Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model

7. Melaksanakan pendidikan kesehatan sesuai dengan yang sudah direncanakan. 8. Evaluasi proses dan hasil dari pendidikan kesehatan yang sudah dilaksanakan.

D. Model Kepercayaan Kesehatan Health Belief Model

Rosentock 1960 mengatakan Health Belief Model HBM dikembangkan sejak tahun 1950 oleh kelompok ahli psikologi sosial dalam pelayanan kesehatan masyarakat Amerika yang mencoba menjelaskan sebab kegagalan sekelompok individu dalam menjalani program pencegahan penyakit dalam Anies, 2006. Glanz dkk 1997 mengungkapkan bahwa pada tahun 1970, pendidikan kesehatan mencurahkan seluruh perhatian terhadap isu HBM dan perilaku kesehtan individu dalam Maulana, 2009. Model ini merupakan salah satu model pertama yang dirancang untuk mendorong penduduk melakukan tindakan ke arah kesehatan yang positif. Model ini digunakan sebagai upaya menjelaskan secara luas kegagalan partisipasi masyarakat dalam program pencegahan atau deteksi penyakit. Health Belief Model sebagai suatu pendekatan pendidikan kesehatan yang di dasarkan pada kepercayaan atau persepsi yang dimiliki seseorang berkaitan dengan kerentanannya terhadap penyakit dan merupakan model kognitif, yang digunakan untuk meramalkan perilaku peningkatan kesehatan Bensley, 2008; Maulana, 2009. Model ini juga merupakan model yang sering digunakan untuk menjelaskan perilaku pencegahan penyakit Anies, 2006. Berdasarkan Health Belief Model, kemungkinan seseorang melakukan tindakan pencegahan dipengaruhi secara langsung dari hasil dua keyakinan atau penilaian kesehatan health belief Maulana, 2009, antara lain sebagai berikut: 1. Ancaman yang dirasakan dari sakit atau luka, hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau kesakitan betul- betul merupakan ancaman bagi dirinya. Jika ancaman meningkat, perilaku pencegahan juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman yang dirasakan didasarkan pada hal-hal berikut: a Ketidakkebalan yang dirasakan. Individu mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi. b Keseriusan yang dirasakan. Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah individu tersebut atau penyakit dibiarkan tidak ditangani. 2. Keuntungan dan kerugian, pertimbangan antara keuntungan dan kerugian perilaku untuk memutuskan melakukan tindakan pencegahan atau tidak. Petunjuk berperilaku juga diduga tepat untuk memulai proses perilaku, yang disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol. Hal ini berupa berbagai informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan misalnya media massa, kampanye, nasihat orang lain, penyakit dari anggota keluarga yang lain atau teman. Kebutuhan yang dirasakan untuk melakukan tindakan dipengaruhi oleh variabel-variabel yang mempengaruhi persepsi seseorang dan akibatnya secara tidak langsung mempengaruhi perilaku kesehatannya. Faktor pemodifikasi tersebut mencakup tingkat pendidikan yang dimiliki, perbedaan kebudayaan, usia, pengalaman pribadi, jenis kelamin, dan status ekonomi, dan dapat mempengaruhi persepsi kerentanan, keparahan risiko, manfaat, dan kendala Bensley, 2008. Ancaman, keseriusan, ketidakkebalan, pertimbangan keuntungan, dan kerugian dipengaruhi oleh 1 variabel demografi seperti umur, jenis kelamin, dan latar belakang budaya; 2 variabel sosiopsikologis seperti kepribadian, kelas sosial, dan tekanan sosial; 3 variabel struktural seperti pengetahuan, dan pengalaman sebelumnya. Penilaian terhadap masalah kesehatan terdahulu merupakan petunjuk untuk berprilaku diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol. Hal ini dapat berupa bermacam-macam informasi dari luar atau nasihat mengenai permasalahan kesehatan, misalnya media, kampanye, nasihat orang lain, dan penyakit anggota keluarga lain atau teman Maulana, 2009.

E. Keputihan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN KEPUTIHAN PADA REMAJA DI SMPN 5 KEPANJEN

2 18 19

Efektifitas Pendidikan Kesehatan tentang Dismenore terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja Perempuan di Madrasah Tsanawiyah Islamiyah Ciputat

0 11 105

Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Kesehatan Reproduksi di SMP Islam Ruhama Ciputat

9 42 134

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA SMA X Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap remaja sma x dalam upaya pencegahan hiv/aids di kabupaten karanganyar.

0 2 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 19

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN KANKER PAYUDARA TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Kanker Payudara Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Sikap Pada Wanita Usia Produktif Di Desa Sumur Musuk Boyolali

0 1 15

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 1 16

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI WANITA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Reproduksi Wanita Dengan Perilaku Pencegahan Keputihan Pada Siswi Di Sma Negeri 1 Jatinom.

0 0 14

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN MOTIVASI MEMERIKSAKAN DIRI KE PELAYANAN KESEHATAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GIRIWOYO WONOGIRI.

0 0 14

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG KEPUTIHAN DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KEPUTIHAN DI PANTI ASUHAN YATIM PUTRI ‘AISYIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2009

0 0 7