LANDASAN TEORI GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM PENUTUP TINJAUAN TEORITIS GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

DAFTAR ISI Kata Pengantar i Daftar Gambar iv Daftar Tabel v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1

B. Identifikasi Masalah

9 C. Batasan Masalah 10

D. Rumusan Masalah

10 E. Tujuan Penelitian 11

F. Manfaat Penelitian

11 G. Review Studi Terdahulu 12

H. Hipotesis

15 I. Metode Penelitian 17 J. Sistematika Penulisan 22

BAB II LANDASAN TEORI

A. Teori Technology Acceptance Model TAM 1. Pengertian TAM 24 2. Model TAM 26 3. Pengembangan TAM 30

B. Kajian Electronic Banking

35 1. Layanan Electronic Banking 37 2. Manfaat Electronic Banking 42 C. Perbankan 44

D. Internet

46

BAB III GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN JAKARTA A. Sejarah Singkat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 51 B. Visi dan Misi dan Tujuan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta 52 C. Program Pendidikan 54 1. Program Studi Ahwal Syahsyiyah 55 2. Program Studi Jinayah Siyasah 56 3. Program Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum 57 4. Program Studi Muamalat 58 D. Jumlah Dosen, Pegawai dan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum 60 E. Organisasi dan Struktur Pimpinan Fakultas Syariah dan Hukum 60 BAB IV ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL PADA PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FSH UIN JAKARTA A. Sebaran Data Faktor Sosial Ekonomi Pengguna Electronic Banking FSH 63 B. Sebaran Data Pengguna Electronic Banking 68 1. Data Pengguna SMS 68 2. Data Pengguna Internet 73 C. Analisis TAM dalam Pengguna Electronic Baking di FSH 79 1. Uji Hipotesa Korelasi Rank Spearman 79 D. Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan 89 B. Saran 91 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi memang telah mengubah wajah dunia. Thomas L Friedman menyebutnya globalisasi dengan teknologi informasi 1 , selain mengeliminir sekat- sekat yang membatasi ruang gerak manusia, globalisasi juga tengah memasuki ruang gaya hidup. Secara naratif bisa digambarkan sebagai berikut. Di bidang politik, pada era sebelumnya, kebebasan berpendapat dan menyuarakan kepentingan golongan terasa sangat sulit. Orang harus punya media, organisasi maupun partai politik untuk menyuarakan aspirasinya. Kini, dengan hadirnya Internet, semua orang merasa berhak dan mampu untuk menyuarakan aspirasinya. Hadirnya blog maupun jejaring sosial membuka keran politik yang tadinya mampet menjadi terbuka lebar. Dalam bidang kehidupan yang lain, orang kini lebih mudah bersosialisasi. Melalui jaringan sosial semisal facebook dan twitter, orang-orang bebas mengomunikasikan apapun dan mendapat respon yang cepat dari teman- temannya di berbagai belahan dunia. Menurut Mike Germano, presiden dari Carrot Creative menyatakan tahun 2000 internet merupakan brosur raksasa, di 1 Thomas L Friedman. Understanding Globalization; Lexus and Olive Tree. New York: McGraw Hill 1998 tahun 2009 internet merupakan tempat reuni sekolah, kelas memasak, studio rekaman, pertemuan politik hingga showroom mobil. Social media represents a fundamental shift in the way we communicate 2 . Media Sosial internet menghadirkan pergeseran mendasar dalam cara kita berkomunikasi. Pendapat di atas mengindikasikan bahwa, globalisasi dengan teknologi informasi juga mengubah gaya hidup. Secara spesifik, masyarakat saat ini sebagai generasi pertama yang dikepung komputer dan internet media digital 3 , merasa tidak perlu bersusah payah berkomunikasi dengan sanak kerabat yang terpisah jarak ribuan mil. Hanya bermodalkan sambungan internet, komputer berikut headset dan webcam, orang bisa melepas rasa kangen yang terpendam puluhan tahun, tanpa harus bertemu di suatu tempat. Salah satu gaya hidup yang turut berubah adalah cara manusia dalam memenuhi kebutuhan ekonomisnya, berkat globalisasi yang ditandai oleh adanya teknologi informasi, orang-orang kini dengan mudah bertransaksi di dunia maya. Orang bebas membeli, menjual ataupun melelang barang-barangnya melalui internet. Transaksi antara penjual maupun pembeli, produsen maupun konsumen bisa terjadi secara seketika, tanpa membutuhkan dokumen-dokumen konvensional semacam nota, formulir, maupun lainnya 2 Mike Germano. “Word of Mouse, How To Utilize Social Networking As Real Medium Of Growth ”. Dokumen diakses pada Desember 2009 dari http:start.iocarrotcreative 3 Tapscott, Don. “Growing Up Digital”. Dalam Mukhlis Fuadi, Cybereducation dalam Dunia Pendidikan Kita. Jogjakarta; Majalah Sinar Juni. 2004 Mengantisipasi tren perubahan ini, teknologi informasi itu tentu menjadi satu-satunya solusi bagaimana perusahaan mampu mengkomunikasikan keinginan pelanggan dengan produk yang ditawarkan perusahaan. Ketika bisnis komoditas dot com meledak pada era 90 an yang menandai era electronic commerce. Perusahaan-perusahaan besar segera saja membuat aplikasi yang memungkinkan suatu produk bisa diterima sedemikan mudah oleh konsumen. Namun kenyataan berbicara lain, hanya berselang satu dekade setelah internet dikomersialkan di awal tahun 1990, justru 80 perusahaan yang bermain dalam area dot com terancam bangkrut 4 . Penerapan electronic commerce bermula di awal tahun 1970 an, dengan adanya inovasi semacam electronic fund transfer EFT. Saat itu tingkat aplikasinya masih terbatas pada perusahaan-perusahaan besar, lembaga keuangan dan segelintir perusahaan kecil yang nekat. Lalu muncullah Electronic Data Interchange yang berkembang dari transaksi keuangan ke pemrosesan transaksi lain. Sehingga demikian, hal ini memicu meledaknya jumlah pelanggan potensial. Tahun 2002 Pusat Riset E Commerce di Texas University mencatat perusahaan internet yang paling cepat tumbuh adalah sektor e commerce. Pertumbuhannya mencapai 72, dengan pendapatan yang dihasilkan melebihi satu triliun US Dollar 5 4 M Suyanto. Strategi Periklanan pada E Commerce Perusahaan Top Dunia. 