Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan

(1)

EVALUASI PELAKSANAAN

PROGRAM JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

DI PT. CITRA BARU COMMERCIAL MEDAN

Diajukan

oleh

TITIK HUSNA

070902015

DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Titik Husna

Nim : 070902015

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 87 Halaman, 2 Bagan, dan 38 Tabel.

Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan Program Jaminan Social Tenaga Kerja (Jamsostek) di PT. Citra Baru Commercial Medan. Program Jamsostek mulai dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan sejak 2005, yaitu sejak perusahaan tersebut mulai beroperasional. Program ini ditujukan pada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial Medan baik karyawan tetap maupun outsourcing. Program ini meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan dalam proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah 174 peserta. Kemudian diambil sampel sebesar 15% dari populasi tersebut, sekitar 26 peserta. Untuk mengarahkan penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu mentabulasikan data dari hasil kuesioner dalam daftar tabulasi tunggal kemudian menganalisanya sehingga dapat terlihat secara jelas hasil penelitian tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan sudah sedikit memahami dalam hal proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, walaupun dalam perjalanannya tidak semulus sesuai indikator yang seharusnya.

Kata kunci : Evaluasi, Program Jamsostek UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

SCIENCE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Titik Husna Nim : 070902015

ABSTRACT

Evaluation of Social Security Workers at PT. Citra Baru Commercial Medan. This thesis consists of 6 Chapters, 87 Pages, 2 Chart, and Table 38.

This study discusses the implementation of the Manpower Social Security Program (Social Security) in the PT. Citra Baru Commercial Medan. Social Security Program was implemented in PT. Citra Baru Commercial Medan since 2005, ie since the company began operational. The program is aimed at all employees working in PT. Citra Baru Commercial


(3)

Medan both permanent employees and outsourcing. The program includes Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance.

The purpose of this study was to determine the implementation of the Social Security program in PT. Citra Baru Commercial Medan in the process of socialization of Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance. The population in this study were 174 participants. Then the samples were taken at 15% of the population, approximately 26 participants. To direct this study the research method used is descriptive quantitative, the tabulated data from the questionnaires in a single tabulation list and then analyze it so that it can be clearly seen the results of the study.

These results indicate that the Social Security Program in PT. Citra Baru Commercial Medan has been little understood in terms of the socialization process Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance, although the journey is not as smooth as it should according to the indicator.

Key words: Evaluation, Social Security Program KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak habis-habisnya penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan bagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga perlu perbaikan untuk kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis juga meminta maaf jika ada suatu penulisan yang salam dalam skripsi ini.

Dalam penyusunana skripsi ini, penulis tentunya banyak mengalami hambatan. Namun itu dalam perjalanannya, penulis selalu di dukung dan di motivasi pihak-pihak yang sangat dekat dengan penulis, karena itu terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Arifin Umar,BA, Terima kasih kepada Ibunda Almh. Raemah Sagala yang belum sempat melihat akhir dari


(4)

perjalanan perkuliahan penulis, dan juga kepada keluarga-keluarga penulis yang turut berpartisipasi memberikan dukungan. Pada kesempatan ini juga penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Hairani Siregar, S.Sos, M.SP, selaku Ketua Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Matias Siagian, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membantu, bersedia memberikan waktunya untuk membimbing penulis.

4. Kepada seluruh Dosen Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial yang telah mendidik, membantu dan memberikan ilmu selama di perkuliahan, serta kepada staff administrasi yang telah banyak memberikan kemudahan serta pengarahan kepada penulis.

5. Kepada Pimpinan serta staff PT. Citra Baru Commercial Medan yang telah memberikan dukungannya dalam berbagai bentuk untuk penyelesaian skripsi ini.

6. Terima Kasih kepada teman-teman seangkatan Kessos 07 yang telah banyak juga membantu penulis.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat menjadi kontribusi penulis pada departemen, universitas, bahkan Negara.

Medan, 28 Maret 2012


(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………. iii

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL………. viii

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ……….. 6

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 7

1.3.1 Tujuan Penelitian ……… 7

1.3.2 Manfaat Penelitian ………... 7

1.4 Sistematika Penulisan ……… 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Evaluasi Program……….. 10

2.1.1 Pengertian Evaluasi ………... 10

2.1.2 Pengertian Program……….………. 13

2.1.3 Jenis – Jenis EvaluasiProgram…….………. 14

2.1.4 Tujuan Evaluasi Program………. 15

2.1.5 Proses Evaluasi……… 16

2.2 Pengertian Perusahaan………. 17

2.3 Pengertian Tenaga Kerja/Karyawan………... 19

2.4 Jaminan Sosial Tenaga Kerja……. ……….. 20

2.4.1 Defenisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja……… 20


(6)

2.4.3 Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja….….. 24

2.4.4 Kepesertaan……..………... 26

2.4.5 Iuran, Besarnya Jaminan dan Tata Cara Pembayaran... . 26

2.5 Kerangka Pemikiran…..……… . 30

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional………... 33

2.6.1 Defenisi Konsep ………... . 33

2.6.2 Defenisi Operasional………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ………. . 36

3.1 Tipe Penelitian ……….. . 36

3.2 Lokasi Penelitian ………... . 36

3.3 Populasi dan Sampel ………. . 36

3.3.1 Populasi ……….... 36

3.3.2 Sample ………. 37

3.4 Teknik Pengumpulan Data .……….. 37

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Sekunder ……….. 37

3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Primer ……….. 37

3.5 Teknik Analisa Data ………. 38

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ……… 39

4.1 Sejarah Berdirinya Lembaga (Perusahaan)……….. 39

4.2 Letak dan Kedudukan Perusahaan………... 40

4.3 Visi dan Misi Perusahaan….……… 41

4.4 Struktur Organisasi Perusahaan………… ……….. 41

4.5 Program-Program yang Pernah Dilakukan……….. 43

4.6 Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat Sekitar Dan Lembaga Lainnya……….. 43

BAB V ANALISA DATA ……… 45

5.1 Identitas Responden ………... 45

5.2 Sosialisasi Program Jamsostek………..………... 48

5.3 Pendaftaran Peserta Jamsostek………. 55

5.4 Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)………. 59


(7)

5.6 Program Jaminan Hari Tua (JHT)……… 65 5.7 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)………… 69 5.8 Analisis Data Kuantitatif Responden Terhadap Program

Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan…………. 74 5.8.1 Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK)….……… 76 5.8.2 Program Jaminan Kematian (JK)………. . 77 5.8.3 Program Jaminan Hari Tua (JHT)………... 78 5.8.4 Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK)…... 80

BAB VI PENUTUP ……….. .. 82

A. Kesi

mpulan ………... .. 82

B. Saran

-saran ……… .. 84

DAFTAR PUSTAKA………. .. 86 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin ……… 45 Tabel 2 Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir …………... 46 Tabel 3 Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan……… 47 Tabel 4 Distribusi Responden Tentang Sumber Informasi Program Jamsostek..48 Tabel 5 Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Informasi

Jamsostek Dalam Bekerja……….49 Tabel 6 Distribusi Responden Pemahaman Umum Program Jamsostek ……... 50 Tabel 7 Distribusi Responden Tentang Media Informasi Sosialisasi

Jamsostek ...………51 Tabel 8 Distribusi Responden Tentang Sumber Informasi Iuran Peserta

Jamsostek……..……….…….52 Tabel 9 Identitas Responden Berdasarkan Ketentuan Sumber Iuran

Peserta jamsostek……….53 Tabel 10 Identitas Responden Terhadap Kesan Informasi Program Jamsostek..54 Tabel 11 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Keperluan

Program Jamsostek……….54 Tabel 12 Identitas Responden berdasarkan Siapa yang Mendaftarkan

Peserta Jamsostek……… 55 Tabel 13 Identitas Berdasarkan Prosedur Pendaftaran

Peserta Jamsostek……… 56 Tabel 14 Identitas Berdasarkan Jenis Program Jamsostek yang diikuti……. 57 Tabel 15 Identitas Berdasarkan Penetapan Jenis-jenis Program Jamsostek…. 58


(9)

Tabel 16 Identitas Responden Berdasarkan Pengalaman Kecelakaan

dalam Melakukan Pekerjaan... 59 Tabel 17 Identitas Responden Berdasarkan Kepesertaan Program Jaminan

Kecelakaan Kerja………. 60 Tabel 18 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan dalam

Bekerja pada Peserta Jaminan Kecelakaan Kerja……… 60 Tabel 19 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Mengikuti

Jaminan Kematian Jamsostek……… 61 Tabel 20 Identitas Responden Berdasarkan Keikutsertaannya Dalam

Program Jaminan Kematian Jamsostek……… 62 Tabel 21 Identitas Responden Berdasarkan Pengetahuan Terhadap Kematian

Karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan……… 63 Tabel 22 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan dalam Bekerja

Peserta Jaminan Kematian Jamsostek……… 64 Tabel 23 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Program

Jaminan Hari Tua Jamsostek……….….… 65 Tabel 24 Identitas responden Berdasarkan Keikutsertaan Jenis Program

Jaminan Hari Tua Jamsostek……… 66 Tabel 25 Identitas Responden Berdasarkan Pengetahuan Adanya Program

Jaminan Hari Tua di Perusahaan……… 66 Tabel 26 Identitas Responden Berdasarkan Proses Mendapatkan Dana

Jaminan Hari Tua……… 67 Tabel 27 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan Bekerja Sebagai Peserta


(10)

Jaminan Hari Tua……….………… 68 Tabel 28 Identitas Responden Berdasarkan Keperluan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek……… 69 Tabel 29 Identitas Responden Berdasarkan Keikutsertaan Program Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek……… 70 Tabel 30 Identitas Responden Berdasarkan Menikmati Pelayanan Kesehatan

Dengan Fasilitas Jamsostek……… 71 Tabel 31 Identitas Responden Berdasarkan Pelayanan Administrasi Jaminan

Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek…...………. 72 Tabel 32 Identitas Responden Berdasarkan Kualitas Pelayanan Kesehatan…. 72 Tabel 33 Identitas Responden Berdasarkan Ketenangan Bekerja Menjadi Peserta

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Jamsostek……… 73 Tabel 34 Evaluasi Responden Terhadap Jaminan Kecelakaan Kerja……… 76 Tabel 35 Evaluasi Responden Terhadap Jaminan Kematian………..…… 77 Tabel 36 Evaluasi Responden Terhadap Jaminan Hari Tua……… 79 Tabel 37 Evaluasi Responden Terhadap Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 80


(11)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL Nama : Titik Husna

Nim : 070902015

ABSTRAK

Evaluasi Pelaksanaan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan. Skripsi ini terdiri dari 6 Bab, 87 Halaman, 2 Bagan, dan 38 Tabel.

