Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
pengawasan atas produksi, distribusi dan konsumsi komoditi. Untuk tujuan ini pemerintah harus merencanakan pengawasan fisik dan langkah-langkah fiskal dan
moneter. Langkah-langkah ini memang tidak dapat dihindarkan untuk mengurangi ketidakseimbangan ekonomi dan sosial yang mengancam negara terbelakang.
“Mengatasi perbedaan sosial dan menciptakan situasi psikologis, idiologis, sosial dan politik yang menguntungkan bagi pembangunan ekonomi merupakan tugas terpenting
pemerintah.”
1
1
G. Myrdal, Economic Theory and Underdeveloped Regions, op.cit., hal 811. Karena itu ruang lingkup tindakan pemerintah sangat luas dan menyeluruh.
Menurut Prof. Lewis lingkup itu mencakup “penyelenggaraan pelayanan umum, menentukan sikap, membentuk lembaga-lembaga ekonomi, menentukan penggunaan
sumber, memnentukan distribusi pendapatan, mengendalikan jumlah uang, mengendalikan fluktuasi, menjamin pekerjaan penuh dan menentukan laju inflasi”.
2
2.3.3. Teori Keynes
Kaum klasik percaya bahwa perekonomian yang dilandaskan pada kekuatan mekanisme pasar akan selalu menuju keseimbangan equilibrium. Dalam posisi
keseimbangan, kegiatan produksi secara otomatis akan menciptakan daya beli untuk membeli barang yang dihasilkan. Daya beli tersebut diperoleh sebagai balas jasa atas
faktor-faktor produksi seperti upah, gaji, suku bunga, sewa dan balas jasa dari faktor-
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
faktor produksi lainnya. Pendapatan atas faktor-faktor produksi tersebut seluruhnya akan dibelanjakan untuk membeli barang-barang yang dihasilkan perusahaan.
Ini yang dimaksudkan oleh J.B. Say bahwa pemasaran akan selalu berhasil menciptakan permintaan sendiri. Dalam posisi keseimbangan tidak terjadi kelebihan
maupun kekurangan permintaan. Kalaupun terjadi ketidakseimbangan disequilibrium, misalnya pasokan lebih besar dari permintaan, kekurangan
konsumsi, atau terjadinya pengangguran, maka keadaan ini dinilai oleh kaum klasik sebagai suatu “tangan tak kentara” invisible hands yang akan membawa
perekonomian kembali pada posisi keseimbangan.
2
Op.cit, halaman 376-383.
Gambar 2.1. Kurva Keseimbangan Pasar Tenaga Kerja
Kesempatan Kerja Upah
N
1
N N
2
w
3
w
1
w
2
S
D
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Kaum klasik juga percaya bahwa dalam keseimbangan semua sumber daya, termasuk tenaga kerja, akan digunakan secara penuh full-employed. Dengan
demikian di bawah sistem yang didasarkan pada mekanisme pasar tidak ada pengangguran. Kalau tidak ada yang bekerja, daripada tidak ada yang memperoleh
pendapatan sama sekali, maka mereka bersedia bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah. Kesediaan untuk bekerja dengan tingkat upah yang lebih rendah ini,
akan menarik perusahaan untuk mempekerjakan mereka lebih banyak. Jadi, dalam pasar persaingan sempurna mereka yang mau bekerja pasti akan
memperoleh pekerjaan. Pengecualian bagi mereka yang “pilih-pilih” pekerjaan, atau tidak mau bekerja dengan tingkat upah yang diatur oleh pasar. Tetapi kalau ada yang
tidak bekerja karena kedua alasan yang disebutkan di atas, mereka ini oleh kaum klasik tidak digolongkan pada pengangguran, melainkan pengangguran sukarela
voluntary unemployment. Kritikan John Maynard Keynes 1883-1946 yang lain terhadap sistem klasik
yang juga sangat perlu diperhatikan ialah pendapatnya yang mengatakan bahwa tidak ada mekanisme penyesuaian adjustment otomatis yang menjamin bahwa
perekonomian akan mencapai keseimbangan equilibrium pada tingkat penggunaan kerja penuh. Hal ini sangat jelas dalam analisisnya tentang pasar tenaga kerja.
Kaum klasik percaya bahwa dalam posisi keseimbangan semua sumber daya termasuk di dalamya sumber daya tenaga kerja, akan dimanfaatkan secara penuh
fully employed. Kalau seandainya tejadi pengangguran, pemerintah tidak perlu melakukan tindakankebijaksanaan apapun. Pandangan klasik ini tidak diterima
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Keynes. Menurut pandangan Keynes, dalam kenyataan pasar tenaga kerja tidak bekerja sesuai dengan pandangan klasik di atas.
Di manapun para pekerja mempunyai semacam serikat kerja labor union yang akan berusaha memperjuangkan kepentingan buruh dari penurunan tingkat upah. Dari
sini Keynes mengecam analisis kaum klasik yang didasarkan pada pengandaian- pengandaian yang keliru dengan kenyataan hidup sehari-hari.
Teori Say yang mengatakan bahwa “penawaran akan menciptakan permintaannya sendiri” di kritik habis-habisan oleh Keynes sebagai suatu yang keliru.
Dalam kenyataannya, demikian Keynes, biasanya permintaan lebih kecil dari penawaran, akan ditabung dan tidak semuanya dikonsumsi. Dengan demikian,
permintaan efektif biasanya lebih kecil dari total produksi. Kalaupun kekurangan ini bisa dieliminir dengan menurunkan harga-harga, maka pendapatan tentu akan turun,
dan sebagai akibatnya tetap saja permintaan lebih kecil dari penawaran. Karena konsumsi lebih kecil dari pendapatan, berarti tidak semua produksi akan diserap
masyarakat. Kalaupun tingkat upah diturunkan tetapi kemungkinan ini dinilai Keynes kecil
sekali, tingkat pendapatan masyarakat tentu akan turun. Turunnya pendapatan sebagian anggota masyarakat akan menyebabkan turunnya daya beli masyarakat,
yang pada gilirannya akan menyebabkan konsumsi secara keseluruhan berkurang. Kalau harga-harga turun, maka kurva nilai produktivitas marjinal tenaga kerja
marginal value of productivity of labor, yang dijadikan sebagai patokan oleh pengusaha dalam mempekerjakan tenaga kerja akan semakin turun. Jika penurunan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai pruduktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian, jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih
kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai produkivitas marjinal tenaga kerja turun
drastis pula, dan jumlah tenaga kerja yang tertampung jadi semakin kecil, dan pengangguran menjadi semakin luas.
2.3.4. Teori Lewis Ekonomi Dua Sektor