2003. Jogjakarta: Penerbit Andi, h. 10 5 ibid Kecenderungan di atas yang menyatakan bahwa sekitar 80 perusahaan yang bermain di area dot com terancam bangkrut atau boleh dikatakan tidak mampu mengantisipasi pertumbuhan konsumen dengan beragam selera dan keinginan, hingga akhirnya ditinggalkan pelanggan dan mengalami kebangkrutan memiliki banyak penyebab. Salah satu penyebabnya adalah karena teknologi yang digunakan cenderung satu arah, tidak mengakomodir secara sepenuhnya keinginan konsumen sehingga tingkat penerimaan konsumen terhadap aplikasi e commerce menjadi rendah. Arif Wibowo dalam skripsinya yang berjudul Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model menyebutkan kekurangan dari electronic commerce itu sebagai berikut: “Kecenderungan terjadinya End User Computing telah menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna sistem informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi sikap terhadap penggu naan sistem informasi” 6 Kesimpulan dari Arif Wibowo adalah sukses atau tidaknya penggunaan aplikasi e commerce bisa diukur melalui tingkat penerimaan aplikasi tersebut dari sisi pengguna dalam hal ini konsumen maupun pelanggan. Electronic banking sebagai salah satu bentuk aplikasi perdagangan elektronik e commerce atau e service merupakan salah satu channel perbankan 6 Wibowo, Arief. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Skripsi S1 Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Budi Luhur Jakarta, 2008. h. 8 dalam melayani nasabah, meningkatkan efisiensi hingga menarik calon pengguna produk perbankan sebagai salah satu nilai tambah. Melalui electronic banking , perbankan dituntut untuk menghadirkan layanan apa saja, di mana saja, kapan saja dan siapa saja dalam arti kata customer oriented 7 . Salah satu fungsi utama daripada electronic banking adalah untuk meningkatkan efisiensi layanan perbankan. Dengan hadirnya electronic banking diharapkan para nasabah tidak perlu lagi mengantri untuk melakukan transaksi transfer uang, cek saldo, pembayaran rekening listrik maupun tagihan internet dan telephone. Diharapkan juga mampu mengurangi jumlah transaksi manual maupun ATM yang selama ini identik dengan tradisi antri dan memakan banyak waktu. Alasan yang mendasari perbankan menghadirkan layanan electronic banking dua diantaranya adalah tingginya penetrasi penggunaan internet di Indonesia dan banyaknya pengguna ponsel di Indonesia. Berdasarkan data dari www.internetworldstats.com per Juni 2008, Indonesia menempati urutan 5 besar Negara Asia yang warganya menggunakan internet. Data menyebutkan sekitar 25.000.000 orang, dari 237.512.355, penduduk Indonesia mengakses internet dengan tingkat pertumbuhan pengguna user growth 900 dan tingkat penetrasi 7 Bambang Wahyunugroho. Strategi Pengembangan TI pada Perbankan Modern. Bahan Presentasi STTI-BI. penduduk 10 8 . Begitu juga dengan pengguna ponsel di Indonesia, Asia Market Intellegence yang bekerja sama dengan Siemens Mobile menempatkan Indonesia sebagai negara urutan pertama yang penduduknya menggunakan ponsel di Asia Tenggara dengan persentase 92,9 mengalahkan Filipina 91 dan Malaysia 89. Dengan tingginya tingkat pengguna internet yang diikuti pertumbuhan yang begitu mengagumkan dan besarnya pengguna ponsel di Indonesia, maka prospek perkembangan electronic banking di Indonesia selayaknya semakin positif. Gambar 1.1 Asia Top 10 Internet Countries 8 “Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari http:www.internetworldstats.comstats3.htm Prospek pertumbuhan pengguna internet dan ponsel yang besar ternyata tidak dibarengi dengan peningkatan penggunaan electronic banking , berdasarkan riset Yahoo Indonesia dan TNS Taylor Nielsen Safros, hanya sekitar 5 saja dari total pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas internet banking 9 . Begitu juga dengan pengguna ponsel, penduduk Indonesia yang merupakan pengguna ponsel terbesar di Asia Tenggara ini ternyata tidak diiringi dengan banyaknya pengguna SMS banking dan mobile banking yang penetrasi keduanya hanya sekitar 6 saja 10 . Dari sini bisa ditarik kesimpulan bahwasannya layanan electronic banking belum begitu diterima di kalangan pengguna internet dan ponsel. Kenapa bisa terjadi hal yang sedemikian itu, penulis menduga aplikasi electronic banking masih belum bisa diterima oleh kebanyakan nasabah perbankan di Indonesia. Isu yang berkembang adalah karena keamanan bertransaksi masih diragukan hingga kecanggihan teknologi yang justru menyulitkan pengguna electronic banking sendiri. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai institusi pendidikan milik pemerintah yang terletak di kawasan Tangerang Selatan tepatnya di kota Ciputat tentunya memiliki potensi pengguna electronic banking yang besar. Alasan ini didasari fakta bahwa, selain letaknya di kawasan sub urban Jakarta, UIN Syarif Hidayatullah merupakan pangsa pasar 9 “Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari http:cetak.kompas.comreadxml2009032703024518internet.kita..dan.masa.depan 10 “Penetrasi dan Profil Pengguna E-Channel Baru” Artikel diakses pada 21 September 2009 dari http:ikatanbankir.comibiarticle.php?id=35 yang besar. Dengan jumlah mahasiswa lebih dari 20.000 orang, dan jumlah dosen tetap lebih 586 orang, ditambah jumlah alumni yang lebih dari 35.000 orang, tentunya prospek pengguna electronic banking menjadi besar, namun inilah yang perlu diteliti lebih lanjut 11 . Oleh karena itu menarik untuk diteliti mengenai tingkat akseptansi atau penerimaan pengguna electronic banking di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah terhadap aplikasi electronic banking. Pada penelitian kali ini, peneliti menggunakan sampel pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum. Alasan menggunakan sampel pengguna electronic banking FSH UIN Jakarta karena dosen dan mahasiswa FSH merupakan domain peneliti, dengan profesi dosen dan mahasiswa FSH UIN yang juga berkecimpung di dunia hukum politik dan ekonomi perbankan sejatinya menjadi model yang signifikan untuk diteliti. Dengan menggunakan pendekatan Technology Acceptance Model penulis ingin mewujudkan penelitian ini menjadi karya tulis ilmiah berupa skripsi dengan judul, Analisis Technology Acceptance Model Pada Pengguna Electronic Banking Di Lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 11 Tim Penyusun. Profil Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2007. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2008

