54
lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,98270,3804. Hal tersebut menandakan penyebaran data yang baik.
4.1.2.4 Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional BOPO
Berdasarkan dari Tabel 4.1 diketahui nilai BOPO paling rendah adalah Maybank Syariah Tbk pada tahun 2010 yaitu sebesar 34,43.Hal ini dikarenakan
tingginya biaya yang dikeluarkan dalam mencapai keuntungan sehingga menyebabkan rendahnya efisiensi operasional bank tersebut. Nilai BOPO paling
tinggi adalah Bank Panin Syariah Tbk pada tahun 2010 yaitu sebesar 181,57. Hal ini dikarenakan rendahnya biaya yang dikeluarkan dalam mencapai
keuntungan sehingga menyebabkan tingginya efisiensi operasional bank. Secara keseluruhan rata-rata BOPO adalah91,21 dan berada di peringkat terendah yaitu
peringkat 5 dimana BOPO 89. Hal ini menunjukkan BOPO pada 11 sebelas perbankan syariah yang diteliti dikatakan sangat sensitif terhadap pengaruh
negatif kondisi perekonomian, industri keuangan, dan mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usaha bank tersebut karena berada diatas 85,
dimana tidak sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan BOPO setiap perbankan maksimal sebesar 85. Bank yang tidak efisien dalam menekan
biaya operasionalnya dapat meningkatkan kerugian akibat ketidak efisienan bank dalam mengelola usahanya sehingga laba yang diperoleh juga akan menurun.Nilai
rata-rata lebih besar dari standar deviasi yaitu 0,91210,2436. Hal tersebut menandakan penyebaran data yang baik.
55
4.1.2.5Corporate Social Responsibility CSR
Berdasarkan dari Tabel 4.1 diketahui nilai CSR paling rendah adalah Bank Victoria Syariah Tbk pada tahun 2012 yaitu sebesar 0,38. Hal ini dikarenakan
CSR bilamana dikaitkan dengan fungsi maka ini dilakukan secara sukarela. Sedangkan nilai CSR paling tinggi adalah adalah Bank Panin Syariah pada tahun
2014 sebesar 9,32, yang berarti bahwa komponen biaya tanggung jawab sosial bukan hanya didasarkan pada skema jika perusahaan punya dana, akan tetapi di
awal perusahaan tersebut telah mencantunkan seberapa besar dana yang akan digunakan untuk pelaksanaan CSR tersebut. Secara keseluruhan rata-rata rasio
tanggung jawab sosial perusahaan terhadap proses pembelajaran masyarakat dari 11 sebelas perbankan syariah yang diteliti adalah 3,25. Hal ini menunjukkan
tingkat tanggung jawab sosial perusahaan terhadap proses pembelajaran masyarakat dikatakan cukup baik dan berada pada peringkat 3 yaitu 3 CSR
≤5, dimana semakin tinggi rasio CSR menunjukkan semakin besar peran bank syariah dalam proses pembelajaran masyarakat. Nilai rata-rata lebih besar dari
standar deviasi yaitu 0,03250,0279. Hal tersebut menandakankan penyebaran data yang baik.
4.1.2.6Return on Assets ROA
Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui nilai ROA paling rendah adalah Bank Panin Syariah pada tahun 2010 yaitu sebesar -2,29, yang berarti bahwa kenaikan
nilai aktiva yang tinggi namun tidak diikuti dengan kenaikan laba sebelum pajak yang kecil. Kecilnya laba sebelum pajak, disebabkan oleh Bank Panin Syariah
56
yang baru berjalan satu tahun dan sebagai bank baru tentunya harus menyuntik modal untuk membangun semua unsur usaha baik secara bisnis maupun non
bisnis. Sedangkan nilai ROA paling tinggi adalah Maybank Syariah Tbk pada tahun 2010 sebesar 4,29, yang berarti bahwa bank tersebut mampu
menghasilkan perolehan laba sebelum pajak yang tinggi dan pengelolaan aktiva dengan maksimal. Secara keseluruhan rata-rata pengembalian asset dari 11
sebelas perbankan syariah yang diteliti adalah 1,11. Hal ini menunjukkan profitabilitas 11 perbankan syariah di Indonesia termasuk cukup sehat dan kinerja
yangcukup baik walaupun berada di bawah 1,5 atau berada pada peringkat 3 yaitu 0,5 ROA
≤1,25, dengan cukup baiknya kinerja bank maka akan meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat untuk menyimpan dananya di bank
yang berdampak pada meningkatnya laba bank tersebut. Nilai rata-rata lebih kecil dari standar deviasi yaitu 0,0111 0,0114. Hal tersebut menandakan penyebaran
data yang tidak terlalu berfluktuatif atau data cenderung menyebar disekitar rata- rata.
4.1.3 Uji Asumsi Klasik