Latar Belakang Masalah Strategi pemasaran produk simpanan Idul Fitri pada BMT al-Fath IKMI Pamulang

juga sebagai industri penyedia jasa keuangan financial industry dan instrument kebijakan moneter yang utama. 2 Salah satu tonggak perkembangan perbankan islam adalah didirikannya Islamic Development Bank IDB pada tahun 1975, yang berpusat di jedah. Bank pembangunan yang menyerupai Bank Dunia The World Bank dan Bank Pembangunan Asia ADB, Asian Development Bank ini dibentuk oleh Organisasi Konferensi Islam OKI yang anggota-anggotanya adalah Negara- negara islam, termasuk Indonesia. 3 Dalam perkembangan bank umum, peranan perjuangan politik sangat penting. Namun prakarsa masyarakat sangat penting pula. Dari prakarsa masyarakat, tanpa legislasi syariah telah berkembang bank syariah mikro, yang bernama Bait al Mal wa al Tamwil BMT atau Bait al Tamwil BT yang di sponsori oleh gerakan Muhammadiyah, sehingga dilingkungan Muhammadiyah lebih dikenal lembaga BTM Bait al Tamwil Muhammadiyah. BMT ini, sebagai lembaga kredit mikro berkembang secara eksponensial. Model BMT ini juga tidak di jumpai di negara- negara lain. Jumlahnya di seluruh Indonesia hampir 4000, dengan nilai asset sekitar Rp 1,4 triliun. 4 2 Heri Sudarsono, Bank Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I, Yogyakarta: Ekonosia,2003, hal.5. 3 Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2007, hal. xx. 4 Ibid, h.xxiv. Baitul mal wat tamwil BMT adalah balai usaha mandiri terpadu yang isinya berintikan bayt al-mal wa al-tamwil dengan kegiatan mengembangkan usaha- usaha produktif dan investasi dalam meningkatkan kualitas kegiatan ekonomi pengusaha kecil bawah dan kecil dengan antara lain mendorong kegiatan menabung dan menunjang pembiayaan kegiatan ekonominya. Selain itu BMT juga bisa menerima titipan zakat, infak, dan sedekah, serta menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya. 5 Semua agama dan budaya mempunyai hari-hari yang diagungkan, menjadi “hari besar” atau hari raya. Dalam agama Islam, hari raya yang canonical atau sah dan resmi menurut agama itu sendiri ada dua, yaitu idul fitri dan idul adha. Sedangkan hari-hari raya Islam yang lain, seperti Tahun Baru Hijriah, Maulid Nabi, Isra Mi’raj dan Nuzulul Qur’an, adalah hari raya “budaya Islam”, bukan hari raya “agama Islam”. Karena itu, beberapa Negara, seperti Arab Saudi dan sekitarnya yang menganut aliran pemikiran atau mazhab Hambali dalam tafsiran Muhammad Ibn Abdul Wahhab, selain idul fitri dan idul adha tidak ada hari yang dirayakan sebagai bagian dari keislaman, walaupun mereka merayakan hari-hari nasional mereka, yang sama sekali”sekuler”. 6 5 Andri Soemitra, Bank Dan Lembaga Keuangan Syariah, Cet.I., Jakarta: Kencana, 2009, h. 448. 6 Nurcholis Madjid, Ed., Dialog Ramadlan Bersama Cak Nur, Cet. I, Jakarta: Paramadina, 2000, h. 138. Hari raya idul fitri id al-fithr adalah puncak pengalaman hidup sosial keagamaan rakyat Indonesia. Dapat dikatakan bahwa seluruh rakyat selama satu tahun diarahkan untuk dapat merayakan hari besar itu dengan sebaik-baiknya. Mereka bekerja dan banyak yang menabung untuk kelak mereka nikmati pada saat tibanya idul fitri. Hari raya yang juga disebut lebaran itu sebanding dengan perayaan Thanks Giving Day di Amerika Serikat, saat rakyat negeri itu bersuka ria dengan bersyukur kepada tuhan bersama seluruh keluarga. Gerak mudik rakyat Indonesia juga mirip sekali dengan yang terjadi pada orang-orang amerika menjelang thanks giving day itu. Semuanya merasakan dorongan amat kuat untuk bertemu ayah-ibu dan sanak saudara, karena justru dalam suasana keakraban kekeluargaan itu hikmah idul fitri atau thanks giving day dapat dirasakan sepenuh-penuhnya. Sebagai hari raya keagamaan, idul fitri pertama-tama mengandung makna keruhanian. Tapi karena dimensi sosialnya sedemikian besarnya, khususnya dimensi kekeluargaannya, maka idul fitri juga memiliki makna sosial yang amat besar. Dan jika dilihat dari segi bagaimana orang bekerja dan menabung untuk berlebaran, idul fitri juga mempunyai makna ekonomis yang besar sekali bagi rakyat. Cukup sebagai indikasi tentang hal itu ialah bagaimana daerah-daerah tertentu memperoleh limpahan ekonomi dan keuangan dari para pemudik, sehingga pemerintah daerah bersangkutan merasa perlu menyambut dan mengelukan kedatangan warganya yang bekerja di kota-kota besar itu. 7 BMT Al-Fath adalah salah satu lembaga keuangan mikro yang mempunyai produk SIFITRI simpanan idul fitri yang mana produk ini menghimpun dana dari masyarakat yang dikhususkan dalam memenuhi kebutuhan hari raya idul fitri. Dengan adanya simpanan idul fitri ini memudahkan bagi masyarakat dalam mendapatkan dana untuk hari raya karena sebelumnya sudah mempunyai tabungansimpanan yang dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan pada hari raya idul fitri. Berdasarkan pada pembahasan di atas, maka penulis tertarik untuk menjawab, meneliti, mengamati, mengkaji, dan menganalisa lebih jauh dan mendalam pembahasan di atas dalam skripsi ini dengan judul: “STRATEGI PEMASARAN PRODUK SIMPANAN IDUL FITRI BMT AL-FATH IKMI PAMULANG” .

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Setelah melihat latar belakang di atas, maka penulis mengambil produk SIFITRI simpanan idul fitri pada BMT Al-Fath sebagai bahan penelitian 7 Ibid., h.127-128 dari segi Strategi Pemasarannya. Karena dalam mengumpulkan mitra yang cukup banyak di butuhkan Strategi Pemasaran yang baik dan tepat sasaran, sehingga membuat seseorang tertarik untuk menyimpan dananya pada BMT Al-Fath dalam memenuhi kebutuhan pada hari raya. Berdasarkan judul skripsi tersebut maka masalah yang akan dibahas dapat dibatasi pada Strategi Pemasaran Produk Simpanan Idul Fitri BMT Al-Fath IKMI Pamulang.

2. Perumusan Masalah

Untuk mempermudah pembahasan, maka penulis membuat perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Strategi Pemasaran Yang Diterapkan BMT Al-Fath Pada Simpanan Idul Fitri. 2. Bagaimana Kendala Yang Dihadapi Dalam Memasarkan Produk Simpanan Idul Fitri pada BMT Al- Fath. 3. Bagaimana Perkembangan Produk Simpanan Idul Fitri Dari Tahun ke Tahun Pada BMT Al-Fath.