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan data dari www.internetworldstats.com per Juni 2008, akses internet penduduk Indonesia mengalami lonjakan pertumbuhan pengguna user growth hingga 900 dan tingkat penetrasi penduduk 10 12 . Data dari Asia Market Intelegence juga menyebutkan penduduk Indonesia merupakan pengguna ponsel terbesar di Asia Tenggara dengan persentase 92,9. Dengan besarnya tingkat pengguna internet dan ponsel yang diiringi pertumbuhan yang begitu mengagumkan, maka prospek perkembangan electronic banking di Indonesia semakin positif. Namun yang menjadi masalah adalah, berdasarkan riset Yahoo Indonesia dan TNS Taylor Nielsen Safros, hanya sekitar 5 persen saja dari total pengguna internet di Indonesia yang melakukan aktivitas electronic banking 13 , begitupun dengan aktifitas pengguna ponsel, penetrasi penggunaannya dalam bidang electronic banking hanya sekitar 6 saja. Dari sini bisa ditarik suatu identifikasi masalah apakah penerapan aplikasi electronic banking belum begitu populer di kalangan pengguna internet dan ponsel, atau tingkat akseptasi atau penerimaan masyarakat pada aplikasi electronic banking memang rendah. 12 “Asia Top 10 Internet Countries” dokumen diakses pada 15 September 2009 dari http:www.internetworldstats.comstats3.htm 13 “Internet, Kita dan Masa Depan” Artikel diakses pada tanggal 15 September 2009 dari http:cetak.kompas.comreadxml2009032703024518internet.kita..dan.masa.depan

