Teori Lewis Ekonomi Dua Sektor

Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 dalam harga-harga tidak begitu besar, maka kurva nilai pruduktivitasnya hanya turun sedikit. Meskipun demikian, jumlah tenaga kerja yang bertambah tetap saja lebih kecil dari jumlah tenaga kerja yang ditawarkan. Lebih parah lagi kalau harga-harga turun drastis, ini menyebabkan kurva nilai produkivitas marjinal tenaga kerja turun drastis pula, dan jumlah tenaga kerja yang tertampung jadi semakin kecil, dan pengangguran menjadi semakin luas.

2.3.4. Teori Lewis Ekonomi Dua Sektor

Profesor W. Arthur Lewis membangun teori yang sangat sistematis mengenai “Pembangunan Ekonomi dengan penawaran penuh yang tidak terbatas”. Seperti para ahli ekonomi klasik, dia percaya bahwa di banyak negara terbelakang tersedia buruh dalam jumlah yang tidak terbatas dan dengan upah yang sekedar cukup untuk hidup subsisten. Pembangunan ekonomi berlangsung apabila modal terakumulasi sebagai akibat peralihan buruh surplus dari sektor “subsisten” ke sektor “kapitalis”. Lewis mengawali teorinya dengan pernyataan tegas bahwa teori klasik mengenai penawaran buruh yang benar-benar elastis dengan upah subsisten benar- benar terjadi di sejumlah negara terbelakang. Ekonomi seperti itu terjadi pada negara yang berpenduduk padat dibandingkan dengan sumber alam dan sumber modal sehingga produktivitas marinal buruhnya tidak berarti, nihil atau bahkan negatif. Kerena persediaan buruh tidak terbatas, industri baru dapat didirikan atau industri yang ada dapat dikembangkan tanpa batas berdasarkan upah yang berlaku dengan Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 cara menarik buruh dari sektor subsisten. Upah yang berlaku adalah apa yang diperoleh buruh dari sektor subsisten. Sumber utama para pekerja yang bersedia dengan upah subsisten adalah “petani, buruh lepas, pedagang kecil, pelayan domestik dan komersial, dan wanita rumah tangga. Tetapi sektor kapitalis juga membutuhkan pekerja-pekerja terampil. Lewis mengatakan bahwa buruh terampil hanyalah suatu “kesulitan semu”, suatu kesulitan sementara yang dapat digeser dengan pemberian fasilitas latihan bagi para pekerja tidak terampil. 2.4. Aspek Hukum Ketenagakerjaan dalam Hubungan Kerja 2.4.1. Pengertian Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari pengahasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Menurut International Labour Organization ILO dalam masalah ASTEK 1985 : 11 Social Security pada prinsipnya adalah perlindungan yang diberikan oleh pemerintah untuk para warganya, melalui berbagai usaha dalam menghadapi resiko- resiko ekonomi atau sosial yang dapat mengakibatkan terhentinya atau berkurangnya penghasilan. Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009. USU Repository © 2009 Dari pengertian di atas jelaslah bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang jaminan kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua, dan pelayanan kesehatan yakni jaminan pemeliharaan kesehatan.

2.4.2. Hakikat Jaminan Sosial Tenaga Kerja