50
F. Penilaian Kontribusi Untuk Bencana Alam Pada Asuransi Syariah
Lokasi merupakan faktor terpenting dalam untuk dipertimbangkan sebelum memberikan jaminan asuransi pada bencana alam seperti gempa bumi, letusan
gunung berapi dan tsunami. Peta risiko bencana alam biasanya dapat diperoleh dari perusahaan asuransi profesional dan berpengalaman atau dari lembaga yang terkait
dengan masalah gempa bumi. Salah satu yang sudah terkenal adalah yang diproduksi oleh CRESTA Catastrophone Risk Evaluation and Standardizing Target
Accumulation. CRESTA didirikan oleh industri asuransi pada tahun 1977 sebagai lembaga independen untuk penanggungan secara teknis risiko bencana alam.
42
CRESTA bertjuan membentuk sistem yang seragam diseluruh dunia untuk pengendalian akumulasi risiko bencana alam, terutama gempa bumi, badai dan banjir.
Dewasa ini standarisasinya sudah diterima secara luas dan diterapkan di industri asuransi internasional. Bagi operator asuransi syariah, standar serupa juga bermanfaat
sebagai dasar untuk menghitung kontribusi jaminan asuransi gempa bumi, dll. Keikutsertaan dalam asuransi syariah untuk risiko gempa bumi biasanya tidak
harus dengan nilai penuh karena mungkin ini juga tidak dibutuhkan, keikutsertaan bisa sampai nilai tertentu yang disebut sebagai kerugian pertama atau first loss. Oleh
karena itu, dalam perhitungan kontribusi asuransi gempa bumi juga harus mempertimbangkan perlindungan atas dasar kerugian pertama atau first loss tersebut.
42
Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik; Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir dan Riba Jakarta : Gema Insani Press 2005 Cet.1, hal 62
51
Zona 1 Kelas Kontruksi
Katagori Bangunan A
B C
Uraian Kode
Beton Rangka Baja
Lainnya Bangunan Pabrik
1 0.108
0.108 0.122
Bangunan lainnya s.d 3 lantai
2 0.104
0.104 0.113
4 sampai 9 lantai 3
0.122 0.135
0.270 di atas 10 lantai
4 0.135
0.149 Ditolak
Tarif Gempa Bumi Indonesia Zona 1 – Sumber Biro Tarif
Zona 2 Kelas Kontruksi
Katagori Bangunan A
B C
Uraian Kode
Beton Rangka Baja
Lainnya Bangunan Pabrik
1 0.108
0.108 0.122
Bangunan lainnya s.d 3 lantai
2 0.104
0.104 0.113
4 sampai 9 lantai 3
0.122 0.135
0.270 di atas 10 lantai
4 0.135
0.149 Ditolak
Tarif Gempa Bumi Indonesia Zona 2 – Sumber Biro Tarif
Zona 3 Kelas Kontruksi
Katagori Bangunan A
B C
Uraian Kode
Beton Rangka Baja
Lainnya Bangunan Pabrik
1 0.132
0.132 0.149
Bangunan lainnya s.d 3 lantai
2 0.127
0.127 0.138
4 sampai 9 lantai 3
0.149 0.165
0.330 di atas 10 lantai
4 0.165
0.182 Ditolak
52
Tarif Gempa Bumi Indonesia Zona 3 – Sumber Biro Tarif
43
Zona 1 : Daerah yang intensitas pergerakan tanahnya sedikit atau lambat
sehingga apabila terjadi gempa bumi bisa mengakibatkan keparahan yang tidak signifikan.
Zona 2 : Daerah yang intensitas pergerakan tanahnya sedang sehingga
apabila terjadi gempa bumi bisa mengakibatkan keparahan yang cukup berarti.
Zona 3 : Daerah yang intensitas pergerakan tanahnya tinggi sehingga
apabila terjadi gempa bumi bisa mengakibatkan keparahan yang tinggi.
43
Iqbal, Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik; Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir dan Riba., Ibid., h.62
53
BAB IV ANALISIS KONSEP ASURANSI SYARIAH
DALAM PENANGGULANGAN BENCANA ALAM
Keberadaan Asuransi syariah di Indonesia mempunyai market share pembagian pangsa pasar tersendiri dalam percaturan bisnis usaha perasuransian di
tanah air. Jumlah penduduk yang mayoritas muslim menjadi faktor utama yang dikedepankan. Maka tidaklah mengherankan jika orientasi bisnis yang dipakai dan
segmentasi yang dipilih oleh perusahaan asuransi syariah di Indonesia saat ini banyak mengejar market dari kalangan intern umat Islam Indonesia.
44
Salah satu sektor yang belum diterapkan oleh asuransi syariah di Indonesia dan sangat membutuhkan perlindungan terhadap risiko-risiko yang sering terjadi
adalah sektor bencana alam, terutama dalam menanggulangi dampak dari bencana alam tersebut. Kebutuhan akan inovasi dalam bentuk asuransi bencana ini dapat
diaplikasikan dan lebih cocok diterapkan dengan menggunakan model syariah, mengingat sistem yang dipakai nanti akan menggunakan akad-akad yang sesuai
dengan prinsip syariah. Asuransi bencana ini nantinya diharapkan dapat memberikan perlindungan kepada korban bencana alam terhadap kerugian ekonomi dan atau
kerusakan atas tempat tinggal mereka yang dipertanggungkan akibat terjadinya resiko
44
AM Hasan Ali, Asuransi Dalam Perspektif Islam, Ibid,. h.160
53
54
yang tidak diinginkan, secara sebagian partial loss maupun secara keseluruhan total loss, akibat dari musibah bencana alam seperti gempa bumi dan lain-lain.
Selain mengadopsi sistem asuransi konvensional, skim asuransi syariah juga dapat digunakan dalam penanggulangan risiko kerugian akibat bencana. Selanjutnya
dalam pengelolaan asuransi berbasis syariah, dana tabarru yang disimpan dalam suatu rekening khusus merupakan dana yang telah diniatkan oleh semua pemegang
polis untuk kepentingan saling membantu. Sampai saat ini memang penanganan akibat dari bencana sebagian besar
masih menjadi tanggung jawab pemerintah. Mengingat besarnya nilai kerugian yang harus ditanggung, sudah seharusnya ada sistem khusus untuk penanggulangan risiko
kerugian. Dengan demikian dapat mengurangi beban pemerintah, yaitu dengan melakukan risk-sharing dengan pihak swasta.
Selama ini, ketiadaan risk-sharing tersebut membawa konsekuensi, yakni ketika terjadi bencana, kerugian yang ditimbulkan hanya akan tertutupi sebesar
anggaran negara yang disediakan pemerintah. Di sisi lain, asuransi komersial mengalami premium dan over-funding berkali lipat, karena tidak terlibat dalam
subsidi silang atas kerugian akibat bencana tersebut. Karena itulah, penanganan bencana perlu melibatkan asuransi secara terintegrasi, antara pemerintah dan swasta.
Tujuannya, agar terjadi keseimbangan antara beban pemerintah yang harus ditanggung dengan kapasitas industri asuransi juga dapat lebih ditingkatkan.
55
A. Risk and Loss Profile Produk Asuransi Bencana