Penelitian ini membahas mengenai pelaksanaan Program Jaminan Social Tenaga Kerja (Jamsostek) di PT. Citra Baru Commercial Medan. Program Jamsostek mulai dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan sejak 2005, yaitu sejak perusahaan tersebut mulai beroperasional. Program ini ditujukan pada seluruh karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial Medan baik karyawan tetap maupun outsourcing. Program ini meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan dalam proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan. Populasi dalam penelitian ini adalah 174 peserta. Kemudian diambil sampel sebesar 15% dari populasi tersebut, sekitar 26 peserta. Untuk mengarahkan penelitian ini maka metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu mentabulasikan data dari hasil kuesioner dalam daftar tabulasi tunggal kemudian menganalisanya sehingga dapat terlihat secara jelas hasil penelitian tersebut.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan sudah sedikit memahami dalam hal proses sosialisasi Jamsostek, Proses Pendaftaran Jamsostek pada seluruh karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan, Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, walaupun dalam perjalanannya tidak semulus sesuai indikator yang seharusnya.

Kata kunci : Evaluasi, Program Jamsostek UNIVERSITY OF NORTH SUMATRA

SCIENCE FACULTY OF SOCIAL AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF SOCIAL WALFARE

Name : Titik Husna Nim : 070902015

ABSTRACT

Evaluation of Social Security Workers at PT. Citra Baru Commercial Medan. This thesis consists of 6 Chapters, 87 Pages, 2 Chart, and Table 38.

This study discusses the implementation of the Manpower Social Security Program (Social Security) in the PT. Citra Baru Commercial Medan. Social Security Program was implemented in PT. Citra Baru Commercial Medan since 2005, ie since the company began operational. The program is aimed at all employees working in PT. Citra Baru Commercial


(12)

Medan both permanent employees and outsourcing. The program includes Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance.

The purpose of this study was to determine the implementation of the Social Security program in PT. Citra Baru Commercial Medan in the process of socialization of Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance. The population in this study were 174 participants. Then the samples were taken at 15% of the population, approximately 26 participants. To direct this study the research method used is descriptive quantitative, the tabulated data from the questionnaires in a single tabulation list and then analyze it so that it can be clearly seen the results of the study.

These results indicate that the Social Security Program in PT. Citra Baru Commercial Medan has been little understood in terms of the socialization process Social Security, Social Security registration process to all employees of PT. Citra Baru Commercial Medan, Work Accident Insurance, Death Insurance, Old Age Security, Health Insurance, although the journey is not as smooth as it should according to the indicator.

Key words: Evaluation, Social Security Program KATA PENGANTAR

Puji dan syukur tidak habis-habisnya penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia kesehatan dan kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan bagaimana mestinya. Skripsi ini berjudul “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

Penulis menyadari mungkin banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini sehingga perlu perbaikan untuk kesempurnaan skripsi ini kedepannya. Penulis juga meminta maaf jika ada suatu penulisan yang salam dalam skripsi ini.

Dalam penyusunana skripsi ini, penulis tentunya banyak mengalami hambatan. Namun itu dalam perjalanannya, penulis selalu di dukung dan di motivasi pihak-pihak yang sangat dekat dengan penulis, karena itu terima kasih penulis ucapkan kepada Ayahanda Arifin Umar,BA, Terima kasih kepada Ibunda Almh. Raemah Sagala yang belum sempat melihat akhir dari


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pembangunan sektor ketenagakerjaan sebagai bagian dari upaya pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila dan UUD 1945. Pembangunan SDM diarahkan pada peningkatan harkat, martabat dan kemampuan manusiawi serta kepercayaan diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera, adil, dan makmur baik material maupun spiritual. Peran serta tenaga kerja dalam pembangunan nasional semakin meningkat. Demikian pula halnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan usaha yang dapat mengakibatkan semakin tingginya resiko yang dapat mengancam keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan tenaga kerja. Dalam hal ini perlu upaya peningkatan perlindungan tenaga kerja yang dapat memberikan ketenangan kerja sehingga dapat memberikan kontribusi positif terhadap produktivitas tenaga kerja.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk melakukan perlindungan tenaga kerja adalah meminimalkan resiko-resiko buruk yang bisa saja terjadi. Dalam hal ini perlu adanya pengetahuan mengenai resiko-resiko yang ada. Resiko-resiko-resiko yang menimpa tenaga kerja tersebut dapat terjadi sewaktu-waktu baik pada waktu kerja maupun di luar kerja demi


(14)

tuntutan perusahaan. Resiko yang menimpa tenaga kerja dapat menimbulkan cacat sebahagian, cacat seumur hidup, bahkan dapat menimbulkan kematian.

Mengingat cepatnya arus globalisasi seiring dengan peningkatan kemajuan teknologi rancang bangun, perekayasaan suatu alat, selain memberikan nilai tambah juga akan memberikan dampak negatif terhadap timbulnya bahaya kecelakaan kerja yang selalu mengintai tenaga kerja maupun masyarakat di lingkungan kerjanya. Tenaga kerja akan bersedia memberikan waktu dan tenaganya pada suatu lingkungan kerja jika pemenuhan kebutuhannya diperhatikan. Salah satu kebutuhan itu adalah jaminan sosial, dimana nantinya tenaga kerja dapat bekerja dengan aman dan sehat.

Perlindungan dan pemeliharaan jaminan sosial tenaga kerja-selanjutnya disebut Jamsostek- diselenggarakan dalam bentuk program jaminan sosial tenaga kerja yang bersifat mendasar dengan berasaskan usaha bersama, kekeluargaan, dan gotong royong. Sebagaimana terkandung dalam jiwa dan semangat Pancasila dan UUD 1945. Perlindungan tenaga kerja mewajibkan pengusaha memikul tanggung jawab memberikan jaminan sosial bagi tenaga kerja. Perlindungan kerja melalui program jaminan sosial tidak semata-mata diperuntukan bagi tenaga kerja itu sendiri, tetapi diperuntukan pula bagi keluarganya pada saat terjadi resiko-resiko seperti misalnya kecelakaan kerja, sakit, meninggal dunia dan hari tua (Ramli, 1997: 2).

Partisipasi PT Jamsostek (Persero) dalam membudayakan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di Indonesia merupakan komitmen untuk menangani berbagai permasalahan dalam mengurangi angka


(15)

kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Peran tenaga kerja, khususnya di sektor formal, dalam pembangunan nasional terus meningkat dengan segala tantangan dan risikonya. Oleh karena itu, tenaga kerja perlu diberikan perlindungan dan kesejahteraan, sehingga bisa menjadi garda terdepan dalam rangka meningkatkan produktivitas nasional. Di Indonesia, penyelenggaraan jaminan sosial diselenggarakan oleh badan penyelenggara berstatus badan usaha milik negara (BUMN) yang dibentuk berlandaskan peraturan dan perundang-undangan. PT Jamsostek (Persero) sendiri ditunjuk sebagai badan penyelenggara jaminan sosial berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, PT Jamsostek mengutamakan pelayanan kepada tenaga kerja yang menjadi peserta. Tentunya dalam rangka memberikan perlindungan terhadap segala risiko saat bekerja, sekaligus memberikan kesejahteraan bagi tenaga kerja dan keluarganya khususnya 17/07/2011 Pukul 03.34 Wib ).

Seiring perjalanan program publik tersebut, masih banyak dijumpai berbagai masalah sehingga program yang diharapkan memberikan ketenangan bagi tenaga kerja beserta keluarganya ternyata menimbulkan kekecewaan justru pada saat mereka membutuhkan pelayanan. Masalah-masalah tersebut akhirnya menjadi dasar kekecewaan para peserta, kemudian ketidakpercayaan pada program Jamsostek juga pada akhirnya dapat menimbulkan pemutusan kepesertaan atau keluar dari program tersebut, yang pada titik akhir adalah menurunnya produktivitas kinerja di suatu instansi, lembaga, perusahaan atau yang lainnya.


(16)

Pada pertengahan Mei 2006, Sekitar 30 ribu buruh yang tergabung dalam Koalisi Buruh Menggugat melakukan demonstrasi menuntut Pemerintah memperbaiki nasib buruh. Aksi buruh mendapat pengawalan ketat aparat keamanan. Sesekali, helikopter kepolisian mengawasi aksi buruh di kawasan Bundaran Hotel Indonesia. Isu penolakan revisi UU Ketenagakerjaan sebenarnya sudah lama diusung oleh buruh. Dalam aksi memperingati May Day 1 Mei ini, buruh juga menyinggung masalah Jamsostek. Uang yang dikumpulkan Jamsostek dari para pekerja dinilai tidak dipergunakan semestinya untuk kepentingan buruh. Padahal, jumlah uang yang dikumpulkan mencapai miliaran rupiah. Kaum buruh ingin dana tersebut dikembalikan untuk tujuan peningkatan kesejahteraan buruh

Lebih dari 600.000 pekerja formal di Sumatera Utara belum terlindungi jaminan sosial tenaga kerja. Salah satu penyebabnya adalah lemahnya sosialisasi Program Jamsostek kepada pekerja dan perusahaan.Masalah ini ditambah lagi lemahnya penegakan hukum terhadap para pengusaha yang melanggar ketentuan ketenagakerjaan. Data PT Jamsostek menunjukkan, jumlah perusahaan di Sumut mencapai 11.000 dengan jumlah pekerja lima juta orang. Sebanyak satu juta orang buruh di sektor formal (perusahaan yang mempunyai status hukum) dan empat juta sisanya di sektor informal. Sejauh ini sebanyak 376.000 pekerja formal di Sumut yang terdaftar di Jamsostek. Sementara jumlah pekerja informal di Sumut yang belum terdaftar di Jamsostek jauh lebih banyak lagi, mencapai


(17)

empat juta orang Wib ).

