Jaminan Hari Tua Jaminan Sosial

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 b Surat keterangan dokter yang merawat dalam bentuk form jamsostek 3b atau 3c. c Kwitansi biaya pengobatan dan perawatan serta kwitansi pengangkutan.

4.3.2. Jaminan Hari Tua

Jamianan hari tua merupakan program tabungan wajib yang berjangka panjang dimana iurannya ditanggung oleh pekerjaburuh daan pengusaha, namun pembayarannya kembali hanya dapat dilakukan apabila telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Dengan demikian, pengertiannya adalah sebagai berikut: 1 Program jaminan hari tua ini bersifat wajib. Sebab tanpa kewajiban yang dipaksakan dengan sanksi sering kali sulit bagi pekerjaburuh untuk menabung demi masa depannya sendiri, dan bagi pengusaha untuk memikirkan kesejahteraan para pekerjaburuhnya. 2 Program ini berjangka panjang karena memang dimaksudkan untuk hari tua sehingga tidak bisa diambil sewaktu-waktu. 3 Iurannya ditanggung oleh pekerjaburuh sendiri ditambah iuran dari pengusaha untuk diakreditasi pada rekening masing-masing peserta pekerjaburuh oleh badan penyelenggara. 4 Adanya persyaratan jangka waktu pengambilan jaminan. Ini dimaksudkan agar jumlahnya cukup berati untuk bekal hari tua, kecuali peserta yang bersangkutan meninggal dunia atau cacat tetap total sebelum hari tua. Kepesertaan jaminan hari tua bersifat wajib secara nasional bagi semua pekerjaburuh yang memenuhi persyaratan. Persyaratan yang dimaksudkan adalah Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 khusus bagi pekerjaburuh harian lepas, borongan dan pekerjaburuh dengan perjanjian kerja waktu tertentu yang harus bekerja di perusahaannya lebih dari tiga bulan. Artinya kalau mereka bekerja kurang dari tiga bulan pengusaha tidak wajib mengikutsertakannya dalam program jaminan hari tua. Pengusaha hanya wajib mengikutsertakan mereka dalam program jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian. Manfaat Program JHT Jaminan Hari Tua akan dikembalikandibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya, apabila tenaga kerja: • Mencapai umur 55 tahun atau meninggal dunia, atau cacat total tetap • Mengalami PHK setelah menjadi peserta sekurang-kurangnya 5 tahun dengan masa tunggu 6 bulan • Pergi keluar negeri tidak kembali lagi, atau menjadi PNSABRI. Karena jaminan hari tua sama dengan program tabungan hari tua, setiap peserta akan memiliki rekening tersendiri pada badan penyelenggara. Selain itu, program ini merupakan program jangka panjang yang hanya dapat dibayarkan kembali setelah mereka pensiun, kecuali kalau terjadi kematian, cacat tetap total, dan diputuskan hubungan kerjanya setelah memenuhi masa kepesertaan lima tahun. Apabila pekerjaburuh diputuskan hubungan kerja pembayaran kembali jaminan hari tua dilakukan setelah masa tunggu enam bulan. Masa tunggu maksudnya adalah suatu Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 masa dimana pekerjaburuh yang diputuskan hubungan kerjanya telah mempunyai pekerjaan lagi atau tidak. Besarnya iuran jaminan hari tua ditetapkan 5,7 persen dari upah pekerjaburuh sebulan, dengan perincian 3,7 persen ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2 persen ditanggung oleh pekerjaburuh. Jaminan hari tua akan dibayarkan langsung oleh badan penyelenggara kepada pekerjaburuh yang bersangkutan atau ahli warisnya, dalam hal berikut: 1 Pekerjaburuh yang bersangkutan telah mencapai usia lima puluh tahun, yaitu usia sebagai batas masa kerja atau pensiun. 2 Pekerjaburuh yang bersangkutan mengalami cacat tetap total menurut keterangan dokter yang ditunjuk oleh perusahaan atau badan penyelenggara. 3 Pekerjaburuh yang bersangkutan meninggal dunia, baik kerena kecelakaan kerja maupun karena kematian dini prematur. Pekerjaburuh yang diputuskan hubungan kerjanya oleh pengusaha, dan pekerjaburuh yang bersangkutan tidak mendapatkan pekerjaan lagi setelah melewati masa tunggu enam bulan terhitung sejak pekerjaburuh yang bersangkutan berhenti bekerja. Tata Cara Pengajuan Jaminan 1 Setiap permintaan JHT, tenaga kerja harus mengisi dan menyampaikan formulir 5 jamsostek kepada kantor Jamsostek setempat dengan melampirkan : a. Kartu Peserta Jamsostek KPJ asli. Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 b. Kartu Identitas diri KTPSIM fotokopi. c. Surat keterangan pemberhentian bekerja dari perusahaan atau Penetapan Pengadilan Hubungan Industrial. d. Surat pernyataan belum bekerja di atas materai secukupnya. 2 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang mengalami cacat total dilampiri dengan Surat Keterangan Dokter. 3 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggalkan wilayah Republik Indonesia dilampiri dengan: a. Pernyataan tidak bekerja lagi di Indonesia b. Photocopy Paspor c. Photocopy VISA 4 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun dilampiri: a. Surat keterangan kematian dari Rumah SakitKepolisianKelurahan b. Photocopy Kartu Keluarga 5 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang berhenti bekerja dari perusahaan sebelum usia 55 tahun telah memenuhi masa kepesertaan 5 tahun telah melewati masa tunggu 6 enam bulan terhitung sejak tenaga kerja yang bersangkutan berhenti bekerja, dilampiri dengan: a. Photocopy surat keterangan berhenti bekerja dari perusahaan b. Surat pernyataan belum bekerja lagi Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 6 Permintaan pembayaran JHT bagi tenaga kerja yang menjadi Pegawai Negeri SipilABRI. Selambat-lambatnya 30 hari setelah pengajuan tersebut PT Jamsostek persero melakukan pembayaran JHT.

4.3.3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan