Kekuatan Pembuktian Dalam Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Saham Tanpa Warkat (Scriptless Trading) di Pasar Modal

99 Dalam pelaksanaan book entry settlement, seluruh efek yang akan ditransaksikan disimpan ke dalam rekening efek elektronik yang terpusat di KSEI. Oleh karenanya merupakan kewajiban perusahaan efek atau bank kustodian untuk membuka rekening efek pada KSEI berdasarkan data rekening efek yang telah dibuka setiap nasabahinvestor pada perusahaan efek terkait. Selanjutnya yang menjadi bukti kepemilikan efek dalam penitipan kolektif adalah konfirmasi tertulis yang diberikan olek KSEI kepada pemegang rekening. Dalam pelaksanaan book entry settlement ini tidak perlu menggunakan akta pemindahan hak untuk pengalihan saham sebagaimana diatur dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas yang menyatakan bahwa pemindahan hak atas saham dilakukan dengan akta pemindahan hak. Pelaksanaan book entry settlement diatur dalam Pasal 55 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang pasar modal Penyelesaian transaksi bursa dapat dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan book entry settlement. Hal ini sejalan dengan asas lex specialis derogat lex generalis, dimana ketentuan mengenai pemindahan saham dalam bidang pasar modal menyampingkan ketentuan tentang pemindahan saham dalam perseroan terbatas umumnya dan KUH Perdata.

3. Kekuatan Pembuktian Dalam

Scriptless trading Hukum pembuktian perdata yang berlaku menganut prinsip pembuktian yang eksklusif yaitu selain dari alat bukti yang sudah ditentukan, alat bukti yang lain tidak mempunyai kekuatan hukum. Pasal 164 HIRPasal 284 RBGPasal 1866 BW menentukan bahwa macam-macam alat bukti adalah: Universitas Sumatera Utara 100 a. bukti tertulis; b. bukti saksi; c. persangkaan; d. pengakuan; dan e. sumpah. Bukti pemilikan dari Pemegang efek tanpa warkat seharusnya berupa surat tertulis yang ditandatangani jadi tidak cukup hanya printing komputer tanpa tanda tangan walaupun hanya dalam bentuk konfirmasi dari pihak yang berwenang, namun dapat menjadi alat bukti yang sah atas keabsahan kepemilikan efek tanpa warkat tersebut. Karena bukti surat tersebut diterbitkan oleh yang lembaga berwenang di pasar modal sesuai dengan aturan yang berlaku. Dengan demikian alat bukti tersebut sudah memenuhi persyaratan akta autentik, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Pasal 165 HIR meskipun yang dipegang oleh pemilikpemegangnya bukanlah fisik sahamnya. Akta otentik menurut ketentuan pasal 1868 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata KUHPerdata yaitu ”Suatu akta otentik ialah suatu akta yang di dalam bentuk yang ditentukan oleh undang-undang, dibuat oleh atau dihadapan pegawai- pegawai umum yang berkuasa untuk itu di tempat di mana akta dibuatnya.” Berdasarkan definisi tersebut diketahui bahwa suatu akta dapat dikatakan sebagai akta otentik harus memenuhi syarat-syarat yaitu dibuat dalam bentuk yang ditentukan undang-undang, dibuat oleh seorang pejabat atau pegawai umum, dan Universitas Sumatera Utara 101 pejabat atau pegawai umum tersebut harus berwenang untuk membuat akta tersebut ditempat di mana akta dibuat. Karena dibuat oleh seorang pejabat atau pegawai umum, maka akta otentik memiliki kekuatan pembuktian yang sempurna. Hal ini dikarenakan pejabat atau pegawai umum tersebut mendapatkan kepercayaan dari negara untuk menjalankan sebagian fungsi administratif negara, sehingga legalitasnya dapat dipastikan. Selain itu, seorang pejabat atau pegawai umum juga tidak memiliki keberpihakan dalam pembuatan akta. Alasan lain akta otentik dikatakan sebagai alat bukti yang sempurna, karena akta otentik memiliki tiga kekuatan pembuktian, yaitu : 1. Kekuatan Pembuktian Lahiriah Suatu akta otentik yang dapat membuktikan dirinya tanpa adanya penjelasan dari orang lain. 2. Kekuatan Pembuktian Formal Keterangan-keterangan yang ada dalam akta ini secara formal benar adanya. Sebenar-benarnya disini bisa saja tidak benar karena penghadap berbohong. Kebenaran formal ini mengikat para pihak, para ahli waris dan para pihak yang menerima haknya. 3. Kekuatan Pembuktian Materiil Isi materi dari apa yang ada dalam akta itu adalah dijamin benar adanya. Karena yang membuat dan menyusun adalah pejabat umum. Kebenaran materiil ini mengikat para pihak, para ahli waris dan para pihak yang menerima haknya. Universitas Sumatera Utara 102 Dari alasan-alasan yang diuraikan di atas dapat diketahui bahwa akta otentik merupakan suatu alat bukti yang sempurna, yaitu apabila akta otentik diajukan sebagai alat bukti dalam suatu persidangan, maka tidak diperlukan bukti pendukung lain yang menyatakan bahwa akta otentik tersebut benar. Hal ini dikarenakan suatu akta otentik telah dapat dipastikan kebenarannya. Konfirmasi tertulis merupakan akta autentik walaupun yang dipegang oleh investor bukanlah fisik sahamnya karena bukti surat konfirmasi tertulis tersebut diterbitkan oleh KSEI yang merupakan pihak berwenang di pasar modal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dan merupakan amanat dari Peraturan Bapepam No VI. A. 3. Konfirmasi tertulis juga diakui dalam Pasal 5 ayat 1 Undang Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang menyatakan bahwa Informasi Elektronik danatau Dokumen Elektronik danatau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah. Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa bukti kepemilikan efek diberikan dalam bentuk konfirmasi tertulis, begitu juga apabila terjadi transaksi, setiap transaksi yang telah dilaksanakan terhadap investor akan diberikan konfirmasi tertulis. Setiap penyelesaian transaksi dilakukan dengan debet ataupun kredit efek maupun uang dari rekening nasabah. Persoalan timbul apabila ternyata apa yang tertulis dalam konfirmasi tidak sesuai dengan catatan di Kustodian sebagai penyimpan efek. Kustodian sebagai perusahaan terikat terhadap UU No.8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Dalam pasal 11 UU tersebut dinyatakan bahwa dokumen perusahaan wajib disimpan selama 10 tahun. Penyimpanan ini sangat penting artinya Universitas Sumatera Utara 103 bagi perusahaan maupun investor. Data-data yang disimpan dalam rekening elektronik merupakan alat bukti yang sah apabila terjadi suatu default yang terjadi dengan atau tanpa kesengajaan. Hal ini diatur dalam pasal 15 ayat 1 UU No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan yang menyatakan bahwa dokumen perusahaan yang telah dimuat dalam mikfrofilm atau media lain dan atau hasil cetaknya merupakan alat bukti yang sah. Universitas Sumatera Utara 104