Kepala Kantor Wilayah I PT Jamsostek Sumatera Utara, mengatakan, kebanyakan perusahaan yang belum melindungi tenaga kerjanya adalah perusahaan kecil dengan jumlah tenaga kerja 10 orang ke bawah. Masih banyak anggapan bahwa Jamsostek seperti asuransi yang pengurusannya berbelit-belit. Banyak pula yang masih beranggapan Jamsostek hanya potongan gaji tanpa diketahui manfaatnya. April 2009 terdapat 2.291 perusahaan yang tercatat di Jamsostek Sumut dari 5.428 perusahaan hingga yang terdaftar menunggak pembayaran jamsostek dengan nilai tunggakan Rp 91,6 miliar. Dari jumlah itu, sebanyak 645 perusahaan menunggak satu hingga tiga bulan dengan nilai tunggakan Rp 7,9 miliar dan 219 perusahaan menunggak empat hingga enam bulan senilai Rp 1,6 miliar (

Salah satu perusahaan di Sumut yang bekerja sama dengan PT. Jamsostek adalah PT. Citra Baru Commercial Medan. PT. Citra Baru Commercial Medan atau yang lebih sering disebut dengan Grand Palladium Mall Medan merupakan salah satu perusahaan yang berada dibawah naungan Lippo Karawaci,Tbk. Perusahaan ini dibuka pada September 2005. Dengan memiliki 174 karyawan, dengan staf administrasi berjumlah 40 orang, maintence dan teknisi berjumlah 40 orang, security 48 orang dan cleaning service 46 orang.

Dari prasurvei yang dilakukan sebelumnya, diketahui 174 karyawan diatas terdata sebagai peserta jamsostek akan tetapi tidak keseluruhan dari


(18)

karyawan atau peserta tersebut menggunakan fasilitas dari jamsostek. Dari 10 orang peserta jamsostek yang diteliti, ternyata 8 peserta diantaranya tidak menggunakan fasilitas tersebut dengan alasan terlalu rumitnya pengurusan untuk menggunakan fasilitas itu. Hal itu dikarenakan adanya perbedaan tingkat pemahaman masing-masing karyawan mengenai sistem administratif yang berlaku di PT. Jamsostek.

Berangkat dari kondisi yang telah diuraikan, Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan pelaksanaan jaminan sosial tenaga kerja serta melihat sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program tersebut. Untuk itu Peneliti mengangkat permasalahan yang dirangkum dalam penelitian sebuah karya ilmiah berbentuk skripsi dengan judul: “Evaluasi Pelaksanaan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Di PT. Citra Baru Commercial Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Menurut Suryabrata (2008: 17), perumusan masalah dibuat setelah masalah diidentifikasi dan dipilih. Perumusan ini penting, karena hasilnya akan menjadi penuntun bagi langkah – langkah selanjutnya. Berdasarkan uraian latar belakang, maka yang menjadi permasalahan adalah sebagai berikut:

“Bagaimana pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan? “


(19)

1.3 Pembatasan Penelitian

Pembatasan dalam penelitian ini adalah :

a. Evaluasi yang ingin dilakukan adalah berikaitan dengan pelaksanaan Program Jamsostek yang berfokus pada: Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kesehatan, Jaminan Hari Tua, dan Jaminan Kematian.

b. Objek penelitian adalah karyawan dan sekaligus peserta yang pernah menggunakan fasilitas PT. Jamsostek.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini sebagai berikut:

Mengetahui pelaksanaan program jaminan sosial tenaga kerja di PT. Citra Baru Commercial Medan.

1.4.2 Manfaat Penelitian


(20)

1. Secara Teoritis, dapat memberikan sumbangsih pemahaman ilmiah, perbaikan ataupun modifikasi terhadap keilmuan yang dikembangkan Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial.

2. Secara Moril, dapat memberikan gambaran mengenai masalah yang terjadi di masyarakat dalam rangka pembentukan kesadaran, pengetahuan serta sikap. Sehingga dapat melakukan perbaikan-perbaikan di PT. Citra Baru Comercial, khususnya yang berkaitan dengan kesejahteraan tenaga kerja.

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disajikan dalam enam bab dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, defenisi konsep dan defenisi operasional.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sample, teknik pengumpulan data, serta teknik analisa data.


(21)

BAB IV :DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini berisikan sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang turut memperkaya karya ilmiah ini.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang bermanfaat sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.


(22)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Evaluasi Program 2.1.1 Pengertian Evaluasi

Pada dasarnya evaluasi merupakan suatu pemeriksaan terhadap pelaksanaan suatu program yang telah dilakukan yang akan digunakan untuk meramalkan, memperhitungkan, dan mengendalikan pelaksanaan program kedepannya agar jauh lebih baik. Dengan demikian evaluasi lebih bersifat melihat kedepan daripada melihat kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan diarahkan pada upaya peningkatan kesempatan demi keberhasilan program.

Evaluasi merupakan suatu usaha untuk mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah direncanakan sebelumnya dimana hasil evaluasi tersebut dimaksudkan menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan di depan (Yusuf, 2000 : 3).

Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masing-masing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi sapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan penilaian (assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik, evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut


(23)

member sumbangan pada tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau program telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi (Dunn, 2000: 11).

Anderson memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam, mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran, pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil keputusan dalam menentukan alternatif keputusan (dalam Arikunto, 2002: 1). Patton dan Sawicki (1991) mengklasifikasikan metoda pendekatan yang dapat dilakukan dalam penelitian evaluasi menjadi 6 (enam) yaitu :

a. Before and after comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan membandingkan antara kondisi sebelum dan kondisi sesudahnya suatu kebijakan atau program diimplementasikan.

b. With and without comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan menggunakan pembandingan kondisi antara yang tidak mendapat dan yang mendapat kebijakan atau program, yang telah di modifikasi dengan memasukan perbandingan kriteria-kriteria yang relevan di tempat kejadian peristiwa (TKP) dengan program terhadap suatu TKP tanpa program.

c. Actual versus planed performance comparisons, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan membandingkan kondisi yang ada (actual) dengan ketetapan-ketetapan perencanaan yang ada (planned).


(24)

d. Experimental (controlled) models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan melakukan percobaan yang terkontrol/dikendalikan untuk mengetahui kondisi yang diteliti.

e. Quasi experimental models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian dengan melakukan percobaan tanpa melakukan pengontrolan/pengendalian terhadap kondisi yang diteliti.

f. Cost oriented models, metode ini mengkaji suatu objek penelitian yang hanya didasarkan pada penelitian biaya terhadap suatu rencana (Arikunto, 2002: 14 ).

Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target. Nugroho (2004) mengatakan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang valid dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan publik (Nugroho, 2004: 185) .

Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu program pemerintah yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative atau pilihan yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan.Dengan melakukan evaluasi maka akan ditemukan fakta pelaksanaan kebijakan publik dilapangan yang


(25)

hasilnya bisa positif ataupun negatif. Sebuah evaluasi yang dilakukan secara professional akan menghasilkan temuan yang obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan kesimpulannya tidak dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada perumus kebikan, pembuat kebijakan dan masyarakat.

2.1.2 Pengertian Program

Program adalah cara yang disahkan untuk mencapai tujuan. Dengan program maka segala bentuk rencana akan lebih terorganisir dan lebih mudah untuk dioperasionalkan (Jones, 1994: 296). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa program merupakan unsur pertama yang harus ada demi tercapainya kegiatan pelaksanaan karena dalam progrma tersebut telah dimuat berbagai aspek antara lain:

1. Adanya tujuan yang ingin dicapai

2. Adanya kebijakan-kebijakan yang harus diambil dalam pencapaian tujuan itu.

3. Adanya aturan-aturan yang dipegang dan prosedur yang harus dilalui. 4. Adanya perkiraan anggran yang dibutuhkan.

5. Adanya strategi dalam pelaksanaan (Jones, 1994:296).

Unsur lain yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan progoram ialah adanya kelompok orang yang menguji sasaran program sehingga kelompok orang tersebut merasa ikut dilibatkan dan membawa hasil dari program yang dijalankan dan adanya perubahan serta peningkatan dalam kehidupannya. Tanpa memberikan manfaat pada kelompok orang, boleh dikatakan program tersebut telah gagal dilaksanakan. Berhasiltidaknya suatu program dilaksanakan tergantung dari unsur pelaksanaanya. Unsur pelaksanaan itu


(26)

merupakan unsur ketiga. Pelaksana adalah hal penting dalam mempertanggungjawabkan pengolahan maupun pengawasan dalam pelaksanaan, baik itu organisasi ataupun perorangan (Jones, 1994: 298).

2.1.3 Jenis – Jenis Evaluasi Program

Secara umum, evaluasi dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: a. Evaluasi pada Tahap Perencanaan

Kata evaluasi sering digunakan dalam tahap perencanaan dalam rangka mencoba memilih dan menentukan skala prioritas terhadap berbagai altenatif dan kemungkinan terhadap cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu diperlukan berbagai teknik yang dapat dipakai oleh perencana. Satu hal yang patut dipertimbangkan dalam kaitan ini adalah bahwa metode-metode yang ditempuh dalam pemilihan prioritas tidak selalu sama untuk setiap keadaan, melainkan berbeda menurut hakekat dari permasalahannya sendiri.

b. Evaluasi pada Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini, evaluasi adalah suatu kegiatan dengan melakukan analisa untuk menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding dengan rencana. Terdapat perbedaan antara evaluasi menurut pengertian ini dengan mentoring. Mentoring menganggap bahwa tujuan yang ingin dicapai sudah tepat dan bahwa program tersebut direncanakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Mentoring melihat apakah pelaksanaan proyek sudah sesuai dengan rencana dan bahwa rencana tersebut sudah tepat untuk mencapai tujuan. Sedangkan evaluasi melihat sejauh mana proyek masih tetap dapat mencapai tujuannya, apakah tujuan tersebut sudah berubah, apakah pencapaian hasil program tersebut akan memecahkan masalah yang ingin dipecahkan.


