Identifikasi Masalah Pembatasan Masalah

11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Minat

a. Pengertian Minat

Minat merupakan faktor psikologis yang terdapat pada setiap orang. Minat menurut Muhibbin Syah, berarti “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu ”. 1 Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa minat diindikasikan rasa semangat yang tinggi terhadap suatu pekerjaan, rasa semangat tersebut diiringi oleh kesungguhan, sehingga tercapai kebahagiaan, sebab yang dilakukan tersebut tanpa rasa terpaksa. Hal senada juga diungkapkan oleh Slameto, minat adalah “suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. 2 Jadi bila seseorang itu berminat pada sesuatu ia akan tertarik atau menyenangi sesuatu itu. Kalau sesuatu benda atau keadaan menarik perhatian pasti akan menimbulkan minat. Hal di atas juga seirama dengan apa yang dimaksud Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib tentang minat bahwa, minat adalah “suatu kecenderungan untuk memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas atau situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai perasaan senang”. 3 Dapat dipahami di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek, ada usaha untuk mendekati, mengetahui, atau menguasai dari subyek yang dilakukan dengan perasaan senang. 1 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010, h. 136. 2 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta,2010 edisi revisi, h. 180. 3 Abdul Rahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab , Psikologi Suatu Pengantar, Jakarta: Kencana, 2004, h. 263. 12 Menurut Witherington sebagaimana dikutip oleh Buchori berpendapat bahwa, “minat merupakan kesadaran seseorang terhadap suatu obyek, seseorang, soal atau situasi yang bersangkutan dengan dirinya. Selanjutnya minat harus dipandang sebagai suatu sambutan yang sadar dan kesadaran itu disusul dengan meningkatnya perhatian terhadap suatu obyek”. 4 Dari pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa minat dicirikan dengan adanya pemusatan perhatian atau meningkatnya perhatian terhadap sesuatu, perhatian yang penuh dapat memperoleh hasil pekerjaan yang maksimal, sesuai dengan keinginan. Sementara itu, menurut Djaali dalam buku Psikologi Pendidikan menerangkan bahwa, minat adalah “rasa lebih suka dan ketertarikan pada satu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh ”. 5 Jadi dapat dikatakan bahwa minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di luar diri, semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar penerimaannya. Segala hal yang dilakukan adalah kendali dari individu itu sendiri. Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, minat adalah salah satu bentuk keaktifan seseorang yang mendorong untuk melakukan serangkaian kegiatan jiwa dan raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pendapat lain yang dikemukan oleh W.S. Winkel yang dikutip oleh Yeti bahwa minat diartikan sebagai “kecenderungan subjek yang menetap, untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasa tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu ”. 6 Dengan kata lain segala aktivitas atau kegiatan bila dilakukan dengan minat maka akan mendatangkan perasaan senang dan tidak mudah bosan, karena aktivitas 4 M. Buchori, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT. Aksara Baru, 1978, h. 124. 5 Djaali, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h. 121. 6 Yeti Budiyarti, “Minat Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Studi Kasus di SMA PGRI 56 Ciputat ”, Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2011, h. 9, tidak dipublikasikan.