10
3. Untuk dapat menjelaskan konsep asuransi syariah dalam melindungi
menanggulangi bencana alam. 4.
Memberikan sumbangsih pemikiran kepada kalangan akedimisi sehingga dapat menambah literatur tentang asuransi syariah.
D. Kajian Pustaka
Setelah melihat skripsi pada tahun-tahun sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tidak ada skripsi yang membahas tentang konsep asuransi
bencana. Namun ada sebuah skripsi yang membahas tentang konsep asuransi syariah, yaitu:
Fitri Handayani, 2004 dengan judul skripsi “Konsep Asuransi Syariah Terhadap Resiko Usaha Industri Pertanian”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana asuransi syariah dapat menerapkan konsep perlindungan terhadap resiko yang dihadapi usaha pertanian syariah. Sedangkan dalam skripsi ini, penelitiannya
bertujuan untuk mengetahui bagaimana perusahaan asuransi syariah dapat menerapkan suatu produk asuransi yang dapat menanggulangi bencana alam.
E. Kerangka Teori dan Konsep
1. Kerangka Teori
Asuransi Syariah adalah perjanjian antara dua belah pihak atau lebih yakni tertanggung dan penanggung, dimana tertanggung berkewajiban membayar premi
yang telah disepakati sebelum adanya penutupan asuransi dan penanggung
11
berkewajiban membayar sejumlah uang jika terjadi sesuatu yang tidak diketahui kapan terjadinya yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan yang pengoperasiaanya berdasarkan prinsip-prinsip syariah Islam.
10
Resiko yang dihadapi oleh manusia yang paling besar ada dua, yakni hidup yang terlalu lama dan kematian yang terlalu cepat. Asuransi sebagai mekanisme
perlindungan merupakan langkah yang tepat bagi seseorang untuk membagi atau mengalihkan suatu risiko, karena asuransi menjawab rasa aman bagi setiap orang.
Dalam konteks akad dalam asuransi syariah, tabarru ’ bermaksud memberikan
dana kebajikan dengan niat ikhlas untuk tujuan saling membantu diantara sesama peserta takaful asuransi syariah apabila ada diantara yang mendapat musibah. Dana
klaim yang diberikan diambil dari rekening dana tabarru yang sudah diniatkan oleh semua peserta ketika akan menjadi peserta asuransi syariah, untuk kepentingan dana
kebajikan atau dana tolong-menolong.
11
Akad yang mendasari kontrak asuransi kerugian syariah adalah akad tabarru ’.
Dalam akad ini, pihak pemberi dengan ikhlas memberikan sesuatu dalam bentuk kontribusi premi tanpa ada keinginan untuk menerima apa pun dari orang yang
menerima kontribusi atau premi tersebut. Akad ini bertujuan menerapkan konsep bahwa bentuk tolong-menolong diwujudkan dalam kontribusi berupa dana tabarru
’
10
Man Supraman Sastrawidjaja dan Endang, Hukum Asuransi Perlindungan Tertanggung Asuransi Deposito UsahaPerasuransian, Bandung: PT Alumni,2004 cet ke-3, h.165
11
Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah Life and General Konsep dan Sistem Operasional, Jakarta: Gema Insani Press 2004 h.36
12
kebajikan.
12
Hasil surplus jika ada dikembalikan sebagian kepada peserta melalui mekanisme mudharabah bagi hasil.
Cadangan reserve adalah sebagian dari surplus tabarru ’ yang disisihkan
guna suatu keperluan tertentu. Oleh karena itu, menurut teori akunting, cadangan bukan utang, tetapi sebagian aktiva, dimana hal ini banyak pada balance-sheet
neraca dari perusahaan dagang dan industri. Disamping itu, perusahaan dagang dan industri menganggap cadangan sebagai accured basis.
Namun, perusahaan asuransi menganggap cadangan bukan aktiva, tetapi utang. Perusahaan asuransi menggunakan pengertian cash basis paid basis untuk
cadangan tersebut. Cadangan dalam perusahaan asuransi bermacam-macam, yang penting di antaranya ialah:
a. cadangan untuk deviden
b. cadangan untuk membayar komisi
c. cadangan untuk keadaan tidak diduga
d. cadangan kerugian dan cadangan biaya kerugian
Perusahaan asuransi didirikan dengan tujuan untuk mengganti kerugian- kerugian yang terjadi. Jadi, setiap laporan keuangan yang menyangkut rugilaba harus
menunjukan:
12
Abdullah Amrin, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, Jakarta: PT Elex Media Komputindo 2006 h.81
13
a. jumlah uang yang diterima premi, yaitu sumber keuangan untuk membayar
kerugian, dan berapa banyak yang perlu disisihkan untuk membayar kerugian yang belum terjadi. Ini termasuk cadangan premi yang tidak digunakan.
b.
Jumlah yang digunakan untuk membayar kerugian-kerugian yang telah terjadi dan sejumlah yang belum dibayarkan untuk kerugian tersebut. Ini disebut dengan
istilah cadangan kerugian.
13
2. Kerangka Konsep
13
Abbas Salim, Asuransi dan Manajemen Risiko Jakarta: PT Raja RajaGrafindo Persada 2005 Ed. 2, h.173
Kontribusi Premi
Dana Tabarru
Beban Tabarru
Surplus Tabarru
Ujroh Investasi
Hasil Investasi
Bagian Pendapatan Operator Perusahaan
Cadangan Dana
Tabarru
14
F. Metode Penelitian