(27)

Evaluasi juga mempertimbangkan faktor-faktor luar yang mempengaruhi keberhasilan proyek tersebut, baik membantu atau menghambat.

c. Evaluasi pada Tahap Paska Pelaksanaan

Dari sini pengertian evaluasi hampir sama dengan pengertian pada tahap pelaksanaan, hanya perbedaanya yang dinilai dan dianalisa bukan lagi tingkat kemajuan pelaksanaan dibanding rencana, tetapi hasil pelaksanaan dibaning dengan rencana yakni apakah dampak yang dihasilkan oleh pelaksanaan kegiatan tersebut sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Nugroho, 2009: 537).

2.1.4 Tujuan Evaluasi Program

Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006: 48), tujuan khusus evaluasi program terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :

a. Memberikan masukan bagi perencanaan program;

b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut, perluasan atau penghentian program;

c. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau perbaikan program;

d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat program;

e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan, supervisi dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program;

f. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar sekolah.


(28)

Selanjutnya Sudjana berpendapat bahwa tujuan evaluasi adalah untuk melayani pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang diperlukan untuk pengambilan keputusan secara bijaksana. Oleh karenanya evaluasi program dapat menyajikan 5 (lima) jenis informasi dasar sebagai berikut :

a. Berbagai data yang dibutuhkan untuk menentukan apakah pelaksanaan suatu program harus dilanjutkan.

b. Indikator-indikator tentang program-program yang paling berhasil berdasarkan jumlah biaya yang digunakan.

c. Informasi tentang unsur-unsur setiap program dan gabungan antar unsur program yang paling efektif berdasarkan pembiayaan yang diberikan sehingga efisiensi pelaksanaan program dapat tercapai.

d. Informasi untuk berbagai karakteristik sasaran program-program pendidikan sehingga para pembuat keputusan dapat menentukan tentang individu, kelompok, lembaga atau komunitas mana yang paling menerima pengaruh dari pelayanan setiap program.

e. Informasi tentang metode-metode baru untuk memecahkan berbagai permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi pengaruh program (Sudjana, 2006: 50).

2.1.5 Proses Evaluasi

Dalam melakukan proses evaluasi ada beberapa etik birokrasi yang perlu diperhaikan oleh pihak-pihak yang erat hubungannya dengan tugas-tugas evaluasi antara lain:

1. Semua tugas/tanggung jawab pemberi tugas/yang menerima tugas harus jelas.


(29)

2. Pengertian dan konotasi yang sering tersirat dalam evaluasi yaitu mencari kesalahan harus dihindari.

3. Pengertian evaluasi adalah untuk membandingkan rencana dengan pelaksanaan dengan melakukan pengukuran-pengukuran kuantitatif/kualitatif jumlahitas program secara tekhnik, maka dari itu hendaknya ukuran-ukuran kualitas dan kuantitas tentang apa yang dimaksud dengan berhasil telah dicantumkan sebelumnya dalam rencana program secara eksplisit.

4. Tim yang melakukan evaluasi adalah pembari saran/nasehat kepada manajemen, sedangkan pendayagunaan saran/nasehat tersebut serta pembuat keputusan atas dasar saran/nasehat tersebut berada di tangan manajemen program.

5. Dalam proses pengambilan keputusan yang telah dilakukan atas data-data/penemuan teknis perlu dikonsultasikan secermat mungkin karena menyangkut banyak hal tentang masa depan proyek dalam kaitannya dengan program.

6. Hendaknya hubungan dan proses selalu didasari oleh suasana konstruktif dan objektif serta menghindari analisa-analisa subjektif. Dengan demikian evaluasi dapat diterapkan sebagai salah satu progrma yang sangat penting dalam siklus manajemen program (Sirait,1990: 161).

2.2 Pengertian Perusahaaan

Perusahaan ialah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Hal ini disebabkan karena kebutuhan manusia tidak bisa digunakan secara langsung dan harus melewati sebuah proses di suatu tempat,


(30)

sehingga inti dari perusahaan ialah tempat melakukan proses sampai bisa langsung digunakan oleh manusia. Dengan demikian dalam menghasilkan barang, perusahaan menggabungkan beberapa faktor produksi untuk mencapi tujuan yaitu keuntungan. Perusahaan merupakan kesatuan teknis yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa. Perusahaan juga disebut tempat berlangsungnya proses produksi yang menggabungkan faktor – faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Orang atau lembaga yang melakukan usaha pada perusahaan disebut pengusaha (Syadiasyh

Setiap perusahaan memiliki budaya tertentu yang tercermin dari perilaku para pegawainya, kebijakan-kebijakan yang diterapkan dan peraturan-peraturan yang harus ditaati bersama. Budaya perusahaan adalah apa yang dialami oleh masing-masing pegawai sebagai bagian dari lingkungan bisnis tertentu. Deal & Kennedy (1982) dalam bukunya corporate cultures, mendefinisikan empat elemen budaya perusahaan, yaitu lingkungan bisnis, nilai-nilai, cerita-cerita kepahlawanan, dan ritual-ritual. Mccarty dan Steck (1989) menambahkan beberapa aspek lagi, yaitu hakekat industri, demografi para pekerja, persepsi perusahaan, dan masalah-masalah para pegawai di perusahaan. Aspek-aspek tersebut berbeda dari satu perusahaan ke perusahaan lainnya, apakah perusahan tersebut merupakan kantor pusat atau kantor cabang, apakah para individu yang bekerja di perusahaan itu menyukai pekerjaannya, dan apakah para pegawai mampu menyeimbangkan antara tekanan pekerjaan dan keluarga (Suharto, 2007: 96).

2.3 Pengertian Tenaga Kerja/Karyawan

Menurut Undang-Undang Tahun 1969 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja dalam pasal 1 dikatakan bahwa karyawan


(31)

adalah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan dan memberikan hasil kerjanya kepada pengusaha yang mengerjakan dimana hasil karyanya itu sesuai dengan profesi atau pekerjaan atas dasar keahlian sebagai mata pencariannya. Senada dengan hal tersebut menurut Undang-Undang No.14 Tahun 1969 tentang Pokok Tenaga Kerja, tenaga kerja adalah tiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat (Manulang, 2002: 3).

Karyawan merupakan kekayaan utama dalam suatu perusahaan, karena tanpa adanya keikutsertaan mereka, aktifitas perusahaan tidak akan terlaksana. Beberapa pengertian karyawan menurut para ahli:

1. Menurut Hasibuan (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah orang penjual jasa (pikiran atau tenaga) dan mendapat kompensasi yang besarnya telah ditetapkan terlebih dahulu

2. Menurut Subri (dalam Manulang, 2002), Karyawan adalah penduduk dalam usia kerja (berusia 15-64 tahun) atau jumlah seluruh penduuk dalam suatu negara yang memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut.

2.4 Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2.4.1 Defenisi Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Wahab dalam bukunya Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenagga Kerja di Indonesia (2001: 143) mengungkapkan, jamsostek adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dari penghasilan yang hilang atau berkurang dan


(32)

pelayanan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami oleh tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Jamsostek mempunyai beberapa aspek, yaitu:

a. Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi tenaga kerja beserta keluarganya.

b. Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempat mereka bekerja (Ramli, 1997: 2).

Menurut Penjelasan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja, menyebutkan: “ Dengan Persetujuan DPR RI, Pemerintah telah menetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang mengatur pemberian jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai perlindungan dasar bagi tenaga kerja dan keluarganya dalam menghadapi resiko-resiko sosial-ekonomi, dan mengurangi ketidakpastian masa depan”. Sedangkan Pasal 2 nya menyebutkan: “ Jaminan sosial Tenaga Kerja ini merupakan bagian dari pembanguna ekonomi dan pembangunan sosial yeng telah berjalan selama ini,

a. Pembanguna ekonomi yang ditandai dengan perkembangan mekanisasi dan otomatisasi industri, peningkatan penggunaan sarana moneter, serta perubahan keseimbangan penduduk dari pedesaan ke perkotaan, telah membawa perombakan struktural dalam cara dan sumber kehidupan manusia. Dalam situasi perubahan kehidupan ekonomi tersebut, program – program jaminan sosial diperlukan utnuk melindungi tenaga kerja terhadap resiko- resiko kecelakaan, sakit, cacat, hari tua, dan meninggal dunia yang dapat


(33)

b. Pembangunan sosial yang menimbulkan modernisasi sosial membutuhkan kemandirian dalam segala hal, sehingga tenaga kerja tidak menggantungkan diri pada pihak lain termasuk pada hari tua, saat memerlukan biaya perawatan waktu sakit, dan jaminan ahli waris jika ia meninggal dunia. Selain itu, jaminan social yang mengurangi ketidakpastian masa depan akan memberikan rasa aman dan terjamin, sehingga akan memberikan ketenangan kerja bagi karyawan, dan ketenangan berusaha bagi pengusaha (Kansil & Kansil, 1997: 1). 2.4.2 Ruang Lingkup Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Adapun ruang lingkup jaminan sosial yang dimaksud diatur secara jelas dalam Pasal 6 Undang-Undang No. 3 Tahun 1992 tentang jaminan sosial tenaga kerja (Ramli, 1997: 2), sebagai berikut:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja

Kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja merupakan resiko yang dihadapi oleh tenaga kerja yang melakukan pekerjaan. Untuk menanggulangi hilangnya sebagian atau seluruh penghasilannya yang diakibatkan oleh kematian atau cacat karena kecelakaan kerja baik fisik maupun mental, maka perlu adanya jaminan kecelakaan kerja. Mengingat gangguan mental akibat kecekaan kerja sifatnya relatif, sehingga sulit ditetapkan derajat cacatnya, maka jaminan atau santunan hanya diberikan dalam hal terjadi cacat mental tetap yang mengakibatkan tenaga kerja yang bersangkutan tidak bisa bekerja lagi. Jaminan Kecelakaan Kerja memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.


