Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Dari pengertian di atas jelaslah bahwa jaminan sosial tenaga kerja adalah perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang jaminan
kecelakaan kerja, kematian, dan tabungan hari tua, dan pelayanan kesehatan yakni jaminan pemeliharaan kesehatan.
2.4.2. Hakikat Jaminan Sosial Tenaga Kerja
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam Undang-undang No. 3 Tahun 1992 adalah hak bagi setiap tenaga kerja yang sekaligus merupakan kewajiban dari
majikan. Pada hakikatnya program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai
pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang. Disamping itu program jamsostek mempunyai beberapa aspek, antara lain:
a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal
bagi tenaga kerja beserta keluarganya. b.
Merupakan pengharapan kepada tenaga kerja yang menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Dengan demikian jamsostek mendidik kemandirian pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasih orang lain jika dalam hubungan kerja terjadi risiko-
risiko akibat hubungan kerja.
2.4.3. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diatur dalam Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang Jamsostek jo. PP No. 14 Tahun 1993 tentang penyelenggaraan
Jamsostek dimaksudkan untuk memberikan perlindungan bagi tenaga kerja terhadap risiko sosial-ekonomi yang menimpa tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan baik
berupa kecelakaan kerja, sakit hari tua, maupun meninggal dunia. Dengan demikian diharapkan ketenangan kerja bagi pekerja akan terwujud sehingga produktivitas akan
semakin meningkat. Dewasa ini peran pekerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat
demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya risiko yang dapat mengancam keselamatan,
kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja, sehingga perlu adanya upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat
memberikan kontribusi positif terhadap usaha peningkatan disiplin dan produktivitas tenaga kerja.
Dengan persetujuan DPR RI, Pemerintah UU No.3 thn 92 tentang jamsostek yang mengatur pemberian jaminan kecelakan kerja, jaminan kematian, jaminan hari
tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi risiko-risiko sosial-ekonomi, dan
mengurangi ketidakpastian masa depan. Jamsostek ini merupakan bagian dari pembangunan ekonomi dan
pembangunan sosial yang telah berjalan selama ini.
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. Pembangunan ekonomi yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan
otomatisasi industri, peningkatan penggunaan sarana moneter, serta perubahan keseimbangan penduduk dari pedesaaan ke perkotaan, telah membawa
perubahan struktural dalam cara dan sumber kehidupan manusia. Dalam situasi perubahan ekonomi tersebut, program-program jaminan sosial
diperlukaan untuk melindungi tenaga kerja terhadap risiko-risiko kecelakaan, sakit, cacat, hari tua, dan meninggal dunia yang dapat mengakibatkan
turunnya atau hilangnya penghasilan, dan menimbulkan biaya perawatan kesehatan.
b. Pembangunan sosial yang menimbulkan modernisasi sosial membutuhkan
kemandirian dalam segala hal, sehingga tenaga kerja tidak mengantungkan diri pada pihak lain termasuk pada hari itu, saat memerlukan biaya perawatan
waktu sakit dan jaminan ahli waris jika ia meninggal dunia. Selain itu, jaminan sosial yang mengurangi ketidakpastian masa depan akan membarikan
rasa aman dan terjamin, sehingga akan memberikan ketenangan kerja bagi karyawan, dan ketenangan berusaha bagi para pengusaha.
Perlindungan terhadap masa depan, kemandirian dan ketenangan kerja merupakan faktor-faktor penting yang menunjang produktifitas. Menyongsong era
industrialisasi pada Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua, tenaga kerja harus menjadi “manusia mandiri” yang dapat merencanakan masa depannya sendiri dengan
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
disiplin dan mandiri; sebaliknya setiap pengusaha juga mengharapkan memiliki angkatan kerja yang stabil, sehat dan produkuti. Sifat-sifat mandiri, produktif, kreatif
dan inovatif akan mendorong manusia untuk mencipkan kesempatan kerja, dan tidak hanya mencari lapangan pekerjaan saja.
Program jaminan sosial yang dapat mendukung pembangunan sosial-ekonomi demikian itu harus memberikan kemanfaatan yang cukup berarti dengan pembiayaan
yang tetap dapat terjangkau oleh yang bersangkutan. Kemanfaatan hanya cukup berarti, apabila jenisnya lengkap dan besarnya secara minimal dapat dinikmati oleh
pesrtanya. Sedangkan pembiayaan yang terjangkau berarti masih dalam batas kemampuan keuangan bagi setiap pengusaha dari yang besar, menengah, sampai
yang kecil tenaga kerjanya untuk menanggungnya. Pada hakikatnya, seluruh kemanfaatan yang diberikan dalam Undang-Undang
Jamsostek jauh lebih ditingkatkan daripada yang diberikan dalam Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1977 tentang ASTEK.
a. Pada jaminan kecelakaan kerja: biaya transpor naik 100, penggantian upah pada
setiap tidak mampu bekerja naik 25, biaya perawatan naik 50, santunan cacat dan santunan kematian diberikan dalam jumlah sekaligus dan berkala selama dua
tahun. Sedangkan penyakit akibat kerja akan ditanggung sampai jangka waktu tiga tahun setelah hubungan kerja berakhir.
b. Pada jaminan kematian: santuna kepada ahli waris dinaikkan lebih dari 70 yaitu
dari Rp. 700.000 menjadi Rp. 1.200.000,-
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
c. Pada jaminan hari tua: rata-rata santunan sebesar 72 upah untuk setiap tahun
kepesertaan atau kurang lebih 9 kali upah untuk masa kepesertaan 10 tahun sedangkan Tabungan Hari Tua ASTEK rata-rata hanya 30 upah untuk setiap
tahun kepesertaan atau kurang lebih 4 kali upah untuk masa kepesertaan 10 tahun. Santunan itu merupakan pemupukan iuran beserta bunganya. Selain itu,
peserta juga akan menerima 20 dari surplus hasil usaha PT. ASTEK setiap tahun sebagai bagian dari partisipasinya dalam dana bersama ini.
Sebaliknya, tingkat iuran Jamsostek sebagian besar mengalami penurunan dibandingkan dengan tingkat iuran ASTEK.
a Pada jaminan kecelakaan kerja: tingkat iuran disederhanakan dari 10 tarif
menjadi lima tarif saja, dan diturunkan dari 0,24 sampai 3,60 menjadi 0,24 sampai 1,74 upah yang ditanggung pengusaha sesuai klasifikasi
industrinya. b
Pada jaminan kematian: tingkat iuran turun dari 0,50 menjadi 0,30 upah yang ditanggung pengusaha.
Tabel 2.1
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Besar Iuran Jamsostek
No. Program
IURAN JUMLAH IURAN
Pengusaha Tenaga
Kerja
1. JKK
0,24 - 1,74 -
± 1 2.
JKM 0,30
- 0,30
3. JHT
3,70 2
5,70 4.
JPK 3 lajang
- 3 lajang
Jumlah
± 8 2
± 10
Pada jaminan hari tua yang santunannya pasti akan diterima di hari depan, tingkat iurannya sedikit mengalami kenaikan antara 0,14 menjadi 2,00 upah, agar
kemanfaatannya dapat memberikan jumlah yang lebih berarti pada hari tua. Tingkat iuran tersebut sebesar 3.70 upah ditanggung pengusaha dan 2,00 upah ditanggung
tenaga kerja.
BAB III
Maya Adelina Siregar : Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek Persero Medan, 2009.
USU Repository © 2009
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan langkah dan prosedur yang dilakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan untuk
menguji hipotesis penelitian.
3.1. Ruang Lingkup Penelitian