30
Menurut Indriantoro 2000 laporan keuangan merupakan informasi utama yang dijadikan acuan bagi investor baik secara individual maupun institusional dan
analisis sekuritas. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input informasi yang bisa dipakai untuk mengambilan keputusan. Investor juga sangat
berkepentingan terhadap laporan keuangan untuk mengestimasi arus kas di masa mendatang Gentyowati, 2001. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-
kurangnya setahun sekali untuk memenuhi kebutuhan pemakainya. Informasi yang bersifat keuangan maupun ekonomi adalah bentuk informasi yang lebik banyak
digunakan dalam menganalisis saham. Oleh karena itu informasi dalam laporan keuangan haruslah bermanfaat bagi pemakainya. Menurut Foster 1986 kebutuhan
akan informasi laporan keuangan didorong oleh peranannya dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan memiliki potensi untuk mengurangi
ketidakpastian akan situasi yang ada. Menurut Harahap 2002 tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan,
kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.
2.1.2. Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan sebuah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan yang lainnya
James dan John, 2005. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat
Universitas Sumatera Utara
31
analisa berupa ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik dan buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu
perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standart Munawir, 2001. Penilaian ini meliputi
masalah likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, efisiensi manajemen dan prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Selain itu rasio keuangan berguna bagi analisis
internal untuk membantu manajemen membuat evaluasi tentang hasil-hasil perusahaan, memperbaiki kesalahan-kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat
menyebabkan kesulitan keuangan. Rasio-rasio keuangan yang digunakan pada dasarnya terdiri atas dua jenis. Jenis pertama meringkas beberapa aspek “kondisi
keuangan” perusahaan untuk suatu periode-periode dengan neraca yang telah dibuat. Rasio-rasio ini disebut rasio neraca balance sheet ratio, karena baik pembilang
maupun penyebut dalam setiap rasio berasal langsung dari neraca. Jenis kedua dari rasio meringkas beberapa aspek kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu,
biasanya dalam setahun. Rasio ini disebut sebagai rasio laporan laba rugi income statement ratio atau rasio laba rugi dan neraca income statement and balance sheet
ratio. Rasio laba rugi membandingkan saru arus bagian dari laporan laba rugi dengan arus bagian lain laporan laba rugi.
Menurut Wild et al. 2005 rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan yang ingin dicapai, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
32
1. Rasio Likuiditas Liquidity Ratio Rasio ini menyatakan kemampuan perusahaan jangka pendek untuk memenuhi
obligasi kewajiban yang jatuh tempo. Rasio likuiditas ini terdiri dari current ratio, acid test ratio, collection period, dan day to sell inventory.
2. Rasio Profitabilitas berdasarkan Pemanfaatan Aktiva Assets Utilization Profitability Ratio
Rasio ini menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan didalam menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam menghasilkan penjualan. Rasio aktivitas
ini terdiri dari : total asset turnover, fixed asset turnover, accounts receivable turnover, cash turnover, sales to inventory dan working capital turnover.
3. Rasio Profitabilitas berdasarkan kinerja operasi Operating Performance
Profitability Ratio Rasio ini menunjukkan keberhasilan perusahaan didalam mengevaluasi margin
laba dari aktivitas operasi. Rasio rentabilitas ini terdiri dari: gross profit margin, operating profit margin ration, net profit margin, dan pretax profit margin.
4. Rasio Profitabilitas berdasarkan tingkat pengembalian atas investasi Return on Investment Profitability Ratio.
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menilai kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang. Rasio rentabilitas ini
terdiri dari: Return On Assets dan Return On Equity.
Universitas Sumatera Utara
33
5. Rasio Solvabilitas
Solvency Ratio Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
jangka panjangnya. Rasio ini juga disebut leverage ratios, karena merupakan rasio pengungkit yaitu menggunakan uang pinjaman debt untuk memperoleh
keuntungan. Rasio leverage ini terdiri dari: total debt to equity ratio, long-term debt to equity ratio, dan times interest earned ratio.
6. Rasio Pasar Market Ratio Rasio ini menunjukkan informasi penting perusahaan yang diungkapkan dalam
basis per saham. Rasio pasar ini terdiri dari: earning yield, dividend yield, dividend payout ratio, price earning ratio, dan price to book value.