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti perlu membatasi permasalahan. Hal ini dimaksudkan agar masalah tidak menjadi bias, sehingga diperoleh pemahaman yang sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Berikut pembatasan penelitian yang dimaksud: 1. Faktor penerimaan factor of acceptance yang dijadikan variabel independen x adalah Perceived of Usefulness PU dan Perceived Ease of Use PEU dengan tidak mengabaikan faktor eksternal seperti kemampuan ekonomi dan faktor adopsi tren. Sedangkan variabel dependen y dalam penelitian ini adalah Actual Usage AU 2. Layanan electronic banking yang dimaksud adalah layanan SMS banking, mobile banking dan internet banking. 3. Objek penelitian ini adalah pengguna electronic banking di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang pernah melakukan transaksi perbankan melalui e banking, penggunanya meliputi dosen dan mahasiswa.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan sebelumnya, fokus pada penelitian ini adalah ingin merumuskan 1. Bagaimanakah hubungan persepsi manfaat perceived of usefulness dan persepsi kemudahan operasional perceived ease of use dengan penerimaan layanan electronic banking? 2. Diantara faktor persepsi manfaat dan persepsi kemudahan, faktor manakah yang membuat dosen dan mahasiswa FSH UIN Syarif Hidayatullah menggunakan electronic banking?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi maupun batasan masalah yang tengah dikemukakan sebelumnya, maka tujuan daripada penyusunan karya tulis skripsi ini adalah 1. Untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara persepsi manfaat dan persepsi kemudahan dengan penggunaan electronic banking di lingkungan FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Untuk mengetahui diantara dua varibel, variabel mana yang memiliki hubungan paling kuat terhadap aksi penggunaan electronic banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta

