Uji Normalitas Uji Asumsi klasik

40

3.3.3. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, yang dilakukan dengan perbandingan dengan membaca buku-buku dan laporan keuangan dari perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3.4. Teknik analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan metode Kolmogorov Smirnov dengan menggunakan program SPSS Sumarsono, 2004: 40. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah : - Jika nilai signifikan nilai profitabilitasnya lebih kecil dari 5, maka distribusi adalah tidak normal. - Jika nilai signifikasi nilai profitabilitasnya lebih besar dari nilai 5, maka distribusi adalah normal.

3.4.2. Uji Asumsi klasik

Persamaan regresi diatas tersebut harus bersifat BLUE Best Linear Unbrased Estimator artinya pengambilan keputusan uji F dan uji t tidak 41 boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi klasik yaitu: 1. Non Autokorelasi tidak boleh ada autokorelasi 2. Non Multikolinearitas tidak boleh ada multiklinearitas 3. Homokedastisitas tidak boleh ada heteroskedasitisitas Berikut penjelasan ketiga asumsi klasik diatas:

1. Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai “korelasi antar data observasi yang diurutkan berdasarkan urutan waktu data time series atau data yang diambil pada waktu tertentu data cross-sectional” Gujarati, 1999: 201. Menurut Santoso 2001 : 219 uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 sebelumnya. Untuk menguji apakah terjadi autokorelasi atau tidak, digunakan uji Durbin-Watson Dw-Test, dengan ketentuan sebagai berikut: • Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif • Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi • Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

2. Multikolinieritas

Uji multikolnieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable bebasindependen. Model 42 regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variable bebas. Jika variable bebas saling berkorelasi, maka variable-variabel ini tidak orthogonal. Variable orthogonal adalah variable yang nilai korelasi antar sesame variable bebas sama dengan nol Gujarati, 2001: 57 Menurut Santoso 2002: 206 model regresi bebas dari multikolinieritas bila : a. Variance inflation factor VIF disekitar angka 1 atau lebih kecil dari10 b. Mempunyai angka tolerance mendekati 1.

3. Heteroskedastisitas

Pada regresi linear nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel X. hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearmen r s varian variable dalam model tidak sama konstan. Jika terdapat heteroskedastisitas maka akan menyebabkan penaksir yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun besar, walaupun penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya. Ini disebabkan oleh varians yang tidak minimum Algifari, 2000: 85. antara residual dengan seluruh variabel bebas. Menurut Santoso 2002: 301 deteksi adanya heteroskedastisitas adalah: a. Nilai probabilitas 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas. b. Nilai probabilitas 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas. 43

3.4.3. Teknik Analisis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Risiko Sistematis, Ukuran Perusahaan, Dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di BEI

2 71 92

Pengaruh Likuiditas, Leverage, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan terhadap Kebijakan Dividen pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI

2 8 123

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI Pengaruh Risiko Investasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2015.

1 3 14

PENGARUH RISIKO INVESTASI TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI Pengaruh Risiko Investasi Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2011-2015.

0 2 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN , PROFITABILITAS ,DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 0 8

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP Pengaruh Ukuran Perusahaan Dan Leverage Terhadap Corporate Social Responsibility Pada Perusahaan Sektor Manufaktur Di Indonesia Yang Terdaftar Di BEI.

0 1 15

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI).

0 0 84

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, LEVERAGE, KEBIJAKAN DIVIDEN DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI SKRIPSI

1 7 16

PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, LEVERAGE OPERASI TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

0 0 21

PENGARUH RISIKO PERUSAHAAN, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF YANG TERDAFTAR DI BEI

0 0 18