Uji Determinant R Pengujian Hipotesis .1 Uji F F-test

64

4.1.4.3 Uji Determinant R

2 Koefisien determinasi � 2 merupakan suatu nilai nilai proporsi yang mengukur seberapa besar kemampuan variabel-variabel bebas yang digunakan dalam persamaan regresi, dalam menerangkan variasi variabel tak bebas Gujarati, 2003:212. Nilai koefisien determinasi berkisar antara 0 dan 1. Nilai koefsien determinasi � 2 yang kecil mendekati nol berati kemampuan variabel-variabel tak bebas secara simultan dalam menerangkan variasi variabel tak bebas amat terbatas. Nilai koefisien determinasi � 2 yang mendekati 1 berarti variabel-variabel bebas memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel tak bebas. Tabel 4.7 Koefisien Determinasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .761 a .579 .536 .0078102 1.787 a. Predictors: Constant, CAR, NPF, FDR, BOPO, CSR b. Dependent Variable: ROA Sumber: Hasil Penelitian, 2015 Data diolah Berdasarkan Tabel 4.5, nilai koefisien determinasi � 2 terletak pada kolom Adjusted R Square. Diketahui nilai koefisien determinasi sebesar � 2 = 0,536. Hal ini berarti variabel 53,6 variabel ROA dapat dijelaskan oleh CAR, NPF, FDR, BOPO, dan CSR, sedangkan sisanya 46,4 dapat dijelaskan oleh faktor–faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini. 65 4.2 Pembahasan 4.2.1 Pengaruh CAR � � terhadap ROA � Berdasarkan Tabel 4.6, koefisien regresi CAR bernilaipositif sebesar 0,024 dan diketahui nilai probabilitas atau Sig. dari variabel CAR adalah 0,004. Karena nilai probabilitas CAR, yakni 0,004, lebih kecil dari tingkat signifikansi, yakni 0,05, maka disimpulkan bahwa pengaruh yang terjadi antara CAR dengan variabel ROA signifikan secara statistik. Perhatikan juga bahwa nilai �� ℎ����� � |� ����� |, yakni | 3,014| |2,009|. Hasil dengan pendekatan probabilitas sama dengan hasil berdasarkan uji �. Hasil penelitian tersebut menunjukkan CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. CAR yang merupakan rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko. Semakin besar rasio ini mengindikasikan kemampuan manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan atau menekan biaya baik. Dengan demikian maka semakin besar tingkat kecukupan modal maka semakin besar besar tingkat profitabilitas bank. Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat, dan akhirnya meningkatkan ROA. Nilai CAR sesuai ketentuan Bank Indonesia yaitu minimal delapan persen karena dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya. Semakin besar CAR maka keuntungan bank juga semakin besar Kuncoro dan Suhardjono, 2011:529.