F. Manfaat Penelitian

Penyusunan karya tulis ini setidaknya ingin memberi manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan, termasuk peneliti sendiri, pihak akademik, pihak perbankan penyedia layanan e banking sekaligus masyarakat umum. 1. Bagi peneliti, manfaat yang dirasakan adalah peneliti memperoleh bukti faktual mengenai operasional electronic banking. Termasuk didalamnya sistem operasional, security system dan lain sebagainya. Disisi lain juga memperoleh wawasan yang mendalam mengenai Technologi Acceptance Model yang dilihat melalui faktor-faktor penerimaan electronic banking dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Bagi akademik, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan sumbangan pemikiran dan pengetahuan dalam khazanah ekonomi Islam khususnya serta memperkaya literature perpustakaan mengenai aplikasi electronic banking dan technology acceptance model. 3. Bagi Fakultas Syariah dan Hukum, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan kemampuan ekonomi para dosen, terutama pada penggunaan electronic banking. 4. Bagi masyarakat umum, semoga hasil penelitian ini mampu meningkatkan wawasan yang berarti mengenai electronic banking. Serta bagaimana meningkatkan animo masyarakat dalam bertransaksi perbankan melalui e banking.

G. Review Studi Terdahulu

1. Sri Maharsi, 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Nasabah Menggunakan

Internet Banking dengan Menggunakan Kerangka Technology Acceptance Model TAM. Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Penelitian ini yang menggunakan model analisis TAM ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat menggunakan internet banking oleh penggunanya dan dapat menjadi masukan bagi pihak manajemen bank untuk mengevaluasi penggunaan internet banking. Kuesioner dibatasi pada pengguna internet banking di 8 bank yang berada di Surabaya yang menyediakan layanan internet banking. Penelitian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi minat menggunakan internet banking adalah Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived Credibility. Faktor Computer Self Efficacy juga berpengaruh pada minat menggunakan internet banking secara tidak langsung melalui Perceived Usefulness, Perceived Ease of Use, dan Perceived Credibility. 2. Dwi Apri Mujayanti, 2006. Analisis kepuasan pelanggan terhadap layanan internet banking klik BCA. Pascasarjana Universitas Gunadarma Jakarta. Suatu lembagaperusahaan yang bergerak dalam bidang produksi maupun jasa ditentukan oleh konsep kualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan nasabah BCA sebagai pengguna KlikBCA atas program pelayanan internet banking KlikBCA, kemudian mengetahui kesesuaian antara harapan dan persepsi pengguna internet banking KlikBCA, dan menentukan strategi berdasarkan hasil penelitian guna meningkatkan kualitas pelayanan pada layanan internet banking KlikBCA. Penelitian menggunakan metode survei. Penelitian ini juga menggunakan tes hipotesis yang diperoleh berdasarkan hasil perhitungan statistik dari kuesioner yang terdiri dari 27 pertanyan dengan menggunakan bantuan software SPSS 12.00. Jumlah total responden yang diteliti adalah 410 nasabah BCA yang menggunakan KlikBCA. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus dan September 2006. Hasil penelitian menunjukan bahwa empat dimensi kualitas layanan yaitu wujud, kehandalan, daya tanggap, dan empati terdapat adanya perbedaan antara harapan dan persepsi pengguna KlikBCA, sedangkan dimensi jaminan diperoleh hasil antara persepsi dan harapan responden tidak terdapat kesenjangan pelayanan. Kemudian hasil penelitian juga menunjukan bahwa pelayanan jasa perbankan KlikBCA memenuhi 71,2 kebutuhan konsumennasabah BCA, dan ada 6 faktoritem yang mempengaruhi kepuasan pemakai KlikBCA yang perlu mendapatkan perhatian dari BCA. 3. Arif Wibowo, 2008. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model. Universitas Budi Luhur Jakarta. Kecenderungan terjadinya End User Computing telah menimbulkan reaksi yang berbeda-beda dalam sikap dan perilaku pengguna sistem informasi. Perasaan menerima atau menolak muncul menjadi dimensi sikap terhadap penggunaan sistem informasi. Selain sikap, diketahui ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku user terhadap penggunaan sistem informasi. Penelitian ini mengkaji perilaku pengguna sistem informasi di sebuah institusi pendidikan tinggi berdasarkan faktor- faktor yang mempengaruhinya dengan pendekatan Technology Acceptance Model TAM. Uji statistik dilakukan dengan Structural Equation Modeling SEM menggunakan Software Lisrel v8.30. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Model TAM yang diperkenalkan oleh Davis dapat digunakan dalam penelitian ini, mengingat sistem informasi berbasis web adalah bagian dari teknologi khususnya teknologi informasi.

