Tahapan pengambilan data Pengolahan data

berlainan Suryabrata, 2010. Bila berkali-kali untuk mengukur bedanya banyak, maka alat ukur tersebut tidak reliabel Machfoedz, 2008. Dalam mengukur reabilitas dapat menggunakan rumus Spearman Brown. Metode ini dilakukan dengan jalan memilih satu instrumen kedalam dua bagian yang sama banyaknya, bagian yang pertama muat skor dari unsur-unsur pokok bernomor ganjil dan bagian kedua memuat skor dari unsur-unsur pokok yang bernomor genap Hidayat, 2008; Setiadi, 2007. Rumus Spearmen Brown: r 11 = Keterangan : r 11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item r b = nilai r Pearson dari pokok genap dengan pokok ganjil Apabila r 11 r tabel berarti reliabel dan apabila r 11 r tabel tidak reliabel. Uji validitas dan reabilitas telah dilakukan pada tanggal 29 Maret 2013 di sekolah Triguna Utama dengan responden 30 orang. Hasil uji validitas kuesiner hanya menunjukkan 2 pertanyaan yang valid dan nilai reabilitas 0,58 sedangkan nilai koefisien reabilitas yang baik diatas 0,7. namun, karena semua item pertanyaan dibutuhkan untuk menilai tingkat pengetahuan remaja perempuan, maka item tersebut tidak dihapuskan, melainkan kalimat pertanyaannya diperbaiki menjadi kalimat yang mudah dimengerti.

G. Tahapan pengambilan data

Beberapa tahapan yang dilakukan dalam pengambilan data: 1. Peneliti memilih subjek yang akan dijadikan responden dalam penelitian 2. Peneliti membuat surat perizinan penelitian untuk pihak sekolah dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Jakarta 3. Peneliti mendatangi pihak sekolah untuk meminta izin penelitian dan membuat kontrak waktu penelitian 4. Peneliti mempersiapkan peralatan untuk pelaksanaan penelitian 5. Peneliti mendatangi pihak sekolah pada hari yang telah dijanjikan, dan meminta dipersiapkan calon responden 6. Pihak sekolah mengumpulkan calon responden dalam suatu ruangan 7. Peneliti menjelaskan tentang penelitian yang akan dilakukan pada calon responden 8. Peneliti dengan bantuan fasilitator membagikan kuesioner pada responden sebelum pemberian pendidikan kesehatan untuk melihat pengetahuan mereka mengenai pencegahan keputihan, kuesioner diisi selama 10-15 menit 9. Peneliti memberikan materi pendidikan kesehatan mengenai pencegahan keputihan dengan dibantu oleh observer dan fasilitator. Materi yang akan diberikan terdiri dari definisi keputihan, penyebab keputihan, tanda dan gejala keputihan, penanganan keputihan dan pencegahan keputihan. Media yang akan digunakan adalah power point dengan bantuan LCD dan leaflet, menggunakan metode penyampaian ceramah dan tanya jawab selama 20-30 menit. 10. Peneliti kembali memberikan kuesioner kepada responden setelah diberikan pendidikan kesehatan, pengisian kuesioner dilakukan selama 10- 15 menit. 11. Peneliti mengumpulkan data dari hasil kuesioner 12. Peneliti berpamitan dengan responden dan pihak sekolah 13. Peneliti melakukan analisa data

H. Pengolahan data

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu kelompok data mentah mentah dengan menggunakan rumus tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan Setiadi, 2007. Ada beberapa tahap dalam proses pengolahan data Setiadi, 2007; Hidayat, 2008 yaitu: 1. Editing atau mengedit data, memeriksa daftar pertanyaan yang telah terkumpul dimaksudkan untuk mengevaluasi kelengkapan, keterbacaan tulisan, konsistensi dan kesesuaian antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau menjawab tujuan penelitian. Jika terdapat beberapa kuesioner yang masih belum diisi, atau pengisian yang tidak sesuai dengan petunjuk dan tidak relevannya jawaban dengan pertanyaan sebaiknya diperbaiki dengan jalan menyuruh isi kembali kuesioner yang masih kosong pada responden semula, kalau tidak memungkinkan dilakukan maka mencari responden lain sebagai pengganti asal sesuai dengan polanya. 2. Coding atau mengkode data, mengklasifikasikan jawaban-jawaban dari para responden dalam kategori. Biasanya klasifikasi dilakukan dengan cara memberi tandakode berbentuk angka pada masing-masing jawaban. Proses ini dimaksudkan untuk menguantifikasi data kualitatif atau membedakan aneka karakter. Pemberian kode ini secara manual, menggunakan kalkulator, maupun menggunakan komputer. 3. Entri data, jawaban-jawaban yang sudah diberi kode katagori kemudian dimasukan dalam tabel atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat tabel kontigensi. 4. Melakukan teknik analisis data, penelitian akan menggunakan analisis analitik bivariat dengan menggunakan statistik inferensial. Statistik inferensial adalah statistika yang digunakan untuk menyimpulkan parameter populasi berdasarkan statistik atau lebih dikenal dengan proses generalisasi dan inferensial.

I. Analisis data

Teknik yang digunakan pada penelitian ini untuk menganalisis data adalah analisis inferensial dengan uji hipotesis komparatif numerik berpasangan karena pada penelitian ini menggunakan skala interval dan penelitian menghasilkan dua data dari satu kelompok yang sama untuk variabel yang sama. Berdasarkan jenis hipotesis tersebut, maka uji yang digunakan adalah uji t berpasangan. Syarat uji t berpasangan yaitu distribusi data harus normal dan varians data tidak diuji karena kelompok data berpasangan Dahlan, 2011. Uji normalitas dilakukan pada variabel pengetahuan. Hasil uji normalitas menyatakan bahwa data berdistribusi normal p0,05 dan analisa data dapat menggunakan uji t berpasangan.

J. Etika penelitian

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA DI SMPN 5 KEPANJEN

2 18 19

Efektifitas Pendidikan Kesehatan tentang Dismenore terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Perempuan di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

0 11 105

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat

9 42 134

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja sma x dalam upaya pencegahan hiv/aids di kabupaten karanganyar.

0 2 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 19

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN MOTIVASI MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GIRIWOYO WONOGIRI.

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 7