(34)

Hari tua dapat mengakibatkan terputusnya upah karena tidak mampu lagi bekerja. Akibat terputusnya upah tersebut dapat menimbulkan kerisauan bagi tenaga kerja dan memperngaruhi ketenangan kerja sewaktu mereka bekerja, terutama mereka yang berpenghasilan rendah. Jaminan hari tua memberika kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau memenuhi persyaratan tersebut. Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari tua, yang iurannya ditanggung pengusaha dan tenaga kerja. Kemanfaatan Jaminan Hari Tua sebesar iuran yang terkumpul ditambah hasil pengembangan. Jaminan Hari Tua akan dikembalikan / dibayarkan sebesar iuran yang terkumpul ditambah dengan hasil pengembangannya apabila tenaga kerja telah mencapai umur 55 tahun atau mengalami cacat total tetap sehingga tidak bisa bekerja lagi atau meninggal dunia. Kemudian jika tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah menjadi peserta minimal 5 tahun juga akan dibayarkan iuran yang terkumpul.

3. Program Jaminan Kematian

Tenaga kerja yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja akan mengakibatkan terputusnya penghasilan dan sangat berpengaruh pada kehidupan social ekonomi bagi keluarga yang ditinggalkan. Oleh karena itu diperlukan jaminan kematian dalam upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal.


(35)

4. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Pemeliharaan kesehatan dimaksudkan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja, sehingga dapat melaksanakan tugas sebaikbaiknya dan meruapakan upaya kesehatan di bidang penyembuhan (kuratif). Oleh karena penyembuhan memerlukan dana yang tidak sedikit dan memberatkan jika dibebankan pada perseorangan, maka sudah selayaknya diupayakan penanggulangan kemampuan masyarakat melalui program Jamsostek (Ramli, 1997: 2).

Disamping itu pengusaha tetap berkewajiban mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif). Dengan demikian diharapkan tercapainya derajat kesehatan tenaga kerja yang optimal sebagai potensi yang produktif bagi pembangunan. Jaminan kesehatan selain untuk tenaga kerja yang bersangkutan juga untuk keluarganya. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bersifat dasar diberikan kepada tenaga kerja dan keluarga maksimum dengan 3 orang anak (Ramli, 1997: 3 ).

2.4.3 Penyelenggaraan Jaminan Sosial Tenaga Kerja

Penyelenggaraan program Jamsostek bersifat wajib dan dilaksanakan dengan sistem asuransi sosial untuk menjamin solvabilitas dan kecukupan dana guna memenuhi hak – hak peserta dan kewajiban lainnya dari Badan Penyelenggara dengan tidak meninggalkan watak sosialnya. Program Jamsostek diselenggarakan oleh Negara, tetapi pelaksanaannya dilakukakan oleh Badan Penyelenggara yang ditunjuk. Dalam hal ini Menteri yang bertanggung jawab dalam bidang ketenagakerjaan melimpahkan tugas dan


(36)

wewenang penyelengggaraan program tersebut kepada badan penyelenggara yang ditunjuk itu, yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibentuk oleh undang-undang yang berlaku. BUMN ini bertugas melaksanakan fungsinya dengan mengutamakan pelayanan kepada peserta dalam peningkatan perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja beserta keluarganya (Wahab, 2001: 146).

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1995 tentang penetapan badan penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja, telah ditetapkan perusahaan perseroan PT Jamsostek (sebelumnya bernama PT Asuransi Sosial Tenaga Kerja disingkat PT Astek) sebagai badan penyelenggara tunggal program Jamsostek yang mempunyai tugas, yaitu:

1. Mengadministrasikan kepesertaan jaminan hari tua (JHT) dan menginvestasikan dana iuran jaminan hari tua (JHT).

2. Bertindak sebagai perusahaan asuransi jiwa yang mengelola program jaminan kecelakaan kerja (JKK), jaminan kematian (JKM), dan jaminan pemeliharaan kesehatan (JPK) (Wahab, 2001: 146).

Walaupun PT Jamsostek bertindak sebgai perusahaan asuransi jiwa, namun PT Jamsostek tidak tunduk pada Undang-undang Nomor 2 tahun 1992 tentang usaha perasuransian. Sebagai dasar hukum dari penyelenggaraan program Jamsostek adalah:

1. Undang-undang Nomor 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2. Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 1993 tentang penyelenggaraan program Jamsostek.


(37)

3. Peraturan Pemerintah nomor 36 tahun 1995 tentang Penetapan badan penyelenggara program jamsostek.

4. Peraturan Pemerintah nomor 28 tahun 1996 tentang pengelolaan dan investasi dana program Jamsostek.

5. Peraturan Pemerintah nomor 45 tahun 1997 tentang perubahan atas peraturan pemerintah nomor 28 tahun 1996 tentang pengelolaan dan investasi dana program Jamsostek (Wahab, 2001: 147).

Pada dasarnya program Jamsostek sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 3 tahun 1992, telah mengandung program-program jaminan social yang secara umum dipersyaratkan dalam Konvensi International Labour Organization (ILO) nomor 102 tahun 1992 tentanng jaminan sosial (minimum standard). Program jaminan sosial yang ditetapkan konvensi ILO yang tidak diliput oleh undang-undang nomor 3 tahun 1992 adalah tunjangan pengangguran dan tunjangan keluarga (Wahab, 2001: 148).

2.4.4 Kepesertaan

Berdasarkan pasal 3 UU nomor 3 tahun 1992 tentang Jamsostek dan pasal 117 UU nomor 25 tahun 1997 tentang ketegakerjaan, setiap tenaga kerja berhak atas jaminan sosial tenaga kerja. Pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 10 orang, atau membayar upah paling sedikit Rp. 1.000.000 sebulan, wajib mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam program Jamsostek (Zulaini, 2001: 145).

Berdasarkan UU nomor 40 tahun 2004 tentang Kepesertaan dan Iuran, pada pasal 15 ayat 1 menyatakan bahwa badan penyelenggara Jamsostek wajib memberikan nomor identitas tunggal kepada setiap peserta dan anggota keluarganya.


(38)

2.4.5 Iuran, Besarnya Jaminan, dan Tata Cara Pembayaran

Iuran jaminan kecelakaan kerja, iuran jaminan kematian, dan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung oleh pengusaha. Kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan suatu resiko yang seharusnya menjadi tanggung jawab pengusaha. Oleh karena itu, pembiayaan program ini sepenuhnya ditanggung oleh pengusaha, sedangkan Jamsostek lebih menekankan kepada aspek kemanusiaan, dimana pengusaha perlu memperhatikan nasib para pekerja dan keluarganya (Kansil & Kansil, 1997: 43).

Pada pasal 20 tentang ketentuan – ketentuan Jamsostek dikatakan “ iuran jaminan hari tua ditanggung oleh pengusaha dan tenaga kerja”, sedangkan pada pasal 21 dikatakan “ besarnya iuran, tata cara, syarat prmbayaran, besarnya denda, dan bentuk iuran program jaminan social tenaga kerja ditetapkan dengan peraturan pemerintah”. Selanjutnya pasal 22 menegaskan:

a. Pengusaha wajib membayar iuran dan melakukan pemungutan iuran yang menjadi kewajiban tenaga kerja melalui pemotongan upah tenaga kerja serta membayarkan kepada Badan Penyelanggara dalam waktu yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah.

b. Dalam hal keterlambatan pembayaran iuran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan peraturan pemerintah. Dalam hal pengusaha yang telah mempunyai itikad baik untuk membayar iuran dan mengumpulkan iuran tenaga kerjanya, tetapi terlambat membayarkan kepada badan penyelenggara dari waktu


(39)

yang ditentukan, dapat diwajibkan membayar tambahan persentase pembayaran yang diperhitungkan dengan keterlambatannya (Kansil & Kansil, 1997: 44).

Selanjutnya, besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja menurut PP Nomor 14 Tahun 1993 pada bab 3 pasal 9 adalah sebagai berikut ( Kansil dan Kansil, 1997: 48):

Ayat 1: Besarnya iuran program jaminan sosial tenaga kerja adalah sebagai berikut:

a. Jaminan Kecelakaan Kerja yang perincian besarnya iuran berdasarkan kelompok jenis usaha, sebagai berikut:

Kelompok I : 0,24% dari upah sebulan; Kelompok II : 0,54% dari upah sebulan; Kelompok III : 0,89% dari upah sebulan; Kelompok IV : 1,27% dari upah sebulan; Kelompok V : 1,74% dari upah sebulan; b. Jaminan hari tua, sebesar 5,70% dari upah sebulan; c. Jaminan kematian, sebesar 0,30% dari upah sebulan;

d. Jaminan pemeliharaan kesehatan, sebesar 6% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang sudah berkeluarga, dan 3% dari upah sebulan bagi tenaga kerja yang belum berkeluarga.

Ayat 2: Iuran jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian dan jaminan pemeliharaan kesehatan ditanggung sepenuhnya oleh pengusaha.

Ayat 3: Iuran jaminan hari tua sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, sebesar 3,70% ditanggung oleh pengusaha dan sebesar 2% ditanggung oleh tenaga kerja.


(40)

Ayat 4: Dasar perhitungan iuran jaminan pemeliharaan kesehatan dari upah sebulan sebagaimana di maksud dalam ayat (1) huruf d, setinggi-tingginya Rp.1.000.000,- (satu juta rupiah).

Sedangkan untuk Pembayaran Iuran juga diatur dalam PP Nomor 14 Tahun 1993 pada bab 3 pasal 10:

1. Iuran lanjutan wajib dibayar perusahaan setiap bulan paling lambat tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya, dengan melampirkan Formulir Jamsostek 2 bila tidak terjadi perubahan upah dan jumlah tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK. Formulir Jamsostek 2 dan Formulir Jamsostek 2a serta Formulir Jamsostek pendukung lainnya bila terjadi perubahan upah, tenaga kerja maupun tertanggung peserta JPK.

