penyerahan barang, penjual berhak atas pembayaran harga, pembeli berkewajiban untuk menyerahkan barang.
Pentingnya pembedaan ini adalah untuk mengetahui apakah dalam perjanjian itu ada penyerahan leverring sebagai realisasi
perjanjian dan penyerahan itu sah menurut hukum atau tidak.
e.
Perjanjian Konsensual dan Perjanjian Real
Perjanjian konsensual adalah perjanjian yang timbul karena ada persetujuan kehendak antara pihak-pihak.
Perjanjian real adalah perjanjian di samping ada persetujuan kehendak juga sekaligus harus ada penyerahan nyata
dari barangnya.
D. Wanprestasi dan Akibat-akibatnya
Istilah wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang berarti prestasi buruk. Wanprestasi dapat berupa tidak melaksanakan apa yang
diperjanjikan, melaksanakan yang diperjanjikan tapi tidak sebagaimana mestinya, melaksanakan apa yang diperjanjikan tapi terlambat, melakukan
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan. Pakar hukum pidana Yahya Harahap mengartikan wanprestasi
dengan pelaksanaan kewajiban yang tidak tepat pada waktunya atau dilakukan tidak menurut selayaknya. Pihak yang merasa dirugikan akibat
adanya wanprestasi bisa menuntut pemenuhan perjanjian, pembatalan perjanjian, atau meminta ganti kerugian pada debitur.
Ganti kerugiannya bisa meliputi biaya yang nyata-nyata telah dikeluarkan, kerugian yang timbul akibat wanprestasi tersebut, serta bunga.
Pengertian bunga di sini adalah hilangnya keuntungan yang sudah diperkirakan atau dibayangkan oleh kreditur seandainya tidak terjadi
wanprestasi. Kewajiban debitur untuk membayar ganti rugi tidak serta merta
timbul pada saat dirinya lalai. Karena itu, harus ada pernyataan lalai terlebih dahulu yang disampaikan oleh kreditur ke debitur Pasal 1238 jo.
Pasal 1243 KUHPerdata. Untuk menghindari celah yang mungkin bisa dimanfaatkan debitur,
ada baiknya kreditur membuat secara tertulis pernyataan lalai tersebut atau bila perlu melalui suatu peringatan resmi yang dibuat oleh juru sita
pengadilan.
53
Wanprestasi adalah suatu istilah yang menunjuk pada ketiadalaksanaan prestasi oleh debitur.
54
1. Karena kesalahan pihak debitur, baik karena kesengajaan maupun
kelalaian wanprestasi. Dalam suatu perjanjian
diharapkan prestasi yang telah disepakati akan terpenuhi. Namun demikian ada kalanya prestasi tersebut tidak terpenuhi. Adapun tidak terpenuhinya
prestasi ada dua kemungkinan, yaitu:
53
http:www.hukumonline.comberitabacahol3616perbuatan-melawan-hukum-dan- wanprestasi-sebagai-dasar-gugatan akses pada 30 April 2015
54
Kartini Muljadi Gunawan Widjaja, “Perikatan Pada Umumnya”. Rajawali Persada, Jakarta, 2003. Halaman 69 selanjutnya disingkat Kartini Muljadi Gunawan Widjaja-II
2. Karena keadaan memaksa, di luar kemampuan debitur. Jadi debitur
tidak bersalah overmacht . Ada tiga kemungkinan bentuk-bentuk tindakan wanprestasi
sebagaimana dikatakan oleh J. Satrio, yaitu jika:
1 Debitur sama sekali tidak berprestasi;
2 Debitur keliru berprestasi;
3 Debitur terlambat berprestasi.
55
Adapun yang dijadikan ukuran untuk menentukan debitur bersalah wanprestasi atau tidak adalah dalam keadaan bagaimanakah seorang
debitur dikatakan sengaja atau lalai tidak berprestasi. Di dalam hal ini menurut Subekti terdapat empat macam dikatakan keadaan wanprestasi
dari seorang debitur, yaitu:
56
1. Tidak melakukan apa yang disanggupi untuk dilakukannya tidak
memenuhi kewajibannya 2.
Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan.
3. Melakukan apa yang dijanjikannya tetapi terlambat terlambat
memenuhi kewajibannya 4.
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh melakukannya memenuhi tetapi tidak seperti yang diperjanjikan.
Wanprestasi ini ada kalau debitur tidak dapat membuktikan bahwa tidak terlaksananya prestasi sebagaimana yang diperjanjikan adalah diluar
kesalahannya, jadi wanprestasi itu terjadi karena debitur mempunyai kesalahan.
57
55
J. Satrio-I, Op. cit., Halaman 122
56
R. Subekti, “Aneka Perjanjian”. Alumni, Bandung, 1981. Halaman 57 selanjutnya disingkat Subekti-V
57
A. Qirom Syamsudin Meliala, Op. Cit., Halaman 26
Apabila terjadi wanprestasi, maka kreditur mempunyai beberapa pilihan atas berbagai macam kemungkinan tuntutan. Kemungkinan pilihan
tersebut adalah berupa tuntutan:
58
1 Pemenuhan perjanjian;
2 Pemenuhan perjanjian disertai ganti rugi;
3 Ganti rugi saja;
4 Pembatalan perjanjian;
5 Pembatalan perjanjian disertai ganti rugi.
Tuntutan-tuntutan tersebut tidak lain dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi kreditur, agar dapat mempertahankan
kepentingannya terhadap debitur yang tidak jujur. Namun demikian, hukum juga memperhatikan dan memberikan perlindungan bagi debitur
yang tidak memenuhi kewajibannya, jika hal itu terjadi bukan karena kesalahan atau akibat kelalaiannya.
E. Pembelaan Debitur Wanprestasi