E. Kredit Bermasalah dalam Perbankan
Kredit bermasalah atau nonperforming loan merupakan risiko yang terkandung dalam setiap pemberian kredit oleh bank. Risiko tersebut
berupa keadaan dimana kredit tidak dapat kembali tepat pada waktunya. Kredit bermasalah atau nonperforming loan di perbankan itu dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya, ada kesengajaan dari pihak- pihak yang terlibat dalam proses kredit, kesalahan prosedur pemberian
kredit, atau disebabkan oleh faktor lain seperti faktor makro ekonomi. Kredit dikategorikan sebagai kredit bermasalah atau
nonperforming loan NPL tersebut adalah apabila kualitas kredit tersebut tergolong pada tingkat kolektibilitas kurang lancar, diragukan, atau
macet.
114
Kolektibilitas adalah keadaan pembayaran pokok atau angsuran dan bunga kredit oleh debitor serta tingkat kemungkinan diterimanya
kembali dana tersebut.
115
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 1415PBI2012 tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum dalam Pasal 12 ayat 3 dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 821PBI2006 tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum yang Melaksanakan Kegiatan Usaha
Berdasarkan Prinsip Syariah dalam Pasal 9 ayat 2 membagi kualitas kredit atau pembiayaan menjadi 5 lima golongan, yaitu:
116
1. Lancar;
2. Dalam Perhatian Khusus;
114
Ibid., Halaman 75
115
Rachmadi Usman, Op. Cit., Halaman 255
116
Republik Indonesia-I, Op. Cit., Pasal 12 ayat 3
3. Kurang Lancar;
4. Diragukan; dan
5. Macet.
Mengenai masing-masing kualitas kredit tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
117
1. Kredit Lancar, yaitu apabila memenuhi kriteria:
a. Pembayaran angsuran pokok danatau bunga tepat;
b. Memiliki mutasi rekening yang aktif; atau
c. Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai.
2. Kredit dalam Perhatian Khusus, yaitu apabila memenuhi
kriteria: a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang belum melampaui 90 hari; atau
b. Kadang-kadang terjadi cerukan; atau
c. Mutasi rekening relatif rendah; atau
d. Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang
diperjanjikan; atau e.
Didukung oleh pinjaman baru. 3.
Kredit Kurang Lancar a.
Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 90 sembilan puluh hari; atau
b. Sering terjadi cerukan; atau
c. Frekuensi mutasi rekening relatif rendah; atau
d. Terjadi pelanggaran kontrak yang diperjanjikan lebih dari
90 sembilan puluh hari; atau e.
Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitor; atau
f. Dokumentasi pinjaman yang lemah.
4. Kredit yang diragukan, yaitu apabila memenuhi kriteria;
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang
telah melampaui 180 seratus delapan puluh hari; atau b.
Terjadi kapitalisasi bunga; atau c.
Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun peningkatan jaminan.
5. Kredit Macet, apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang
telah melampaui 270 dua ratus tujuh puluh hari; atau
117
Hermansyah, Op. Cit., Halaman 66
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau
c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar, jaminan tidak dapat
dicairkan dalam kondisi wajar.
Sebagai usaha yang penuh risiko, sebelum memberikan kredit, seyogianya bank melakukan analisis kredit yang saksama, teliti, dan
cermat dengan didasarkan pada data yang aktual dan akurat, sehingga bank tidak akan keliru dalam mengambil keputusannya. Oleh karena itu, setiap
pemberian kredit tentunya telah memenuhi ketentuan perbankan dan sesuai dengan asas perkreditan yang sehat. Demikian pula pemberian
kreditnya juga telah didasarkan pada penilaian yang jujur, objektif dan terlepas dari pengaruh pihak-pihak yang berkepentingan dengan
permohonan kredit. Bank harus meyakini bahwa kredit yang akan diberikannya tersebut dapat melunasi kembali pada waktunya oleh
nasabah debitor dan tidak akan berkembang menjadi kredit bermasalah atau macet.
118
118
Rachmadi Usman, Loc. Cit., Halaman 255
BAB IV UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET DALAM
KREDIT USAHA RAKYAT KUR PADA BANK
STUDI PADA BANK BTN CABANG PEMUDA MEDAN
A. Gambaran Umum Mengenai Bank Tabungan Negara