Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking

menyatakan tidak ada korelasi antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan ditolak dan Ha yang menyatakan ada korelasi antara persepsi kemudahan dengan sikap penggunaan diterima. Nonparametric Correlations

D. Hambatan Penetrasi Penggunaan Electronic Banking

Selama periode penelitian, baik ketika studi pustaka maupun riset lapangan, peneliti telah menemukan fakta bahwasanya pengguna electronic banking masih sangat minim. Dari bab-bab terdahulu disebutkan bahwa penetrasi pengguna electronic banking tidak sejalan dengan pesatnya growth atau pertumbuhan pangsa Correlati ons 1.000 .463 .282 . .000 .014 45 45 45 .463 1.000 .344 .000 . .002 45 45 45 .282 .344 1.000 .014 .002 . 45 45 45 1.000 .560 .352 . .000 .018 45 45 45 .560 1.000 .444 .000 . .002 45 45 45 .352 .444 1.000 .018 .002 . 45 45 45 Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Correlation Coef f icient Sig. 2-tailed N Manf aat Kemudahan Penggunaan Manf aat Kemudahan Penggunaan Kendalls tau_b Spearmans rho Manf aat Kemudahan Penggunaan Correlation is signif icant at the 0.01 lev el 2-t ailed. . Correlation is signif icant at the 0.05 lev el 2-t ailed. . pasar internet dan ponsel. Data di lapangan juga menyebut bahwa tingkat kesadaran civitas akademika mengenai produk electronic banking sangat tinggi, sekitar 99.99 kalau tidak mau dikatakan 100, pun dengan kepemilikan ponsel dan penggunaan internet, keduanya mengacu pada kisaran 90, tetapi mengapa hanya 56 saja dari civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum yang menggunakan electronic banking, sisanya 44 yang belum menggunakan electronic banking. Itupun dengan sebaran kuitioner yang sedikit, bagaimana jika kuisioner itu diujicobakan dalam lapangan yang lebih luas, bukan hal yang mustahil jika persentase itu terbalik. Ketika persoalan ini mengemuka, peneliti telah berupaya mendapatkan jawaban atas permasalahan ini. Peneliti menemukan beberapa persoalan yang menghambat penetrasi electronic banking diantaranya 1. Alasan yang paling mengemuka adalah factor security atau keamanan dari layanan electronic banking itu sendiri. Beberapa responden yang sempat peneliti tanyakan mengenai keengganan menggunakan electronic banking menjawab kalau mereka takut menggunakan electronic banking. Dengan modus-modus pencurian terkini, para civitas merasa takut jikalau uang mereka dicuri dari bank. Apalagi ketika angket ini disebar, di fakultas sedang terjadi kehebohan modus penipuan sms “seminar di bali” yang mengatasnamakan petinggi di universitas ini dan sempat memakan korban dengan hilangnya jutaan rupiah di atm korban. 2. Faktor ekonomi ternyata bukan faktor dominan dalam penggunaan electronic banking. Beberapa responden yang nyata-nyata memiliki disposable income yang besar, dilihat dari penggunaan kendaraan mewah dan ponsel mode terkini, menjawab jikalau mereka tidak menggunakan sms banking, responden- responden yang secara nyata memiliki disposable income yang kecil malah justru menggunakan electronic banking. Hambatan paling nyata justru dikarenakan faktor adopsi tren, yakni kemauan mengadopsi teknologi baru. Besaran 44 diantara civitas yang belum menggunakan electronic banking bisa jadi dikarenakan reponden-responden ini belum merasakan manfaat dan kemudahan menggunakan electronic banking 3. Lainnya adalah dikalangan civitas akademika belum merasakan manfaat yang signifikan dari penggunaan electronic banking. Transaksi perbankan yang biasa di lakukan oleh pengguna electronic banking di civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta sebagian besar adalah cek saldo dan cek mutasi rekening. Sementara transaksi lainya, terutama jika dikaitkan dengan transaksi ekonomi di dunia maya, sebagian besar belum melakukan transaksi ini. 89

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini secara khusus meringkas semua aspek, baik dari segi urgensi penggunaan electronic banking, manfaat, kemudahan hingga sikap penggunaan electronic banking itu sendiri di kalangan pengguna di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

A. Kesimpulan

1. Sikap penggunaan nasabah terhadap produk electronic banking, merunut teori Technology Acceptance Model yang dikembangkan Fred Davis, dipengaruhi oleh dua variable utama yaitu persepsi manfaat atau perceived of usefulness dan persepsi kemudahan atau perceived of ease of use. Secara teori apabila nasabah telah mendapatkan manfaat dan kemudahan dari penggunaan electronic banking akan memiliki efek terhadap sikap penggunaan actual usage. 2. Dari hasil penelitian di lapangan, sebanyak 56 civitas akademika Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pernah menggunakan electronic banking sedangkan sisanya sebesar 44 belum pernah menggunakan electronic banking. Dari hasil penelitian ini juga diungkap bahwa dari tiga jenis layanan electronic banking yang diteliti yakni, sms