidikan juga mencerminkan kehidupan seseorang yang berakhlak dan bertanggung jawab bagi masa depannya secara individu serta
kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
2.3.1. Pendidikan Anak Usia Dini
Salah satu tujuan dari pembangunan Nasional yang tercantum dalam pembukaan undang-undang 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa agar
menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, bertanggung jawab, maju dan mandiri sesuai dengan tatanan kehidupan masyarakat yang berdasarkan pancasila.
Hak yang tercantum juga di dalam undang-undang adalah bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI 1989 tentang undang-undang nomor 2 mengenai sistem pendidikan nasional, mengatakan bahwa peranan pendidikan adalah untuk menciptakan manusia
pacasila yang memiliki kualitas pendidikan yang tinggi dan memiliki kemampuan
untuk berkarya sendiri dan mendukung perkembangan bangsa.
Dalam Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI 2003 tentang undang- undang nomor 20 tahun mengenai system pendidikan nasional menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Tentu saja hal ini bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indoensia seutuhnya, yaitu manusia
21
yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Menyadari pentingnya pendidikan dalam kehidupan, maka dalam UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1, Pasal 1, Butir 14 juga
menyatakan bahwa ”Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan
lebih lanjut”. Sebagai tingkatan yang paling dasar dalam penerapan pendidikan di
Indonesia, Pendidikan Anak Usia Dini PAUD perlu mendapatkan perhatian serius terutama dalam membentuk karakter anak yang adalah penerus masa depan bangsa.
Prinsip yang mendasarinya adalah karena pada tingkatan usia ini, seluruh instrumen manusia terbentuk bukan hanya kecerdasan saja tetapi juga kecakapan psikis anak,
sehingga masa ini disebut sebagai masa emas perkembangan golden age of development.
Dalam hubungannya dengan kecerdasan dan kecakapan, perkembangan anak pada tahun- tahun pertama sangat penting karena perkembangan tersebut menentukan
kualitas hidupnya di masa depan. Selain merupakan individu yang berbeda, unik, dan memiliki karakteristik sendiri sesuai dengan tahapan usianya, anak dilahirkan dengan
potensi yang mampu berkembang secara baik termasuk di dalamnya perkembangan karakter yang tidak terlepas dari aspek-aspek perkembangan lainnya. Karakter anak
akan sangat menentukan kehidupan mereka di tahun-tahun berikutnya di mana mereka banyak dipengaruhi oleh lingkungan sosial baik keluarga sebagai lingkup
social yang terkecil hingga lingkungan masyarakat sebagai lingkupa yang terbesar. Pendidikan anak usia dini merupakan strategi pembangunan sumber daya
manusia harus dipandang sebagai titik sentral mengingat pembentukan karakter bangsa dan kehandalan SDM ditentukan bagaimana penanaman sejak anak usia dini.
Memang Pendidikan Anak Usia Dini bukanlah satu-satunya yang paling penting bagi
22
kesuksesan seorang anak di masa depan. Namun, hal tersebut merupakan satu diantara banyak hal penting yang harus diperhatikan. Karena kematangan pendidikan
sejak usia dini sangat berpengaruh bagi perkembangan anak dari berbagai aspek kecerdasan. Selain itu dengan Pendidikan Anak Usia Dini, anak akan menjadi lebih
matang dan siap dalam menghadapi dunia sekolah. Pendidikan anak usia dini merupakan tempat yang tepat dan cukup
dibutuhkan anak untuk menghadapi masa depannya. Pendidikan anak usia dini akan memberikan persiapan anak menghadapi masa-masa ke depannya, yang paling dekat
adalah menghadapi masa sekolah. Pendidikan anak usia dini tidak sekedar berfungsi untuk memberikan pengalaman belajar kepada anak, tetapi yang lebih penting
berfungsi untuk mengoptimalkan perkembangan otak. Pendidikan anak usia dini sepatutnya juga mencakup seluruh proses stimulasi psikososial dan tidak terbatas
pada proses pembelajaran yang terjadi dalam lembaga pendidikan. Artinya, pendidikan anak usia dini dapat berlangsung dimana saja dan kapan saja seperti
halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya, dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia
dini. Hal penting yang menjadi fokus utama dalam pendidikan serta dalam
penelitian ini adalah kecakapan yang berhubungan dengan karakter atau moral. Permendikbud 146 tahun 2014 pada lampiran pertama menyatakan bahwa moral juga
merupakan karakteristik dari kurikulum perkembangan pendidikan anak usia dini ini. Hal tersebut disamping aspek lain yang terintergral dalam empat kompetensi dasar
yaitu kompetensi dasar spiritual, kompetensi dasar sosial, kompetensi dasar pengetahuan dan kompetensi dasar keterampilan.
Kecakapan ini perlu ditanamkan sejak dini di samping kecakapan dalam aspek-aspek lain. Dalam aspek moral ini, anak diperkenalkan tentang bagaimana
bersosialisasi, bersikap dan bertindak dengan sesama dan mampu membangun suatu hubungan yang harmonis dengan orang lain dalam suasana yang terkendali serta
adanya rasa saling memahami. Pada kondisi inilah anak sebagai individu yang belum
23
sepenuhnya mengenal aturan dan tata cara berprilaku serta cara bersikap dengan orang lain mulai belajar bergaul dan memahami orang lain.
Hal ini berarti bahwa pembentukan karakter perlu didasarkan pada bagaimana menanamkan secara menyeluruh aspek-aspek tersebut di atas menjadi suatu kesatuan
yang kuat sebagai pedoman perkembangan anak dalam dunia pendidikan. Seorang ahli bernama Lickona menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling
terkait yaitu pengetahuan tentang moral moral knowing, perasaan tentang moral moral feeling dan perilaku bermoral moral behavior. Artinya, manusia yang
berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan knowing the good, menginginkan dan mencintai kebaikan loving the good, dan melakukan kebaikan
acting the good.
2.3.2. Pendidikan Moral