Financing to Deposit Ratio FDR

21 Keberlangsungan usaha suatu bank yang didominasi oleh aktivitas pembiayaan dipengaruhi oleh kualitas pembiayaan yang merupakan sumber utama bank dalam menghasilkan pendapatan dan sumber dana untuk ekspansi usaha yang berkesinambungan. Pengelolaan bank yang optimal dalam aktivitas pembiayaan dapat meminimalisasi potensi kerugian yang akan terjadi. Pengelolaan tersebut antara lain dilakukan melalui Restrukturisasi Pembiayaan terhadap nasabah yang mengalami penurunan kemampuan membayar namun dinilai masih memiliki prospek usaha dan mempunyai kemampuan untuk membayar setelah restrukturisasi. Adapun tingkat dari Non Performing Financing dapat dihitung dengan sebuah rasio yaitu sebagai berikut : 100 x Pembiayaan Total Bermasalah Pembiayaan NPF = Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan kualitas pembiayaan bank syariah semakin buruk. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio NPF ini menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = NPF 2; Peringkat 2 = 2 ≤ NPF 5 ; Peringkat 3 = 5 ≤ NPF 8; Peringkat 4 = 8 ≤ NPF 12; dan Peringkat 5 = NPF ≥ 12.

2.1.4.3 Financing to Deposit Ratio FDR

Financing to Deposit Ratio FDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank Dendawijaya, 2005:116. Rasio ini berpengaruh positif pada tingkat profitabilitas, semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi rendahnya 22 kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, karena jumlah dana yang diperlukan untuk membiayai kreditnya semakin banyak sehingga berdampak pada naiknya profitabilitas Rivai et al, 2007:394. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman FDR suatu bank adalah 80. Namun batas toleransi berkisar antara 85-100 Dendawijaya, 2005:116. Kebutuhan likuiditas setiap bank berbeda-beda tergantung antara lain pada kekhususan usaha bank, besarnya bank dan sebagainya. Oleh karena itu untuk menilai cukup tidaknya likuiditas suatu bank dengan menggunakan ukuran financing to deposito ratio FDR, yaitu dengan memperhitungkan berbagai aspek yang berkaitan dengan kewajibannya, seperti antisipasi atas pemberian jaminan bank yang pada gilirannya akan menjadi kewajiban pada bank. Apabila hasil pengukuran jauh berada diatas target dan limit bank tersebut maka dapat dikatakan bahwa bank akan mengalami kesulitan likuiditas yang pada gilirannya akan menimbulkan beban biaya yang besar. Sebaliknya bila berada dibawah target dan limitnya, maka bank tersebut dapat memelihara alat likuid yang berlebihan dan ini akan menimbulkan tekanan terhadap pendapatan bank berupa tingginya biaya pemeliharaan kas yang menganggur idle money. Dari uraian diatas maka dapat dikatakan Financing to Deposit Ratio FDR adalah perbandingan jumlah pembiayaan yang diberikan dengan simpanan masyarakat. FDR dapat dihitung dengan menggunakan rumus: 100 x Masyarakat Simpanan Dana diberikan yang Pembiayaan Jumlah FDR = Semakin tinggi rasio FDR menunjukkan kurang efektifnya bank dalam menyalurkan pembiayaan. Kriteria penilaian peringkat untuk rasio FDR ini 23 menurut BI 2007 adalah: Peringkat 1 = FDR ≤ 75; Peringkat 2 = 75 FDR ≤85; Peringkat 3 = 85 FDR ≤ 100; Peringkat 4 = 100 FDR ≤ 120; dan Peringkat 5 = FDR 120.

2.1.4.4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO