Metode-metode Pemberdayaan Pemberdayaan Empowerment

adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini, kegiatan bank sampah merupakan media dan sarana bagi warga Perumahan Bukit Pamulang Indah dalam melaksanakan partisipasinya. Dengan demikian, pendekatan partisipatoris dilihat sebagai pendekatan utama bagi yayasan bunga melati utama dalam strategi pengelolaan sumber daya berbasis komunitas. Berbicara mengenai partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan masyarakat, dalam buku soetomo ada enam tafsiran dan makna yang berbeda tentang partisipasi yang di inventarisir oleh Mikkelsen, pertama, partisipasi adalah kotribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa ikut serta dalam pengambilan keputusan. Kedua, partisipasi adalah usaha membuat masyarakat semakin peka dalam meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan menanggapi proyek-proyek pembangunan. Ketiga, partisipasi adalah proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok terkait mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. Keempat, partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat sekat dalam tempat dengan para staff dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan monitoring proyek, agar memperoleh informasi mengenai konteks lokal dan dampak-dampak sosial. Kelima, partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukannya sendiri. Keenam, partisipasi dalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. 9 Tiga alasan mengapa partisipasi masyarakat mempunyai sifat sangat penting. Pertama partisipasi masyarakat merupakan suatu alat guna memperoleh informasi mengenai kondisi, kebutuhan, dan sikap masyarakatnya, tanpa kehadirannya, program pembangunan serta proyek- proyek akan gagal, alasan kedua adalah bahwa masyarakat akan lebih mempercayai proyek atau program pembangunan jika merasa dilibatkan dalam proses persiapan dan perencanannya, karena mereka akan mengetahui seluk beluk proyek tersebut dan akan mempunyai rasa memiliki terhadap proyek tersebut. Alasan ketiga yang mendorong adanya partisipasi umum karena timbul anggapan bahwa merupakan suatu hak demokrasi bila masyarakat dilibatkan dalam pembangunan masyarakat mereka sendiri. Mengingat pengelolaan lingkungan tujuan akhirnya adalah untuk kepentingan masyarakat secara luas, maka unsur masyarakat menjadi titik sentral yang harus mendapat perhatian utama dalam setiap kebijakan. Dengan demikian masyarakat merupakan titik sentral dalam kebijaksanaan pengelolaan lingkungan, sehingga pengelolaan terpadu dengan keterlibatan masyarakat menjadi penting. Wujud keterlibatan tersebut dalam bentuk peningkatan keberdayaan masyarakat agar mampu berperan serta dalam pengambilan keputusan demi kepentingan umum untuk pelestarian 9 Soetomo, strategi-strategi pembangunan masyarakat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2006, cet-1, h.438. lingkungan. Selain itu masyarakat juga diharapkan mampu secara mandiri membangun dan mengambil inisiatif lokal. Dengan partisipasi warga Bukit Pamulang Indah dalam berbagai tindakan bersama melalui kegiatan Bank Sampah, telah terjadi proses belajar sosial yang kemudian dapat meningkatkan kapasitas warga Bukit Pamulang Indah Pamulang untuk berpartisipasi secara lebih baik dalam tindakan bersama warga dan yayasan Bunga Melati utama untuk pada kegiatan Bank Sampah berikutnya. Partisipasi masyarakat menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan Bank Sampah, di lain pihak, juga dapat dikatakan bahwa kegiatan Bank Sampah dalam meningkatkan kapasitas warga, termasuk dalam berpartisipasi. Peningkatan kapasitas masyarakat untuk berpartisipasi secara lebih baik sebagai salah satu tolak ukur keberhasilan pemberdayaan juga merupakan pencerminan, bahwa dalam pemberdayaan masyarakat lebih memberikan fokus perhatian pada aspek manusia dan masyarakatnya bukan semata-mata pada hasil secara fisik materiil.

4. Kelembagaan

Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma-norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam kehidupan masyarakat. Wujud yang kongkrit lembaga kemasyarakatan tersebut adalah asosiasi association. Proses terbentuknya lembaga kemasyarakatan yaitu: a Proses pelembagaan institutionalization, yakni suatu proses yang dilewati oleh suatu norma kemasyarakatan yang baru untuk menjadi bagian drai salah satu lembaga kemasyarakatan. Yang dimaksudkan ialah, sampai norma- norma kemasyarakatan itu, oleh masyarakat dikenal, diakui,dihargai, dan kemudian ditaati dalam kehidupan sehari-harinya. b norma-norma yang internalized, artinya adalah bahwa proses norma-norma kemasyarakatan tidak hanya berhenti sampai pelembagaan saja. Akan tetapi mungkin norma-norma tersebut mendarah daging dalam jiwa anggota-anggota masyarakat. 10

B. Sampah dan Pengelolaannya

1. Pengertian Sampah

Pengertian sampah adalah suatu yang tidak dikehendaki lagi oleh yang punya dan bersifat padat. Sementara UU No 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sampah adalah buangan berupa bahan padat yang merupakan polutan umum yang menyebabkan turunnya nilai estetika lingkungan, membawa berbagai jenis penyakit, menurunkan nilai sumber daya, 10 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1982, cet-38. h. 204