2.2. Faktor Lingkungan Memperngaruhi Kejadian Diare
Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang sangat kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah
– masalah lain di luar kesehatan sendiri. 2.2.1.
Pengertian Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik
berupa benda hidup, benda mati, benda nyata maupun abstrak, termasuk suasana yang terbentuk karena interaksi di antara elemen-elemen tesebut. Soemirat J,
2002 Lingkungan adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang
mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk lainnya. UU RI tahun 1997 Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau
keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimal pula. Notoatmodjo, 2003
2.2.2. Klasifikasi Lingkungan
Lingkungan fisik : yaitu lingkungan alami yang terdapat di sekitar
manusia, misalnya panas, sinar, udara, air, radiasi, atmosfer dan tekanan. Contoh : Pencemaran udara di perkotaan, terutama di kota
besar akan dapat menyebabkan penyakit pada saluran pernapasan.
Lingkungan biologis:
dalam hubungannya
dengan penyakit,
lingkungan biologi dapat dibagi dalam beberapa hal :
Agen penyakit yang infeksius
Reservoir manusia atau binatang
Vektor pembawa penyakit lalat, nyamuk
Lingkungan non fisik : yaitu lingkungan yang muncul sebagai akibat adanya interaksi antar manusia, yang bersifat dinamis, misalnya
lingkungan sosial, ekonomi dan budaya. 2.2.3.
Pengaruh lingkungan terhadap timbulnya penyakit 1.
Sebagai faktor penunjang terjadinya penyakit atau predisposing factor. 2.
Sebagai penyebab langsung timbulnya penyakit. 3.
Sebagai media transmisi penyakit, misalnya air dapat menjadi media penyebaran penyakit kolera.
4. Sebagai faktor yang mempengaruhi perjalanan penyakit.
Masalah kesehatan lingkungan utama di negara-negara yang sedang berkembang adalah penyediaan air minum, tempat pembuangan kotoran,
pembuangan sampah, perumahan dan pembuangan air limbah. Notoatmodjo, 2003
Air Bersih
Air digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari seperti minum, mandi, cuci, kakus, dan sebagainya. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut,
yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, untuk keperluan minum, termasuk untuk masak, air harus mempunyai persyaratan
khusus agar tidak menimbulkan penyakit pada manusia. Soemirat J, 2002 Air bersih merupakan kebutuhan asasi manusia untuk kelangsungan
hidupnya dan merupakan faktor yang sangat penting dalam menunjang kesehatan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penyediaan air bersih yang berkaitan
dengan kejadian diare adalah: -
Tercukupi dari segi kuantitas baik untuk mandi, mencuci, maupun memasak dan air minum.
- Hindari wadah tempat penampungan air kontak langsung dengan tanah,
jauh dari sumber pencemaran kotoran hewan atau lainnya, serta jauh dari tempat anak-anak bermain.
- Tidak memasukkan jari atau tangan kotor ke dalam wadah tempat
penampungan air bersih tapi gunakanlah gayung atau cangkir bila hendak mengambil air, tapi bila sudah selesai hendaklah gayung diletakkan
dengan cara telungkup. -
Air untuk keperluan memasak hendaklah ditutup di dalam suatu wadah agar tidak masuk kotoran. Tercukupi dari segi kuantitas, baik untuk mandi,
mencuci, maupun memasak dan air minum serta hindari kontak bak penampungan agar tidak tercemar. Rahmah S, 2007
Air bersih yang sehat harus memenuhi persyarata Peraturan Menteri Kesehatan No 416MENKESPERIX1990:
1.Syarat Fisik :
Jernih
Tidak berwarna
Tidak berasa
Tidak berbau
Temperatur tidak melebihi suhu udara. 2. Syarat Kimia :
Tidak mengandung unsur kimia yang bersifat racun.
Tidak mengandung zat yang menimbulkan gangguan kesehatan.
3. Syarat Bakteriologis : Tidak mengandung kuman parasit, atau kuman patogen, air tidak
mengandung bakteri E.coli yang melampaui batas yang ditentukan, yaitu kurang dari 4 kuman setiap 100 cc air.
