Bangladesh Operasional Wakaf Uang

2. Indonesia

Secara operasional, pengelolaan wakaf uang di Indonesia diatur dalam PP No. 42 Tahun 2006 tentang pelaksanaan UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf telah menjelaskan sebagai berikut: 77 a. Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf harus berpedoman pada peraturan BWI. b. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS danatau instrumen keuangan syariah. c. Dalam hal LKS-PWU menerima wakaf uang untuk jangka waktu tertentu, nazhir hanya dapat melakukan pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf uang pada LKS-PWU yang dimaksud. d. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang yang dilakukan pada bank syariah harus mengikuti program lembaga penjamin simpanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. e. Pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf yang dilakukan dalam bentuk investasi di luar bank syariah harus diasuransikan pada asuransi syariah. 77 Pasal 48, PP. 42 Tahun 2006. Untuk menjamin keutuhan harta wakaf agar dapat terus memberikan pelayanan prima sesuai dengan tujuannya diperlukan pengelolaan, pengembangan, dan pemeliharaan di atas biaya-biaya yang telah dikeluarkan. 78 Dalam Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Pasal 45 ayat 1 disebutkan bahwa nazhir wajib mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sesuai dengan peruntukkan yang tercantum dalam Akta Ikrar Wakaf. Berdasarkan pasal tersebut nazhir diperbolehkan mengelola dan mengembangkan aset wakaf dalam bentuk apapun asal dengan cara halal. 79 Peran dan ruang lingkup nazhir dalam proses investasi wakaf uang dapat ditunjukkan dengan gambar berikut: 78 Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Penyelenggara Haji, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf , 2003, h. 97. 79 Badan Wakaf Indonesia, Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang Oleh Presiden Republik Indonesia , Jakarta: Januari, 2010, h. 31. Bagan 4.1 Ruang Lingkup Nazhir dalam Pengelolaan Wakaf Uang 80 Sementara dalam ayat 2 Pasal 45 PP No. 42 Tahun 2006 dipaparkan, dalam mengelola dan mengembangkan harta benda wakaf sebagaimana dimaksudkan pada ayat 1 untuk memajukan kesejahteraan umum, nazhir dapat bekerjasama dengan pihak lain sesuai dengan prinsip syariah. Jadi, pasal tersebut menjelaskan bahwa dalam rangka memproduktifkan harta wakaf guna diambil hasilnya untuk mauquf alaih, nazhir diperbolehkan untuk menjalin kerjasama dengan pihak lain selama kerjasama tersebut masih dalam aturan syariah. 80 Ibid , h. 32. Selain itu, dalam pasal 48 ayat 2 juga dijelaskan tentang pengelolaan dan pengembangan wakaf uang yaitu pengelolaan dan pengembangan atas harta benda wakaf uang hanya dapat dilakukan melalui investasi pada produk-produk LKS danatau instrumen keuangan syariah. 81 Pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dalam Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf ini tegas dinyatakan bahwa pengelolaan dan pengembangan harta benda wakaf dilakukan dengan prinsip syariah. Antara lain dapat dilakukan melalui pembiayaan mudharabah , murabahah, musyarakah, atau ijarah. Selain itu, untuk memproduktifkan harta benda wakaf dimungkinkan dengan cara investasi, penanaman modal, produksi, kemitraan, perdagangan, agrobisnis, pertambangan, perindustrian, pengembangan teknologi, pembangunan gedung, apartemen, rumah susun, pasar swalayan, pertokoan, perkantoran, sarana pendidikan ataupun sarana kesehatan dan usaha-usaha yang tidak bertentangan dengan syariah. Pengelolaan wakaf uang merupakan usaha-usaha yang dilakukan oleh pengelola dana wakaf dalam bentuk investasi usaha dengan mempertahankan nilai dana wakaf untuk memperoleh keuntungan. Investasi usaha tersebut dapat melalui investasi finansial maupun 81 Peraturan Pemerintah No. 42 Tahun 2006 Tentang Pelaksanaan Wakaf, Pasal 48 Ayat 2. investasi riil. Dalam pengelolaan wakaf uang, nazhir dapat menggunakan salah satu atau kedua jenis investasi tersebut dengan bersamaan. Dalam praktik berinvestasi finansial, nazhir akan menemui beberapa instrumen saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah, deposito syariah, lembaga finansial, dan pasar finansial. Untuk memudahkan, skema hubungan proses investasi yang melibatkan tiga aspek tersebut dapat digambarkan seperti gambar berikut: Bagan 4.2 Proses Investasi Finansial 82 Sementara investasi riil wakaf uang dapat berupa proyek-proyek produktif untuk kemaslahatan umat. Ini dilakukan melalui pembiayaan 82 Badan Wakaf Indonesia, Pencanangan Gerakan Nasional Wakaf Uang Oleh Presiden Republik Indonesia