H. Hipotesis

Hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini merujuk pada model penelitian berikut Gambar 1.2 Model Penelitian Seperti yang diuraikan oleh peneliti diatas, bahwa penelitian ini menggunakan model Technology Acceptance Model dengan modifikasi pada bagian variabel eksternal. Model penelitian bisa dilihat pada gambar 1.2. Model ini berfokus pada tiga variabel utama yakni PU, PEU dan AU. Penelitian ini memang menyertakan dua variabel eksternal sebagai pendukung, hanya saja kedua variabel eksternal tersebut tidak diuji hipotesis karena penelitian ini memang berfokus pada hubungan ketiga variabel utama, dengan demikian hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut; Hipotesis Variabel Persepsi Manfaat Berdasarkan teori TAM, persepsi manfaat atau perceived of usefulness diduga memiliki korelasi signifikan terhadap sikap penggunaan electronic banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji pengaruh Persepsi Manfaat terhadap Penggunaan berbunyi Ho:b1≠ 0 : Variabel Persepsi Manfaat PU tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking Ha: b1=0 : Variabel Persepsi Manfaat PU memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking Hipotesis Variabel Persepsi Kemudahan Berdasarkan teori TAM, persepsi kemudahan atau perceived of ease of use diduga memiliki korelasi positif signifikan dengan Sikap Penggunaan electronic banking. Oleh karenanya hipotesis yang menguji korelasi hubungan Kemudahan dengan Sikap Penggunaan berbunyi Ho:b2≠ 0 : Variabel Persepsi Kemudahan PEU tidak memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking Ha: b2=0 : Variabel Persepsi Kemudahan PEU memiliki korelasi positif signifikan dengan sikap penggunaan electronic banking