4. Syarat Radioaktif : Tidak mengandung sinar alfa, ataupun sinar gama.
Tidak mencukupinya kebutuhan air bersih akan menyebabkan masyarakat menggunakan air yang tidak memenuhi syarat kesehatan untuk kebutuhan rumah
tangga sehari-hari. Hal ini memudahkan masuknya kuman penyakit dan terkontaminasinya makanan yang akan dikonsumsi masyarakat. Keluarga yang
menggunakan air dari sumber air yang bersih dan handal, menunjukkan angka kejadian diare yang lebih sedikit daripada keluarga yang tidak mendapatkan air
bersih. Arifin Z, 2001 Jenis air yang dikaitkan dengan sumber atau asalnya, dibedakan menjadi :
1. Air hujan dan embun yaitu air yang diperoleh dari udara atau angkasa
karena terjadi proses presipitasi dari awan, atmosfir yang mengandung air.
Air hujan tidak mengandung kalsium, oleh karena itu agar dapat dijadikan air yang sehat perlu ditambahkan kalsium di dalamnya.
2. Air permukaan tanah, dapat berupa air yang tergenang atau air yang mengalir, misalnya danau, sungai, dan laut.
Menurut asalnya, sebagian air sungai dan air danau ini juga dari air hujan yang mengalir melalui saluran-saluran ke dalam sungai atau
danau ini. Air sungai dan danau ini sudah tercemar atau terkontaminasi oleh berbagai macam kotoran, maka apabila akan dijadikan air minum
harus diolah terlebih dahulu. 3. Air tanah yaitu air permukaan yang meresap ke dalam tanah sehingga
telah mengalami penyaringan oleh tanah, batu-batuan maupun pasir. Air tanah dapat juga menjadi air permukaan.
Masing-masing jenis sumber air tersebut secara alamiah memiliki karakteristik kualitas air tersendiri, hal ini terjadi karena kualitas air
sangat dipengaruhi oleh keadaan alam tempat air tersebut berada dan kondisi tempat-tempat lain yang dilaluinya. Sumber air yang
dibutuhkan untuk kehidupan manusia, pada umumnya diambil dari air permukaan dan air tanah, karena ditinjau dari potensi kuantitas dan
kualitasnya kedua sumber air ini paling baik. Perusahaan air minum pemerintah pada umumnya menggunakan air sungai sebagai air baku,
karena dari segi kuantitas potensinya cukup besar, sementara masyarakat yang tidak memperoleh air dari PAM, mendapatkan air
bersih dari sumber air tanah. Notoatmodjo, 2003
Tabel 2.4. Kandungan yang terdapat dalam air yang ideal
Jenis bahan Kadar yang dibenarkan
Flour F 1-1,5
Chlor Cl 250
Arsen As 0,05
Tembaga Cu 1,0
Besi Fe 0,3
Zat organik 10
pH keasaman 6,5-9,0
CO
2
Dikutip dari Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Di Indonesia, sumber air utama bagi rumah tangga adalah Notoatmodjo S, 2003 :
1. Sumur Gali SGL
2. Air Leding Perpipaan PAM
3. Sumur Pompa Tangan SPT
4. Penampungan Air Hujan PAH
5. Perlindungan Mata Air PMA
6. Sungai
Pada daerah permukiman padat hampir tidak mungkin untuk mendapatkan air bersih dari sumur pompa tangan, apalagi sumur dangkal, karena hampir tidak
mungkin untuk memperoleh jarak aman antara sumber air minum dengan limbah rumah tangga. Sekurang-kurangnya ada 39 penyakit yang bersumber pada
masalah air minum, antara lain diare, kolera, disentri dan lain-lain. Notoatmodjo S, 2003
Sumur yang memenuhi syarat kesehatan
o Letak sumur minimal 10 meter dari jamban untuk mencegah
tercemarnya sumber air dari kotoran. o
Dinding sumur 3 meter untuk mencegah kontaminasi dari bakteri. Bagian atas harus dibuat dari tembok kedap air.
