kaidah sosial mengenai benar dan salah. Dalam keadaan apapun, nurani yang buruk akan menyakitkan manusia, sementara kebajikan akan membawa kepuasan batin.
2
Nurani yang buruk tercermin kepada sikap dan perilaku buruk seperti; pakaian najis tidak disucikan, anggota tubuh yang tidak dibersihkan, rumah dan lingkungan
yang tidak dipeliharan kebersihan dan keindahannya. Sedangkan kebajikan yang membawa kepuasan batin seperti; membersihkan dan mensucikan pakaian yang kotor
dan najis, anggota tubuh selalu dibersihkan, merawat dan memelihara kebersihan, keindahan rumah dan halaman.
Berangkat dari permasalahan yang telah dijelaskan di atas maka penulis bermaksud menuangkannya dalam bentuk skripsi dengan judul
”Perilaku Bersuci Masyarakat Islam: Etika Membersihkan Najis Studi Sosiologi Hukum di
Masyarakat Pulogebang Jakarta Timur ”
B. Pembatasan Masalah Dan Perumusan Masalah
Dengan memperhatikan
latar belakang
di atas,
maka penulis
mengidentifikasikan seputar perilaku bersuci di masyarakat Pulo Gebang Jakarta Timur. Hal-hal yang muncul dalam penelitian ini adalah bagaimana aplikasi thaharah
dan etika
3
bersuci di masyarakat dalam pengembangan teori pada praktek sehari-hari
2
Lawrence M. Friedman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, diterjemahkan oleh: M. Khozim, Bandung: Penerbit Nusa Media, 2009 h. 82
3
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia etika berarti ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral akhlak Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1997, cet. ke 9, h. 271
ketika membersihkan najis, misalnya membersihkan pakaian, tempat sholat, dan membersihkan atau menghilangkan najis dikaitkan dengan hukum Islam dalam bab
thaharah. Mengingat luasnya persoalan thaharah, dalam pembahasan skripsi ini, penulis
ingin membatasi diri untuk mengkaji lebih dalam tentang bersuci dan etika membersihkan najis dalam perilaku masyarakat muslim di Pulo Gebang Jakarta
Timur. Pembahasan dalam skripsi ini meliputi pemahaman dan perilaku masyarakat terkait dengan masalah thaharah.
Untuk menjawab masalah pokok di atas, pertanyaan-pertanyaan khusus minor research question di bawah ini, merupakan masalah-masalah yang akan
dicarikan jawabannya lewat penelitian ini di masyarakat Pulo Gebang. Adapun perumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengetahuan masyarakat Pulo Gebang tentang fiqih thaharah?
2. Bagaimana aplikasi fiqih thaharah di masyarakat pulogebang?
3. Apakah masyarakat muslim dalam membersihkan najis sesuai dengan etika
yang diajarkan dalam Islam?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Ada beberapa tujuan yang hendak dicapai melalui penelitian ini, antara lain adalah:
1. Ingin mengetahui bagaimana pemahaman masyarakat muslim Pulo Gebang
mengenai fiqih thaharah 2.
Ingin menganalisis secara lebih jauh dan mendalam tentang perilaku masyarakat muslim ketika bersuci khususnya etika membersihkan najis.
3. Mengetahui sebagian kasus-kasus atau permasalahan tentang cara-cara
membersihkan najis yang terjadi di masyarakat. Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah:
1. Sebagai sumbangan informasi ilmiah bagi para peminat dan pemerhati hukum
Islam khususnya para praktisi hukum. 2.
Ikut melengkapi dan memperkaya khazanah perpustakaan Islam, sehingga dapat membantu masyarakat dalam memperluas wawasan tentang hukum
Islam.
D. Tinjauan review Kajian Terdahulu