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang menggambarkan obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan angka-angka yang diperoleh dari lapangan. Dari hasil data dan angka yang diperoleh, dibuatlah hipotesis-hipotesis dan dilakukan serangkaian pengujian terhadap hipotesis tersebut. Apabila telah dilakukan serangkaian pengujian bisa didapat kesimpulan dan saran-saran yang sangat bermanfaat 14 . Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Survei Lapangan field research dengan instrumen penelitian berupa kuisioner. Survei Lapangan adalah usaha pengumpulan data dan informasi secara intensif disertai 14 „Model-model penelitian” dokumen diakses pada 8 Desember 2009 dari www.isekolah.orgfileh_1090893369.doc analisa dan pengujian kembali atas semua yang telah dikumpulkan 15 . Sedangkan kuisioner atau angket bermakna suatu cara untuk mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan yang dijawab secara tertulis. Penggunaan angket dipilih karena secara kuantitatif peneliti dapat memperoleh data yang cukup banyak yang tersebar secara merata dalam wilayah atau area yang diselidiki.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian kali ini adalah pengguna electronic banking di lingkungan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Jumlah sampel penelitian sebanyak 45 orang. Pemilihan responden menggunakan accidental sampling karena kesulitan memperoleh kerangka sampling yang sesungguhnya. Hal ini dikarenakan daftar pengguna electronic banking sangat sulit diperoleh dari pihak bank. Instumen pengumpulan data yang digunakan berupa kuisoner yang diadaptasi dari beberapa penelitian yang menggunakan technology acceptance model, yang lebih dikhususkan pada 3 variabel utama yaitu persepsi manfaat, persepsi kemudahan dan sikap penggunaan. Pengukuran variabel PEOU, dan PU menggunakan Likert Summated Rating dengan 5 kisaran skala mulai dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 15 Gorys Keraf. Komposisi, Sebuah Kemahiran Berbahasa. Jakarta; Penerbit Nusa Indah. 1993 Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena ini telah ditetapkan secara spesisifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian 16 . Jumlah butir pertanyaannya adalah PEOU sebanyak 5 butir, PU sebanyak 5 butir, dan AU sebanyak 5 butir. Rincian butir pertanyaan tersebut selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 1.1 berikut: Tabel 1.1 Varibel dan Indikator Pertanyaan Dependent Variabel y Independent Variabel x Indikator Penerimaan pengguna terhadap layanan internet banking Actual Usage Persepsi Manfaat Perceived Usefulness 1. Manfaat terhadap pekerjaan 2. Manfaat terhadap waktu 3. Manfaat terhadap biaya 4. Manfaat terhadap energy 5. Manfaat terhadap transaksi Persepsi Kemudahan Perceived Ease of Use 1. Kemudahan Registrasi 2. Kemudahan Akses 247 3. Kemudahan Transaksi 4. Kemudahan Customer Service 5. Kemudahan User Friendly Faktor Ekonomi 1. Pendapatan 2. Aktivitas Ekonomi 3. Perilaku Menabung 4. Keikutsertaan Asuransi 5. Perilaku Investasi Faktor Teknologi 1. Kepemilikan Ponsel 2. Aktivitas Internet 3. Aktivitas Ekonomi di Internet 4. Penggunaan Electronic Banking 16 Suharsimi Arikunto,. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Bandung; Rineka Cipta. 2006 h. 168-189

3. Teknik Penulisan

Tek nik penulisan laporan dalam penelitian ini akan merujuk pada “Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

4. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersifat kuantitatif yang bersumber dari data primer yang diperoleh dari kuisioner yang disebar pada beberapa responden yang kemudian diolah dengan menggunakan piranti lunak SPSS 13.

5. Teknik Analisa Data

Mendasarkan pada jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan permasalahan sosiatif yakni penelitian yang bersifat hubungan antara dua variabel atau lebih dengan bentuk hubungannya yang bersifat kausal, sebab akibat, Maka analisis data yang digunakan adalah Korelasi Rank Spearman. Adapun rumus atau penghitungan untuk pengujian hipotesis rank spearman adalah Dimana ρ = Koefisien Korelasi Rank Spearmen n = Jumlah Sampel

J. Sistematika Penelitian

Untuk mempermudah penyusunan, penulis membagi skripsi ini menjadi beberapa bab dan setiap bab terdiri dari sub bab dengan sistematika sebagai berikut: BAB I. PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, review studi terdahulu, kerangka teori, dan sistematika penulisan.

BAB II. TINJAUAN TEORITIS

Pada bab ini akan diuraikan tentang pengertian dari teori technology acceptance model, berikut model-model yang digunakan termasuk di dalamnya perceived ease of use dan perceived of usefulness. Tak luput penulis juga mengikutsertakan definisi, sejarah sampai dengan kemanfaatan internet banking itu sendiri.

BAB III. GAMBARAN UMUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

Bab ini terdiri dari sejarah singkat Fakultas Syariah dan Hukum, visi dan misi Fakultas Syariah dan Hukum, struktur organisasi, program studi fakultas dan perkembangan kinerja fakultas. BAB IV. ANALISIS TECHNOLOGY ACCEPTANCE MODEL DI KALANGAN PENGGUNA ELECTRONIC BANKING DI LINGKUNGAN FSH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Bab ini menyuguhkan beberapa data berikut analisa jumlah pengguna electronic banking pada FSH UIN Jakarta, serta alasan-alasan yang mendasari pengguna electronic banking FSH mengadopsi layanan electronic banking .

BAB V. PENUTUP