o Kira-kira 1,5 meter ke bawah berikutnya terbuat dari tembok yang
tidak disemen agar dinding tidak runtuh. o
Dasar sumur dilapisi dengan kerikil agar air menjadi jernih. o
Di sekeliling bibir sumur dibuat tembok ke atas kira-kira 1 meter agar tercegah dari air yang tercemar di sekitarnya dan untuk menjaga
keselamatan pengguna sumur. o
Tanah di sekitar sumur sebaiknya disemen kira-kira 1,5 meter, dan dibuat miring serta tepinya dibuat saluran agar air yang telah tercemar
tidak kembali ke tanah. o
Sumur diberi atap dan ember tetap tergantung setelah digunakan.
o Akan lebih baik bila air sumur diambil dengan pompa. Notoatmodjo
S, 2003
Pengaruh air terhadap kesehatan o
Pengaruh tidak langsung karena adanya bahan-bahan yang dapat mencemarkan air sehingga akan merusak ekosistem air itu sendiri
misalnya zat kimia organik yang dibutuhkan mikroba dalam metabolismenya. Proses tersebut membutuhkan oksigen sehingga
oksigen dalam air akan berkurang jumlahnya dan merusak kehidupan di dalam air tersebut.
o Pengaruh langsung seperti zat-zat kimia yang persisten seperti
detergen yang tidak dapat diuraikan akan terjadi akumulasi di dalam tubuh dan zat radioaktif yang dalam jumlah banyak akan menimbulkan
gangguan pada kesehatan. Notoatmodjo S, 2003
Pembuangan kotoran manusia Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh
tubuh dan harus dikeluarkan dari dalam tubuh seperti tinja, air seni dan CO2. Masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah pokok karena kotoran
manusia adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan oleh tinja manusia antara lain : tifus, diare,
disentri, kolera, bermacam-macam cacing seperti cacing gelang, kremi, tambang, pita, dan schistosomiasis.
Syarat membangun jamban yang sehat antara lain: -
Tidak mengotori tanah permukaan -
Tidak mengotori air permukaan -
Tidak mengotori air tanah -
Kotoran tidak boleh terbuka sehingga dapat dipergunakan oleh lalat untuk bertelur atau berkembang biak
- Kakus harus terlindung atau tertutup
- Tidak menyebarkan bau, aman digunakan, mudah dibersihkan dan tersedia
alat pembersih yang cukup. Notoatmodjo, 2003
Gambar 2.1. Jalur Penularan Penyakit Melalui Tinja Manusia
Dikutip dari Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat: Ilmu Dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Bangunan kakus yang memenuhi syarat kesehatan terdiri dari : rumah kakus, lantai kakus, sebaiknya semen, slab, closet tempat feses masuk, pit sumur
penampungan feses atau cubluk, bidang resapan, bangunan jamban ditempatkan pada lokasi yang tidak mengganggu pandangan, tidak menimbulkan bau,
disediakan alat pembersih seperti air atau kertas pembersih. Notoatmodjo, 2007 Jenis kakus antara lain :
1. Jamban Cemplung, kakus Pit Latrine
Dalamnya pit latrine berkisar antara 1,5 – 4 meter, dapat dibuat dari
bambu, dinding bambu, dan atap daun kelapa ataupun dari padi. Jarak dari sumber air minum sekurang-kurangnya 25 meter.
2. Jamban Cemplung Berventilasi Ventilasi Improved Pit Latrine = VIP
Latrine Jamban ini hampir sama dengan jamban cemplung, bedanya lebih lengkap,
yakni menggunakan ventilasi pipa. 3.
Jamban Empang Fishpond Latrine Jamban ini dibangun di atas empang ikan. Tinja dapat langsung dimakan
ikan, ikan dimakan orang, dan selanjutnya orang mengeluarkan tinja, demikian seterusnya.
tinja air
tangan
lalat
tanah makanan,
minuman, sayur-sayuran
dsb mati
Pejamu
sakit
4. Jamban Pupuk The Compost Privy
Pada prinsipnya jamban ini seperti kakus cemplung, hanya lebih dangkal galiannya. Di samping itu jamban ini juga utuk membuang kotoran
binatang dan sampah, serta daun-daunan. 5.