Menurut Harahap 2002 rasio keuangan yang sering sekali digunakan dalam menilai kinerja perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Rasio likuiditas, rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
2. Rasio solvabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila
perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio profitabilitas, rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui seluruh kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal jumlah karyawan dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
34
4. Rasio Leverage, rasio ini menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset.
5. Rasio Aktivitas, rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian atau
kegiatan lainnya. 6. Rasio Pertumbuhan, rasio ini menggambarkan persentasi kenaikan penjualan
tahun ini dibanding dengan tahun lalu. Semakin tinggi berarti semakin baik. 7. Penilaian Pasar, rasio ini merupakan rasio yang khusus dipergunakan di pasar
modal yang menggambarkan situasi perusahaan di pasar modal. 8. Rasio Produktivitas, rasio ini menunjukkan tingkat produktivitas dari unit atau
kegiatan yang dinilai. 2.1.2.1. Current ratio
Current Ratio adalah ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimilikinya. Rasio CR menunjukkan tingkat keamanan kreditor jangka pendek atau kemampuan perusahaan membayar hutang-hutangnya. Tidak ada ketentuan yang
mutlak tentang berapa tingkat CR yang dianggap baik atau yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan. Hal ini dikarenakan tingkat CR ini sangat tergantung kepada
jenis usaha dari masing-masing perusahaan. Rasio CR merupakan indikator yang sesungguhnya dari likuiditas perusahaan karena perhitungan tersebut
mempertimbangkan hubungan relatif antara aktiva lancar dengan hutang lancar untuk
Universitas Sumatera Utara
35
masing-masing perusahaan Syamsudin, 2000. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat aktiva lancar dapat dikonversi menjadi kas untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Rasio CR diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Aktiva Lancar
Current Ratio = x 100 Hutang Lancar
2.1.2.2. Return on assets Return On Assets merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki oleh perusahaan, sehingga ROA sering disebut sebagai rentabilitas ekonomis Riyanto, 2000. Semakin tinggi
ROA maka semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran semakin banyak investor yang
tertarik untuk membeli saham suatu perusahaan maka semakin besar kemungkinan harga saham perusahaan di pasar modal mengalami kenaikan. Semakin tinggi
keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham Arifin, 2004. ROA yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen. Rasio ini
dapat dirumuskan sebagai berikut ini: Laba Bersih
Return On Assets = x 100
Total Aktiva
2.1.2.3. Net profit margin
Universitas Sumatera Utara
36
Net Profi Margin merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu Sutrisno,
2000. Semakin besar NPM suatu perusahaan, maka kinerja perusahaan semakin produktif sehingga akan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam menjalankan perusahaan secara cukup berhasil untuk menyisakan
margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu resiko. Selain itu, rasio NPM dapat mengukur kemampuan
manajemen perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dengan meminimalkan beban perusahaan dan memaksimalkan laba perusahaan. Semakin
tinggi nilai NPM suatu perusahaan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin baik, kinerja yang baik akan mempengaruhi nilai perusahaan tersebut yang
ditunjukkan dengan harga saham dari perusahaan tersebut. Rasio dari NPM dirumuskan sebagai berikut:
Laba Bersih Net Profit Margin =
x 100 Penjualan Bersih
2.1.2.4. Earning per share Earning Per Share adalah hasil atau pendapatan yang akan diterima oleh
pemegang saham untuk setiap lembar saham yang dimilikinya atas keikutsertaannya
Universitas Sumatera Utara
37
dalam perusahaan. Laba per lembar saham biasanya merupakan indikator laba yang diperhatikan oleh para investor yang umumnya terdapat korelasi yang kuat antara
pertumbuhan laba dengan pertumbuhan harga saham Munawir, 2001. Angka yang ditunjukkan dari EPS sering dipublikasikan oleh perusahaan yang ingin menjual
sahamnya kepada masyarakat luas. Investor berpandangan bahwa EPS mengandung informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya dividen per
saham di kemudian hari, serta relevan untuk menilai efektivitas manajemen dalam membuat kebijakan pembayaran dividen. Earning per Share menggambarkan laba
bersih perusahaan yang diterima oleh setiap saham. Meskipun net income dari laporan laba rugi memberikan informasi terhadap keseluruhan keuntungan suatu
perusahaan, akan tetapi para investor lebih tertarik terhadap performa perusahaan berdasarkan keuntungan per lembar sahamnya. Rasio dari EPS dirumuskan sebagai
berikut : Laba Bersih
Earning Per Share = x 100
Jumlah Lembar Saham
2.1.2.5. Leverage ratio Leverage Ratio menunjukkan struktur permodalan suatu perusahaan. Rasio ini