2. PT Jamsostek (Persero) wajib memberitahukan atau mengingatkan perusahaan secara tertulis, paling lambat 7 (tujuh) hari setelah :

- Batas akhir pembayaran iuran bagi perusahaan belum memenuhi kewajibannya.

- Perusahaan membayar iuran, tetapi terdapat kekurangan atau kelebihan iuran.

3. Pengusaha wajib menyelesaikan kekurangan atau kelebihan iuran dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah diterimanya pemberitahuan dari PT Jamsostek (Persero), selambat-lambatnya bersamaan dengan pembayaran iuran bulan berikutnya.

4. Pengusaha wajib membayar iuran setiap bulan secara berurutan, apabila tidak berurutan PT Jamsostek (Persero) dapat memperhitungkan sebagian atau seluruh iuran pada bulan berikutnya untuk melunasi iuran yang belum dibayarkan atau kekurangan iuran bulan sebelumnya.


(41)

5. Iuran Jaminan Hari Tua dan hasil pengembangannya baru dapat dirinci dan dihitung serta dimasukkan dalam akun individu masing-masing peserta setelah iuran yang dibayarkan jumlahnya/ besarnya sama dengan rincian iuran tenaga kerja (Formulir Jamsostek 2a).

6. Iuran dan atau kekurangan iuran yang belum dibayarkan oleh perusahaan dikenakan denda sesuai ketentuan yang berlaku dan merupakan piutang PT Jamsostek (Persero) kepada perusahaan yang bersangkutan.

Dalam hal pengusaha menunggak iuran 1 (satu) bulan maka :

1. Pengusaha wajib membayar terlebih dahulu jaminan kecelakaan kerja dan jaminan kematian yang menjadi hak tenaga kerja.

2. Pengusaha wajib memberikan terlebih dahulu pelayanan pemeliharaan kesehatan kepada tenaga kerja.

3. Badan Penyelenggara akan mengganti jaminan yang menjadi hak tenaga kerja kepada pengusaha sesuai dengan ketentuan yang berlaku setelah pengusaha membayar seluruh tunggakan iuran beserta dendanya.

4. Permintaan penggantian jaminan yang menjadi hak tenaga kerja oleh pengusaha kepada Badan Penyelenggara sebagaimana dimaksud pada angka 1 (satu), tidak boleh melebihi jangka waktu 3 (tiga) bulan.

5. Badan Penyelenggara wajib membayar penggantian jaminan sebagaimana dimaksud pada angka 4 (empat) paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sejak dokumen pendukung dinyatakan lengkap.

2.5Kerangka Pemikiran

Jaminan Sosial Tenaga Kerja adalah program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggaraannya menggunakan mekanisme


(42)

asuransi sosial. Pentingnya suatu jaminan kerja kepada para karyawan sangatlah mempengaruhi produktifitas suatu perusahaan. Betapa tidak, karyawan akan merasa aman dan nyaman serta terjamin jika dilindungi oleh jaminan-jaminan yang ada disuatu perusahaan. Sebagai badan penyelenggara PT. Jamsostek memiliki ruang lingkup jaminan sosial sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 pasal 6 ayat 1 yaitu jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan jaminan pemeliharaan kesehatan. Keberhasilan suatu program tentu saja tak lepas dari pelaksanaan suatu program tersebut.

Dalam hal ini PT. Citra Baru Commercial Medan juga perlu memahami pentingnya Jamsostek di Perusahaan dan serius menanggapi persoalan ini. PT. Citra Baru Commercial Medan yang telah mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam kepesertaan Jamsostek, dan tentunya juga memiliki tingkat keberhasilan dalam pelaksanaan program yang diselenggarakan oleh PT. Jamsostek. Tujuannya adalah agar dapat diketahui sejauh mana PT. Jamsostek memberikan perlindungan bagi karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan dan dimaksudkan dapat menjadi umpan balik untuk perencanaan yang akan dilakukan kedepannya.

Agar tercapainya keberhasilan program tersebut maka dalam hal ini yang menjadi indikator keberhasilannya adalah tercapainya tujuan yang menjamin agar peserta mendapatkan pelayanan kesehatan, santunan uang tunai apabila pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja, tercapainya tujuan agar peserta mendapatkan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative, termasuk obat dan bahan medis yang diperlukan, tercapainya tujan agar


(43)

peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total tetap, atau meninggal dunia, tercapainya tujuan untuk memberikan santunan kematian yang dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

Gambar I

Bagan Alur Pemikiran

---

PT. Citra Baru Commercial Medan

Evaluasi Pelaksanaan Program Jamsostek:

Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan

Jaminan Hari Tua

Jaminan Kematian

PT. Jamsostek

Karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan

Indikator Keberhasilan :

 Santunan uang tunai kecelakaan dan penyakit akibat bekerja

 Menjamin pelayanan kesehatan yang promotif, kuratif, dan rehabilitative

 Peserta menerima uang tunai hari tua

 Mendapatkan santunan kematian yang diberikan kepada ahli waris


(44)

2.6 Defenisi Konsep dan Defenisi Operasional 2.6.1 Defenisi Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena sosial, yang harus dipahami untuk memahami kerangka acuan dalam sebuah penelitian. Defenisi konsep adalah perumusan gejala atau permasalahan yang akan diteliti (Bungin, 2001: 40 & 57). Defenisi konsep bertujuan untuk merumuskan istilah yang digunakan secara mendasar tentang apa yang akan diteliti serta menghindari pemahaman yang salah yang dapat mengaburkan tujuan dari penelitian. Adapun yang menjadi defenisi konsep yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Evaluasi adalah proses penilaian untuk menentukan sampai sejauh mana tujuan dapat dicapai.

2. Program adalah cara yang disusun secara sistematis yang disahkan untuk mencapai tujuan. Program merupakan pengorganisasian rencana agar lebih mudah untuk dioperasionalkan dalam pelaksanaan di lapangan.

3. Jamsostek merupakan program pemerintah yang bertujuan memberi perlindungan terhadap tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti dari sebagian penghasilan yang hilang atau berkurang dan pelayanan sebagai akibat dari peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja seperti kecelakaan kerja, sakit, hamil, hari tua dan meninggal dunia.

4. Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milik orang atau perorangan, milik persekutuan, atau milik


(45)

badan hukum, baik milik Negara yang mempekerjakan pekerja dengan mebayar upah atau imbalan dalam bentuk lain

5. Karyawan adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada pengusaha sebagai pemberi kerja dengan menerima upah serta jaminan sosial yang wajar.

2.6.2 Defenisi Operasional

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang merupakan petujuk tentang bagaimana suatu variabel diukur (Singarimbun, 1997: 23). Bertujuan untuk memudahkan dalam melaksanakan penelitian dilapangan, maka perlu operasionalisasi dari konsep-konsep yang digunakan, bertujuan untuk menggambarkan prilaku atau gejala yang dapat diamati dengan kata-kata yang dapat diuji dan diketahui kebenarannya. Adapun yang akan menjadi defenisi operasionalnya adalah:

1. Jaminan Kecelakaan Kerja adalah Program yang memberikan kompensasi dan rehabilitasi bagi tenaga kerja yang mengalami kecelakaan pada saat mulai berangkat bekerja sampai tiba kembali dirumah atau menderita penyakit akibat hubungan kerja.

2. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan adalah Program yang memberikan dan mengadakan pemeliharaan kesehatan tenaga kerja yang meliputi upaya peningkatan (promotif), pencegahan (preventif), penyembuhan (kuratif), dan pemulihan (rehabilitatif)

3. Jaminan Hari Tua adalah Program yang memberikan kepastian penerimaan penghasilan yang dibayarkan sekaligus atau berkala pada saat tenaga kerja mencapai usia 55 tahun atau memenuhi persyaratan tersebut. Program Jaminan Hari Tua diselenggarakan dengan sistem tabungan hari


(46)

4. Jaminan Kematian adalah upaya meringankan beban keluarga baik dalam bentuk biaya pemakaman maupun santunan berupa uang. Jaminan Kematian dibayarkan kepada ahli waris tenaga kerja dari peserta yang meninggal dunia bukan karena kecelakaan kerja, sebagai tambahan bagi jaminan hari tua yang jumlahnya belum optimal


(47)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian

Penelitian ini tergolong penelitian Deskriptif Evaluatif yang bersifat summatif dimana biasanya dilaksanakan pada akhir program untuk mengukur apakah tujuan program tersebut tercapai. (Singarimbun:1989: 5). Evaluasi yang digunakan melalui pendekatan purposive, yakni mengkaji objek penelitian berdasarkan pertimbangan atau penilaian tetang pengambilan suatu data dari responden tertentu

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan. Alasan peneliti memilih lokasi tersebut dikarenakan perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan yang melaksanakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek yang diteliti dari manusia, benda, hewan, dan tumbuhan, gejala, peristiwa, nilai-nilai atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakter tertentu dalam suatu peristiwa. (Nawawi, 1991:61). Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Seluruh Karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial, Grand Palladium Mall, Medan yang berjumlah 174 karyawan yang menerima program Jamsostek.


(48)

3.3.2 Sampel

Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah wakil dari populasi yang dianggap representatif atau memenuhi syarat untuk menggambarkan keselururahan dari populasi yang diwakilinya. Sampel dalam penelitian ini adalah semua karyawan PT. Citra Baru Commersial sekaligus menjadi peserta jamsostek yang telah mendapatkan dan menggunakan fasilitas jamsostek. Setelah mendapatkan data peserta yang pernah menggunakan fasilitas jamsostek dari pra survei, jumlahnya adalah 10% dari jumlah populasi, yaitu 15% dari 174 karyawan dengan peserta yang tertentu dan jumlahnya 26 peserta. Oleh sebab itu, penarikan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik purposive.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Teknik pengumpulan data sekunder

Dengan cara Studi Kepustakaan yakni Teknik pengumpulan data yang menyangkut masalah yang diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, surat kabar, majalah, jurnal, blog, ataupun tulisan lain yang relevansi terhadap penelitian.

