Klasifikasi Diare Etiologi LANDASAN TEORI 1. Definisi Diare

5

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. LANDASAN TEORI 2.1.1. Definisi Diare Penyakit diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja menjadi lembek sampai cair dan bertambahnya frekuensi buang air lebih dari biasanya lazimnya tiga kali atau lebih dalam sehari. Departemen Kesehatan RI, 1993 Menurut Hippocrates diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang tidak normal meningkat, konsistensi tinja menjadi lebih lembek atau cair. Menurut WHO diare adalah buang air besar tiga kali atau lebih dalam sehari dengan atau tanpa disertai darah. Diare adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya. Suharyono, 2008

2.1.2. Klasifikasi Diare

Rendle Short membuat klasifikasi berdasarkan ada atau tidaknya infeksi Suharyono, 2008 : a. Diare infeksi spesifik b. Diare non-spesifik. Berdasarkan organ yang terkena infeksi : a. Diare infeksi enteral atau diare karena infeksi di usus bakteri, virus, parasit c. Diare infeksi parenteral sistemik atau diare karena infeksi di luar usus otitis media, infeksi saluran pernapasan, infeksi saluran urin dan lainnya. Ellis dan Mitchell membagi diare pada bayi dan anak secara luas berdasarkan lamanya diare dibagi atas Suharyono, 2008: a. Diare akut : diare karena infeksi usus yang bersifat mendadak. Diare karena infeksi usus dapat terjadi pada setiap umur dan bila menyerang bayi umumnya disebut gastroenteritis infantil. b. Diare kronik : umumnya bersifat menahun; di antara diare akut dan kronik disebut diare subakut.

2.1.3. Etiologi

Diare akut disebabkan oleh banyak faktor antara lain infeksi, makanan, efek obat, imunodefisiensi dan keadaan-keadaan tertentu. a. Infeksi Infeksi terdiri dari infeksi enteral dan parenteral. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan dan infeksi parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat pencernaan. Ngastiyah, 2005  Infeksi enteral : infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama diare pada anak.  Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya.  Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.  Infeksi parasit : cacing Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides, protozoa Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis.  jamur Candida albicans.  Infeksi parenteral sistemik : infeksi di luar alat pencernaan makanan seperti : otitis media akut OMA, tonslitis atau tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun. Mansjoer dkk, 2000, Asnil dkk, 2003 b. Makanan Diare dapat disebabkan oleh intoksikasi makanan, makanan pedas, makanan yang mengandung bakteri atau toksin. Alergi terhadap makanan tertentu seperti susu sapi akan terjadi malabsorbsi karbohidrat, disakarida, lemak, protein, vitamin dan mineral. Mansjoer dkk, 2000, Asnil dkk, 2003 Makanan yang mengakibatkan diare adalah makanan yang tercemar, basi, beracun, terlalu banyak lemak, mentah sayuran dan kurang matang. Makanan yang terkontaminasi jauh lebih mudah mengakibatkan diare pada anak-anak balita. Widjaja, 2002 c. Imunodefisiensi Imunodefisiensi adalah keadaan dimana terjadi penurunan atau ketiadaan respon imun normal. Defisiensi imun terutama Secretory Immunoglobulin A SigA yang mengakibatkan berlipat gandanya bakteri, flora usus, jamur, terutama Candida. Mansjoer dkk, 2000, Asnil dkk, 2003 d. Terapi obat Walaupun sebagian besar besar diare disebabkan oleh infeksi, namun diare juga dapat dipicu oleh pemakaian obat-obatan. Obat-obat yang dapat menyebabkan diare diantaranya antibiotik dan antasida. Mansjoer dkk, 2000, Asnil dkk, 2003 e. Keadaan tertentu Keadaan lain yang menyebabkan seseorang diare seperti gangguan psikis ketakutan, gugup, gangguan saraf. Mansjoer dkk, 2000, Asnil dkk, 2003 Rasa takut, cemas, dan tegang, jika terjadi pada anak dapat menyebabkan diare kronis. Tetapi jarang terjadi pada anak balita, umumnya terjadi pada anak yang lebih besar. Widjaja, 2002

2.1.4. Epidemiologi