merupakan perbandingan antara total hutang dengan aktiva yang digunakan sebagai sumber pendanaan perusahaan Arifin, 2004. Semakin tinggi LR semakin besar
persentase modal asing yang digunakan dalam operasional perusahaan atau semakin besar LR menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang
Universitas Sumatera Utara
38
dibandingkan Aktiva. Rasio LR yang semakin tinggi menunjukkan semakin besarnya proporsi hutang terhadap aktiva, sehingga mencerminkan resiko perusahaan yang
relatif tinggi dan resiko yang harus ditanggung investor juga akan semakin tinggi. Pada akhirnya investor akan menghindari saham perusahaan yang memiliki LR yang
tinggi. Rasio LR yang besar biasanya berdampak buruk bagi perusahaan karena tingginya tingkat hutang menyebabkan beban bunga semakin besar yang berarti
mengurangi tingkat keuntungan sebaliknya penurunan LR akan menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. Hubungan LR dengan return saham adalah berbanding terbalik
dimana jika LR meningkat maka return saham akan menurun dan bila LR menurun maka return saham akan meningkat. Rasio LR diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut : Total Utang
Leverage Ratio = x 100
Total Aktiva 2.1.2.6. Total assets turn over
Total Assets Turn Over adalah rasio yang mengukur berapa kali total aktiva perusahaan menghasilkan penjualan Syamsuddin, 2000. Semakin tinggi rasio
TATO berarti semakin efisien penggunaan seluruh aktiva di dalam menghasilkan penjualan. Rasio TATO penting bagi para kreditur dan pemilik perusahaan akan
tetapi lebih penting bagi manajemen perusahaan karena hal ini menunjukkan efisien tidaknya penggunaan seluruh aktiva di dalam perusahaan. TATO merupakan
pengukuran atas pertumbuhan perusahaan. TATO dapat dihitung dengan
Universitas Sumatera Utara
39
perbandingan antara penjualan bersih dengan total aktiva. Rasio TATO diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Penjualan Bersih Total Assets Turn Over =
x 100 Total Aktiva
2.1.2.7. Price earning ratio Price Earning Ratio adalah rasio yang menggambarkan ketersediaan investasi
membayar suatu jumlah tertentu untuk setiap perolehan laba perusahaan. Menurut Tandelilin 2001 informasi PER mengidentifikasikan besarnya rupiah yang harus
dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan. PER mempunyai arti yang cukup penting dalam menilai suatu saham karena rasio ini
merupakan suatu indikasi mengenai masa depan perusahaan. PER merupakan fungsi dari pendapatan yang diharapkan di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat
pertumbuhan dari pendapatan yang diharapkan maka semakin tinggi pula nilai PER. PER secara teoritis merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan
apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi over value atau terlalu rendah under value sehingga para investor dapat menentukan kapan sebaiknya membeli
atau menjual saham. Rasio PER diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga saham Per Lembar Saham Price Earnig Ratio = x 100
Laba Bersih Per Lembar Saham
2.1.2.8. Price to book value
Universitas Sumatera Utara
40
Price to Book Value merupakan rasio yang menunjukkan apakah harga pasar saham diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut. Price to
Book Value adalah rasio yang menjelaskan tentang perbandingan harga pasar sebuah saham dengan nilai buku per lembar saham sebenarnya. Harga pasar adalah harga
saham yang terjadi di pasar pada saat tertentu yang ditentukan para pelaku pasar sedangkan nilai buku adalah nilai yang dicatat pada saat saham di jual perusahaan
Jogiyanto, 2003. Apabila para penanam saham membeli saham diatas nilai bukunya maka perusahaan akan memperoleh keuntungan dari penjualan saham. Hal ini akan
menurunkan return saham yang diterima investor karena dinilai harga saham tersebut mahal. Dari penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa
kinerja dari perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham suatu perusahaan. Rasio PBV sering disebut sebagai rasio untuk mengukur kinerja dari
perusahaan tersebut. Rasio PBV diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Harga Pasar Per Lembar Saham Price to Book Value
= x
100 Nilai Buku Per Lembar Saham
2.1.2.9. Book value per share Rasio untuk mengukur nilai shareholders equity atas setiap lembar saham
disebut juga dengan Book Value per Share. Seorang investor tentunya mengharapkan memperoleh keuntungan dari investasi yang dilakukannya. Oleh karena itu, sebelum
memutuskan membeli suatu saham seorang investor perlu mengetahui beban dari
Universitas Sumatera Utara
41
saham yang akan dibeli, karena saham dengan tingkat beban lebih ringan tentunya akan lebih menarik minat investor karena akan memberikan keuntungan yang lebih
besar. Semakin besar rasio BVS maka saham tersebut akan semakin menarik bagi investor sehingga harga saham akan meningkat. Rasio BVS diperoleh dengan
menggunakan rumus sebagai berikut : Total Hutang
Book Value per Share = x 100
Total Aktiva
2.1.3. Return Saham