3.4.2 Teknik Pengumpulan data primer

Dengan cara Studi Lapangan yakni Pengumpulan data yang di peroleh melalui kegiatan penelitian langsung turun ke lapangan melalui teknik :

a. Observasi, yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti untuk mendapatkan gambaran yang tepat mengenai objek penelitian.


(49)

b. Wawancara, yaitu mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk melengkapi data yang diperoleh.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik analisis data Kuantitatif, ditujukan untuk mendapatkan informasi tentang berbagai kondisi lapangan yang bersifat tanggapan dan pandangan terhadap pelaksanaan program dengan pendekatan purposive. Beberapa tahap analisis yang digunakan, yaitu tahap yang membandingkan kejadian yang dapat diterapkan pada tiap kategori, tahap memadukan kategori beserta ciri-ciri nya, tahap membatasi lingkup jenis kategori hasil temuan, dan tahap menulis serta memformulasikan tema-tema.


(50)

BAB IV

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya Lembaga (Perusahaan)

Grand Palladium Mall atau PT. Citra Baru Commercial Medan mulai dibangun tahun awal 2003. Kemudian sampai pada tahun 2005 bagunan siap untuk dilaunching. Pada tanggal 2 Desember 2005, Grand Palladium Mall sah dibuka (opening). Terdiri dari 10 lantai, yaitu basement, under ground, ground, upper ground, lantai 1, lantai 2, lantai 3, P1, P2, P3 dan P4 (Hotel Arya Duta).

Yang menjadi tenant besar ( mitra ) di Grand Palladium Mall diantaranya Matahari Departmen Store, Toko Buku Gramedia, Hypermart, Bioskop 21 dan banyak tenant lain yang mengisi 1347 unit kios di Grand Palladium tersebut. Untuk pusat Administrasinya berada dilantai P1.

Yang melatarbelakangi berdirinya Grand Palladium Mall atau PT. Citra Baru Commercial Medan ini adalah diantaranya jika dikaitkan dalam hal kesejahteraan sosial yakni agfar dapat membuka lapangan pekerjaan lebih luas lagi. Dalam hal ini Grand Palladium Mall tersebut telah mempekerjakan lebih dari 100 orang karyawan.

Grand Palladium Mall ini adalah salah satu mall yang berada dibawah naungan The Village Mall (Lippo Mall) yang pada notabennya di Medan terdapat 4 Mall, yaitu Grand Palladium Mall, Sun Plaza, Plaza Medan Fair, Binjai Super Mall.

Tujuan yang paling penting dalam hal berdirinya Grand Palladium Mall adalah antara lain:


(51)

1. Memberikan kesempatan lapangan pekerjaan terhadap masyarakat sekitar yang membutuhkan pekerjaan yang sesuai mengingat banyaknya pengangguran di Indonesia. Sehingga Grand Palladium Mall setidaknya sedikit sudah membantu pemerintah dalam hal pengurangan tingkat pengangguran. 2. Memberikan perlindungan bagi karyawan-karyawati dengan mengikuti

program Jamsostek.

3. Memudahkan akses masyarakat setempat untuk berbelanja. 4. Ikut serta mewujudkan Kota Medan yang Metropolitan.

B. Letak dan Kedudukan Perusahaan

a. Letak PT. Citra Baru Commercial Medan (Grand Palladium Mall)

Letaknya di Grand Palladium Mall, Jalan Kapten Maulana Lubis no.8 Medan. Untuk tempat administrasinya berada di lantai P1.

b. Kedudukan PT. Citra Baru Commercial Medan

PT. Citra Baru Commercial Medan merupakan sebuah perusahaan non pemerintah yang disahkan pada tanggal 5 Desember 2005. Perusahaan yang bergerak dalam hal ekonomi dengan notaben profit.

C. Visi dan Misi Perusahaan Visi

Menjadikan Grand Palladium Mall sebagai tempat perbelanjaan dan sarana hiburan terbaik bagi masyarakat Medan dan sekitarnya.


(52)

b. Brand awareness

c. Occupancy Rate serta Revenue dengan bekerja dan bersinergi secara professional bagi seluruh stakeholder.

D. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi menunjukkan dan menggambarkan kerangka dan sususan perwujudan pola tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian maupun orang-orang yang menunjukkan kedudukan, tugas, wewenang, dan tanggungjawab para staf-staf dalam suatu oraganisasi perusahaan.

Tujuan utama penyusunan struktur organisasi adalah untuk mengkoordinir baik itu kegiatan fisik maupun kegiatan non fisik yang diarahkan pada pencapaian tujuan perusahaan. Adapun bentuk struktur organisasi PT. Citra Baru Commercial Medan, seperti yang berikut:

E. Program-Program yang Pernah Dilakukan

Adapun program-program yang pernah dilaksanakan di Grand Palladium Mall selain program wajib seperti jamsostek adalah sebagai berikut:

1. Program Seminar Pengembangan per triwulan untuk para tenant.

2. Program lomba kreasi anak secara rutin setiap beberapa bulan, dengan maksud agar pengunjung ramai. Target pengunjung adalah ibu-ibu yang membawa anaknya.


(53)

3. Program acara pemerintahan. Dalam hal ini bekerjasama dengan pemerintah Kota Medan, untuk melaksanakan acara-acara pemerintahan di Atrium Grand Palladium Mall.

4. Program gratis sewa untuk tenant foodcourt selama 6 bulan pertama.

F. Hubungan Perusahaan dengan Masyarakat Sekitar dan Lembaga Lainnya

Hubungan perusahaan dengan masyarakat sekitar adalah baik. Dimana setidaknya banyak hal-hal positif yang dilakukan untuk masyarakat. Misalnya perekrutan karyawan, diutamakan untuk masyarakat terdekat, selain untuk kesejahteraan masyarakat sekitar, juga untuk mengefesienkan waktu untuk berangkat kerja karena jarak dekat. Kemudian adanya acara-acara positif yang sering dilakukan di PT. Citra Baru Commercial Medan dengan mengundang tokoh-tokoh masyarakt sekitar.

Hubungan dengan perusahaan lain juga dilakukan oleh PT. Citra Baru Commercial Medan. Hubungan yang dijalin oleh PT. Citra Baru Commercial Medan kepada perusahaan-perusahaan, diantaranya:

a. Pemerintah Kota Medan b. PT. Sena Perkasa Indonesia c. PT. Bersih Indah Nusantara d. PLN Persero

e. Telkom


(54)

BAB V ANALISIS DATA

Pada bab ini akan dibahas mengenai analisa data, dimana data tersebut diperoleh dari hasil penelitian melalui wawancara dengan menggunakan kuesioiner. Kuesioner tersebut disebarkan kepada peserta jamsostek Grand Palladium Mall yang pernah menggunakan fasilitas jamsostek tersebut.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik analisis data dengan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan menggunakan angket atau kuesioner. Berdasarkan hasil penelitian melalui penyebaran angket/kuesioner diperoleh data tentang latar belakang responden.

5.1 Identitas Responden

Data mengenai identitas responden yang disajikan terdiri dari : jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan status perkawinan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada table berikut ini:

Tabel 5.1

Distribusi Responden Menurut Jenis Kelamin

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase 1

2

Laki-Laki Perempuan

14 12

53,8% 46,2%

Jumlah 26 100%


(55)

Berdasarkan jumlah hasil kuisioner diatas dapat dilihat bahwa berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang (53,8%). Kemudian diikuti dengan responden berjenis kelamin perempuan yang berjumlah 12 orang (46,2%). Dapat ditarik kesimpulan mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki berjumlah 14 orang dari 26 responden yang sudah ditentukan.

Tabel 5.2

Distribusi Responden Menurut Pendidikan Terakhir

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 2

3

Tamat SLTA

Tamat Diploma Tamat Sarjana

17

3 6

65,3%

11,5% 23%

Jumlah 26 100%

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan tabel diatas dapat di jelaskan responden yang memiliki pendidikan terakhir tamat pada diploma berjumlah 3 orang (11,5%), selanjutnya memiliki pendidikan terakhir tamat sarjana berjumlah 6 orang (23%), kemudian pendidikan terakhir tamat SLTA berjumlah 17 orang (63%), sedangkan pada pendidikan tamat pascasarjana, tamat SD dan tamat SLTP tidak memiliki responden.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas karyawan yang bekerja di PT. Citra Baru Commercial memiliki jenjang pendidikan terakhir adalah tamatan SLTA sebanyak 17 orang (63%). Pendidikan merupakan sutu hal yang penting untuk diutamakan para pekerja jika ingin bersaing dengan pekerjaan lainnya untuk mendapatkan pekerjaan dan penghasilan serta kedudukan yang lebih layak. Realitas yang banyak


(56)

terjadi sekarang adalah masyarakat Indonesia khususnya pekerja dan para pencari kerja memiliki pendidikan yang rendah dan tidak memiliki keahlian atau keterampilan khusus untuk mendukung pekerjaannya sehingga dalam dunia kerja tidak heran jika pekerjaan hanya mampu menjadi pekerjaa rendahan yang selalu mendapatkan posisi yang lemah.

Tabel 5.3

Distribusi Responden Menurut Status Perkawinan

NO Kategori Jawaban Frekuensi Presentase

1 2

Belum Menikah Menikah

19 7

73% 26,9%

Jumlah 26 100%

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden yang memiliki status perkawinan menikah berjumlah 7 orang (26,9%), selanjutnya yang belum menikah berjumlah 19 orang (73%), sedangkan tidak ada responden yang memiliki status perkawinan janda dan duda.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden memiliki status perkawinan belum menikah yang berjumlah 19 orang (73%). Hasil observasi peneliti mereka yang belum menikah umumnya tinggal dengan orang tua dan mengontarak rumah/kost.