Septic Tank Jenis ini merupakan cara yang paling memenuhi persyaratan. Oleh sebab
itu, cara pembuangan tinja semacam ini yang dianjurkan. Septic tank terdiri dari sedimentasi yang kedap air, dimana tinja dan air buangan
masuk dan mengalami dekomposisi. Dalam tanah ini tinja akan berada selama beberapa hari. Selama waktu tersebut tinja akan mengalami 2
proses yakni proses kimiawi dan proses biologis. Notoatmodjo S, 2007
Pembuangan sampah Sampah adalah sebagian dari benda atau barang yang berwujud padat,
yang dianggap tidak digunakan, tidak dipakai atau tidak diinginkan lagi oleh pemakai, yang umumnya adalah hasil dari kegiatan manusia yang bukan hasil
biologis, dan perlu dibuang agar tidak mengganggu kelangsungan hidupnya. Myrnawati, 2004
Jenis- jenis sampah antara lain: -
Berdasarkan zat kimia yakni sampah an-organik, adalah sampah yang umumnya tidak dapat membusuk, misalnya: logam atau besi, pecahan
gelas, plastik. Sampah organik, adalah sampah yang pada umumnya dapat membusuk, misalnya : sisa makanan, daun-daunan, atau buah-buahan.
- Berdasarkan dapat dan tidaknya dibakar yakni sampah yang mudah
terbakar, misalnya kertas, karet, kayu, plastik, dan sebagainya. Sampah yang tidak dapat terbakar misalnya kaleng, besi, gelas, dan sebagainya.
- Berdasarkan karakteristik sampah yakni garbage hasil pengolahan
makanan, rabish berasal dari perkantoran, ashes abu, sampah jalanan, sampah industri, bangkai binatang, bangkai kendaraan dan sampah
pembangunan.
Cara pengolahan sampah antara lain sebagai berikut: 1. Pengumpulan dan pengangkutan sampah
Pengumpulan sampah diperlukan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan, tidak mudah rusak, harus tertutup rapat,
ditempatkan di luar rumah. Pengangkutan dilakukan oleh dinas pengelola sampah ke tempat pembuangan akhir TPA.
2. Pemusnahan dan pengelolaan sampah Dilakukan dengan berbagai cara yakni, ditanam landfill, dibakar
inceneration, dijadikan pupuk composting. Notoatmodjo S, 2003
Air limbah Air limbah adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri dan pada umumnya mengandung bahan atau zat yang membahayakan. Sesuai dengan zat yang terkandung di dalam air limbah, maka limbah yang tidak
diolah terlebih dahulu akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain limbah sebagai media penyebaran berbagai penyakit
terutama kolera, diare, tifus, media berkembangbiaknya mikroorganisme patogen, tempat berkembangbiaknya nyamuk, menimbulkan bau yang tidak enak serta
pemandangan yang tidak sedap, sebagai sumber pencemaran air permukaan tanah dan lingkungan hidup lainnya, mengurangi produktivitas manusia, karena bekerja
tidak nyaman. Notoatmodjo S, 2003 Usaha untuk mencegah atau mengurangi akibat buruk tersebut diperlukan
kondisi, persyaratan dan upaya sehingga air limbah tersebut tidak mengkontaminasi sumber air minum, tidak mencemari permukaan tanah, tidak
mencemari air mandi, air sungai, tidak dihinggapi serangga, tikus dan tidak menjadi tempat berkembangbiaknya bibit penyakit dan vektor, tidak terbuka kena
udara luar sehingga baunya tidak mengganggu. Notoatmodjo S, 2003
Tempat penampungan air limbah atau dapur atau cuci terdiri dari:
1. Penampungan tertutup di pekarangan yaitu penampungan limbah
rumah tangga yang berupa lubang biasanya tepinya di semen dan diberi penutup.
2. Penampungan terbuka di pekarangan yaitu penampungan limbah
rumah tangga yang berupa lubang namun tidak diberi penutup. 3.
Penampungan di luar pekarangan yaitu penampungan limbah rumah tangga yang berupa lubang baik ditutup maupun tidak tetapi terletak di
luar pekarangan. 4.
Tanpa penampungan atau langsung ke got yaitu jika air limbah rumah tangga disalurkan atau dibuang langsung ke selokan got atau sungai
atau waduk atau laut tanpa memperhatikan ada tidaknya bak penampungan. Badan Pusat Statistik, 2009
2.3. Faktor Sosial Ekonomi Mempengaruhi Kejadian Diare