Peran KOMNAS PA Terhadap Hak Anak Korban Penceraian.

60 ibunya sampai anak menjelang dewasa. Kewajiban menyusui radha’ah, mengasuh hadhanah, kebolehan ibu tidak berpuasa saat hamil dan menyusui, kewajiban memberi nafkah yang halal dan bergizi, berlaku adil dalam pemberian, memberi nama yang baik, mengakikahkan, mengkhitan, mendidik, merupakan wujud dari kasih sayang tersebut. Di dalam konteks inilah anak memerlukan perlindungan karena anak, selain merupakan aset keluarga, juga sebagai aset bangsa. Sebenarnya negara bahkan dunia internasional telah merumuskan aturan tentang perlindungan anak. Hanya saja dalam prakteknya masih belum maksimal. Di sinilah peran dari lembaga KOMNAS PA dalam hal ini, perlu lebih ditonjolkan mengingat bahwa masih kurangnya kesadaran masyarakat terhadap hak anak itu sendiri. Bagaimana KOMNAS PA memberikan pelindungan terhadap anak. Inilah yang menjadi kajian sentral dalam tulisan ini 16 . Perlindungan yang diberikan oleh KOMNAS PA itu sendiri yaitu untuk memberi hak dasar anak sebagai mestinya, bukan berarti KOMNAS PA sendiri lepas tanggan begitu saja terhadapa anak dari korban perceraian itu sendiri, dampak dari perceraian ini lah ratusan anak menjadi korban terpisah dari salah satu orang tuanya. Bentuk perlindungan anak akibat dari perceraian pada dasarnya tidak ada perbedaan sama sekali, baik hak dan kewajiban anak, kewajiban dan tanggung jawab orang tuanya terhadapnya maupun pemeliharaan anaknya. 16 Ipung, Wawancara Pribadi, Pasar Rebo, Jakarta, 11 September 2015 61