5.2 Sosialisasi Program Jamsostek Tabel 5.4


(57)

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 Perusahan Tempat Bekerja 21 80,7%

2 Teman Kerja 5 19,2%

Jumlah 26 100%

Sumber : Data Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa sumber informasi responden dalam program jamsostek pada teman berkerja berjumlah 5 orang (19,2%), selanjutnya pada perusahaan tempat bekerja berjumlah 21 orang (80,7%) sedangkan tidak terdapat sumber informasi pada tempat yang lain.

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden mendapatkan informasi tentang program jamsostek yang pertama kalinya adalah dari perusahaan tempat bekerja berjumlah 21 orang (80,7%). Para karyawan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti program jamsostek yang dijelaskan oleh perusahaan tempat bekerja setelah resmi menjadi pegawai di perusahaan tersebut. Walaupun begitu tidak semua karyawan mendapatkan informasi dari perusahaan tersebut melainkan informasi tentang program jamsostek didapatkan dari teman yang sebelumnya sudah bekerja di perusahaan.

Tabel 5.5

Distribusi Responden Berdasarkan Waktu Informasi Jamsostek dalam Bekerja


(58)

1 2 3

Sejak di Terima Bekerja Selama Masa Percobaan Setelah Melampaui Masa Percobaan 16 7 3 61,5% 26,9% 11,5

Jumlah 26 100%

Sumber : Kuisioner Penelitian 2011

Berdasarkan table diatas dapat dijelaskan bahwa responden menerima informasi tentang program jamsostek dari tempat perusahaan bekerja sejak di terima bekerja berjumlah 16 orang (61,5%), selanjutnya selama masa percobaan berjumlah 7 orang (26,9%) sedangkan melampaui masa percobaan berjumlah 3 orang (11,5%).

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas karyawan mendapatkan informasi tentang program jamsostek pada tempat bekerja tersebut pada saat sejak di terima bekerja berjumlah 16 orang (61,5%). Adapun pada waktu setelah melampau masa percobaan sekitar tiga bulan dan juga sekitar 12 bulan dari masa percobaan tempat bekerja.

Tabel 5.6

Distribusi Responden Pemahaman Umum Program Jamsostek

NO Kategori Jawaban Frekuensi Persentase

1 2 3

Memahami dengan Baik Kurang Memahami Tidak Memahami 13 10 3 50% 38,4% 11,5%

Jumlah 26 100%


(59)

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tingkat pemahaman umum responden tentang program jamsostek pada tingkatan tidak memahami berjumlah 3 orang (11,5%), selanjutnya pada tingkat pemahaman kurang memahami berjumlah 10 orang (38,4%), kemudian tingkat pemahaman dengan baik berjumlah 13 orang (50%)

Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat pemahaman umum program jamsostek dengan baik berjumlah 13 orang (50%). Responden sadar dengan resiko pekerjaan yang mereka hadapi suatu saat bisa saja terjadi. Apalagi pada kecelakaan kerja bukan tidak mungkin mengancam keselamatan mereka serta status mereka yang menjadi karyawan kontrak menyebabkan tidak adanya system pensiun dan apabila sewaktu-waktu terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kecelakaan, meninggal dunia mereka akan merasa aman, tenang dan juga tentram dengan adanya program jamostek.Walaupun demikian beberapa responden menyatakan kurang memahami tentang program jamsostek tersebut dikarenakan program tersebut langsung diurus oleh perusahaan tempat bekerja sehingga sosialisasi tidak begitu didapatkan oleh pihak karyawan.

Tabel 5.7

Distribusi Responden Tentang Media Informasi Sosialisasi Jamsostek


(1)

Nilai Positif :

13 x 1

= 13

Nilai Netral

:

9 x 0

= 0

Nilai Negatif :

4 x (-1)

= -4

+

= 9/26

= 0,34


(2)

BAB VI

PENUTUP

6.1.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis data yang dilaksanakan berikut dipaparkan

beberapa kesimpulan dari evaluasi program jamsostek bagi karyawan

PT.Citra Baru Commercial Medan antara lain :

1. Dilihat dari identitas dari responden menunjukkan latar belakang pendidikan terakhir rata-rata adalah tamatan SLTA. Hal ini menunjukkan bahwa umumnya karyawan PT. Citra Commercial Baru yang bekerja pada usia yang produktif. Dilihat dari jenis kelaminnya sangat tidak terlampau jauh perbandingan antara laki-laki dan perempuan. Sedangkan dilihat dari status perkawinan mayoritas responden belum menikah, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang telah terdaftar mengajukan klaim jamsostek adalah mereka yang belum berkeluarga dan masih tinggal bersama orang tua dan mengontrak rumah/kost.

2. Pada tahapan sosialisasi program jamsostek, umumnya karyawan PT. Citra baru Commercial Medan mengetahui tantang informasi adanya program jamsostek ditempat mereka bekerja, hal ini mereka ketahui pada saat dilaksanakannya sosialisasi dari pihak jamsostek yang dilaksanakan di PT. Citra Baru Commercial Medan. Jika dilihat dari respon dalam pemahaman tujuan penerapan program jamsostek mayoritas responden memahami tujuan diterapkannya program jamsostek, namun tidak semua yang mengerti dan mengetahui hak-hak yang diperoleh dalam perjanjian program jamsostek tersebut. Mereka hanya diberitahukan pihak instansi ada penggantian biaya dengan syarat-syarat tertentu.


(3)

3. Pada proses pendaftaran , mayoritas yang mendaftarkan karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan menjadi anggota jamsostek dari diri sendiri mereka tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Dalam proses pendaftaran responden menjawab mudah karena mereka hanya disuruh mengisi formulir pendaftaran jamsostek serta melampirkan fotocopy kartu tanda penduduk dan kartu keluarga.

4. Program Jaminan Kecelakaan Kerja yang merupakan salah satu bagian dari Program Jamsostek di PT. Citra Baru Commercial Medan yang dinilai positif dengan angka 0,42 skala likert. Hal ini menunjukkan bahwa responden telah mengerti arti, tujuan, dan manfaat yang sesuai dengan indicator keberhasilan. Walaupun masih terdapat pula beberapa orang yang belum memahami.

5. Program Jaminan Kematian PT. Citra Baru Commercial Medan dinilai netral berdasarkan analisis dengan angkat 0,19. Hal ini menunjukkan bahwa responden ada yang memahami dan ada pula yang belum memahami arti, tujuan dan manfaat program tersebut dengan baik.

6. Program Jaminan Hari Tua di PT. Citra Baru Commercial Medan dinilai netral dengan nilai 0,30. Hal ini menunjukkan bahwa responden ada yang memahami dan ada pula yang tidak memahami arti, tujuan dan manfaat program tersebut dengan baik sehingga kurang maksimal dalam pemanfaatan program tersebut.

7. Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan di PT. Citra Baru Commercial Medan dinilai positif dengan nilai 0,34. Hal ini menunjukkan bahwa responden sesuai dengan indikator keberhasilan walaupun ada beberapa orang yang menilai negatif terhadap program tersebut.


(4)

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka penulis merekomendasikan saran sebagai berikut:

1. Diharapkan kepada karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dengan usia produktif sehingga dapat melancarkan kinerja Perusahaan.

2. Pihak Jamsostek dengan karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan hendaknya dapat meningkatkan interaksi dan komunikasi antara atasan dan bawahan agar tercipta suasana kerja yang harmonis dan menyenangkan. Sehingga Sosialisasi Program Jamsostek juga dapat diketahui baik langsung maupun tidak langsung dengan adanya komunikasi yang efektif di Perusahaan.

3. Dalam hal pendaftaran Program Jamsostek, hendaknya dapat memberitahu karyawan sehingga mengetahui manfaatnya dan mengetahui bahwa karyawan juga sebagai peserta Program Jamsostek dan pada situasi tertentu para karyawan dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan maksimal.

4. Pihak Jamsostek diharapkan memberikan santunan yang memadai kepada karyawan PT. Citra Baru Commercial Medan atau disebut juga peserta yang mengikuti program jamsostek baik itu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua serta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan dan memperhatikan kondisi karyawannya.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Aneka Cipta:

Jakarta

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Aneka Cipta: Jakarta

Bungin, Burhan. 2001.

Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University

Press:

Surabaya

Dunn, William N. 2000. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi Kedua.

Gadjah Mada University Press: Yogyakarta

Jones, Charles. 1994. Pengantar Kebijakan Publik (Public Policy). PT. Raja

Grafindo: Jakarta

Kansil, Drs. C.S.T & Kansil, Christine. 1997. Pokok-pokok Hukum

Jamsostek. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta

Manulang, Senjum H. 2002. Pokok-pokok Hukum Ketenagakerjaan

Indonesia. PT. Rineka cipta: Jakarta

Nawawi, Hadari. 1998. Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajahmada

University Press: Yogyakarta

Nugroho, Riant. 2004. Kebijakan Publik : Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. PT. Elex Media Komputindo: Jakarta

Ramli, Lanny. 1997. Jaminan Sosial Tenaga Kerja di Indonesia. Airlangga

University Press: Surabaya

Singarimbun, Masri, 1989. Metode Penelitian Survei. LP3S: Jakarta

Sirait, S Martin. 1990.

Perencanaan Dan Evaluasi Suatu Sistem Untuk

Proyek


(6)

Pembangunan. Bumi Aksara: Jakarta

Sudjana,Prof. Djudju, M.Ed, Ph.D. 2006. Evaluasi Program Pendidikan

Luar Sekolah. Rosdakarya: Bandung

Suharto, Edi, Ph.D. 2007. Social Work In Idustrial World: Strengthening

Corporate Social Responsibility. PT. Refika Aditama: Jakarta

Suryabrata, Sumadi, Drs, B.A., M.A., Ed.S., Ph.d. 2008. Metodologi

Penelitian. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta

Syadias, 2010. Pengertian Perusahaan

Wahab, Zulaini. 2001. Dana Pensiun dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja di

Indonesia. Aneka Cipta: Jakarta

Yusuf, Farida. 2000. Evaluasi Program. PT. Rineka Cipta: Jakarta

Sumber Lain

:

Wib)