E. Analisis Penulis Terhadap Peran Komisi Nasional Perlindungan Anak

Terhadap Anak Korban Perceraian. Komisi Nasional Perlindungan Anak, tidak mempunyai peran terhadap pengasuhan anak akibat dari korban perceraian. Akan tetapi , yang ditangani KOMNAS PA itu sendiri ialah anak-anak yang tidak terpenuhinya hak-haknya secara utuh. Tugas dari Komisi Nasional Perlindungan Anak adalah menerima semua pengaduan dari masyarakat, akan tetapi Komisi Nasional Perlindungan Anak tidak menagani masalah tersebut secara langsung melainkan melimpahkan masalah tersebut kepada lembaga- lembaga yang berkaitan dengan masalah tersebut. Seorang anak berhak mendapatkan perawatan, perlindungan, pendidikan, dan perhatian sebagaimana yang ditegaskan oleh hukum positif dan hukum Islam KHI. Hak-hak tersebut, melekat pada anak, bukan pada orangtua atau siapapun. Komnas PA berupaya, agar anak mendapatkan hak-haknya tersebut, terutama dari kedua orang tuanya. Penulis memahami bahwa yang berhak menentukan salah dan benar, dan memberikan kuasa hak asuh adalah pengadilan. Keputusan pengadilan terhadap hak asuh anak bersifat kuat dan mengikat. Tidak dapat diintervensi oleh lembaga manapun. Keputusan pengadilan tentunya telah melalui proses pertimbangan yang cukup matang. Baik pertimbangan dari segi agama, syariat Islam, dan undang-undang perkawinan. Maupun dari segi budaya dan kearifan lokal. 62 Pada dasarnya menurut hasil penelitian ini, penulis menemukan bahwa Komnas PA berupaya agar keputusan pengadilan tidak di eksploitasi oleh salah satu pihak, untuk menghilangkan hak-hak anak yang harus didapatkan oleh kedua orangtuanya. Serta fungsi Komnas Perlindungan Anak ini adalah sebagai mediator dalam menyelesaikan sengketa perebutan hak asuh anak diantara kedua orang tua yang sedang dalam konflik rumah tangga, kasus hukumnya yang belum diputuskan oleh pengadilan, karena anak sering menjadi korban pada saat itu. Maka, kewajiaban KOMNAS Anak adalah melindungi hak-hak anak. Komnas PA dalam memediasi mencari kepentingan anak bukan condong kepada pelapor ataupun terlapor. Mengedukasi kepada orangtua agar tidak membatasi salah satu pihak untuk bertemu dengan anaknya. Sebab dalam pengasuhan anak tersebut tidak ada yang paling benar dan berhak untuk mengasuh anak tersebut tapi orang tua tersebut sama-sama berkewajiban untuk melindungai dan mengasuh anak tersebut. Komnas PA memberikan edukasi bahwa dengan pisahnya pelapor dan terlapor ini agar tidak mengurangi rasa kasih sayang dan melindungi anaknya dari gangguan pihak luar. Komnas PA dalam memediasi keluarga yang merebutkan hak asuh anak mementingkan rasa kerelaan dari salah satu pihak untuk menuju kepentingan anak yang tidak terabaikan dan tetap mendapat perlindumgan yang utuh dari kedua orang tuanya, walaupun mereka bercerai. Komnas PA dalam hal ini sebagai mediator yang mencari solusi bersama dengan para 63 pihak agar kepentingan anak menjadi korban dari terjadinya percerain antara para pihak tersebut. Komnas PA sebagai media untuk memfasilitasi akibat terjadinya perebutan hak asuh anak di antara para pihak agar lebih bekerja keras dalam memediatori para pihak dalam permasalahan perebutan hak asuh anak, agar terjadi peningkatan hasil mediasi yang dilakukan Komnas PA dalam menangani kasus perebutan hak anak. Presentasi kesuksesan komnas PA saat ini dalam memediatori kasus perebutan hak anak masih bersekisar 10. Prosentasi ini jauh dari kata yang ideal. Sebab Komnas PA sebagai lembaga yang focus dalam penanganan anak, dalam hal ini anak korban perceraian masih sangat rendah dalam memediatori para pihak agar bersepakat dalam menddidik dan melindungi anak. Data yang di dapat dari catatan tahunan Komisi Nasional Perlindungan anak tahun 2014, yang dihimpun dari Dirjen Badan Peradilan Mahkamah Agung mencatat bahwa pada tahun 2014 terdapat 285.184 kasus perceraian. Dampak dari besarnya angka perceraian ini, ratusan ribu anak menjadi korban terpisah dari salah satu orang tuanya. Hal ini seharusnya menjadi perhatian Komnas PA untuk melindungi hak-hak anak agar tidak terkurangi dalam mendapatkan haknya tersebut. Upaya yang dilakukan Komnas PA seharusnya tidak lagi menunggu bola tapi mulai bergerilya agar tidak semakin banyak lagi anak yang menjadi korban dari akibat perpisahan 64 yang terjadi di antara kedua orang tuanya. 17 Sehingga perlindungan terhadap anak korban perceraian semakin dapat diminimalisir dan dikurangi, agar tidak berdampak terhadap tatanan kehidupan sosial. Peran Komnas PA saat ini belumlah dikatakan maksimal, melihat dari data wawancara yang dilakukan dengan Komnas PA, di mana prosentasi keberhasilannnya hanya berkisar 10 dalam menangani kasus perebutan anak. Hasil yang jauh dari ideal dan harapan Komnas PA didirikan. Adanya dualisme antara Komnas PA dengan Komisi Perlindungan Anak KPAI. Sebab dalam hal ini belum adanya sinkrosinasi yang baik atau harmonisasi antara kedua lembaga ini dalam menangani perlindungan anak korban perceraian. Dengan adanya dualisme inilah yang menjadikan factor kurang berhasilnya Komnas PA dalam menangani anak korban perceraian. KOMNAS PA fungsi utamanya adalah menerima aduan dari masyarakat dan sebagai mediator. KOMNAS PA tidak ada wewenang untuk membenarkan dan menyalahkan hak asuh anak kepada siapa akan diberikan. Menurut hemat Penulis, peran dari KOMNAS PA terhadap anak tidak memberikan kontribusi yang begitu penting. Kemudian, apa bedanya dengan peran Komisi Perlindungan Anak Indonesia KPAI. Komnas Perlindungan Anak dituntut agar lebih aktif dalam menangani kasus anak korban perceraian. Anak dalam lingkaran perceraian inilah yang menjadi korban akibat perceraian tersebut. Jadi sebenarnya untuk apa ada KPAI ? 17 Ipung, Wawancara Pribadi, Pasar Rebo, Jakarta, 11 September 2015.