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM

SCRIPTLESS TRADING DI PASAR MODAL INDONESIA

A. Perlindungan Hukum Investor di Pasar Modal Indonesia 1.

Perlindungan Hukum Melalui Prinsip Keterbukaan Transparansi merupakan prinsip yang sangat penting dan prinsip yang fundamental dalam pasar modal. Apabila diperhatikan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam hukum pasar modal tersebut, maka pengaturannya sangat banyak mengenai ketentuan kewajiban keterbukaan bagi emiten atau perusahaan publik. Oleh karena itu terdapat pendapat bahwa fokus sentral dari hukum pasar modal adalah prinsip keterbukaan. Dalam Pasal 1 angka 25 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa, “ Prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang- undang ini untuk menginformasikan pada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapa berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud, dan atau harga dan efek tersebut. “ Pengertian informasi material yang disebutkan di atas diatur dalam pasal 1 angka 7 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyebutkan ”Informasi atau Fakta Material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga Efek pada Bursa Efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut”. 104 Universitas Sumatera Utara 105 Transparansi berlaku secara universal, dalam pasar modal internasional adalah merupakan suatu hal yang sangat mutlak untuk dilakukan oleh semua pihak. Berbeda dengan sector perbankan dimana prinsip kerahasiaan bank adalah hal yang mutlak untuk ditaati, sektor pasar modal menetapkan hal yang sebaliknya, disclosure atau keterbukaan adalah hal mutlak. Emiten, perusahaan publik, atau pihak lain yang terkait wajib menyampaikan informasi penting yang berkaitan dengan tindakan atau efek perusahaan tersebut pada waktu yang tepat kepada masyarakat. Emiten wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat. Dikatakan lengkap kalau informasi yang disampaikan itu utuh, tidak ada yang tertinggal, disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa- apa atas fakta material. 122 Dikatakan akurat jika informasi yang disampaikan mengandung kebenaran dan ketepatan. Kalau tidak memenuhu syarat tersebut maka informasi dikatakan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan. Namun, terdapat pertentangan batasan dan kendala untuk menerapkan keterbukaan antara investor atau pemegang saham di satu pihak dengan emiten di pihak lain: 1. Investor atau pemegang saham menginginkan keterbukaan yang sifatnya full disclosure dalam mendapatkan informasi mengenai emiten, sementara emiten hanya bersedia membuka informasi hingga tingkatan tertentu; 122 Pasal 1 angka 7 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Infomasi atau fakta material adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat memengaruhi harga efek pada bursa efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut. Universitas Sumatera Utara 106 2. Investor menginginkan untuk memperoleh data yang rinci dan akurat, sementara emiten hanya bersedia memberikan informasi secara garis besar; 3. Investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sementara emiten berusaha untuk menahan informasi untuk beberapa waktu dengan alasan pengurangan biaya penyebaran dan penerbitan laporan. Belakangan ini masalah keterbukaan memang menjadi perhatian utama, sehingga kewajiban melakukan keterbukaan ini pun lebih dituntut dan diwajibkan oleh pemerintah. Hal ini karena dengan keterbukaan masyarakat tidak hanya mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, karena memang telah tersedia informasi untuk mengetahuinya, tetapi dengan keterbukaan diharapkan akan terjadi semacam kontrol publik terhadap kegiatan-kegiatan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dimaksud dengan prinsip keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik dan yang tunduk pada informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dan efek tersebut. Dari sudut pandang hukum, keterbukaan dapat dipandang sebagai suatu kepatuhan sehingga jika emiten, perusahaan publik atau pihak lainnya melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi sesuai jenis pelanggarannya. 123 Tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal adalah untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Karena dengan diterapkannya kewajiban keterbukaan 123 Agus Kretarto, Op Cit, hal. 82. Universitas Sumatera Utara 107 dapat menghindarkan atau minimal kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk bagi investor publik. Sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi atau fakta material. Berdasarkan Peraturan Bapepam No. IX. C. I. Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-22PM1991 tanggal 19 April 1991 perihal keterbukaan informasi yang harus segera diumumkan kepada publik antara lain: 124 1. Penggabungan usaha merger, pembelian saham acquistion, peleburan usaha consolidation, atau pembentukan usaha patungan; 2. Pemecahan saham atau pembagian deviden saham stock deviden; 3. Pendapatan dan deviden yang luar biasa sifatnya; 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian control atau perubahan penting dalam manajemen; 7. Pengumuman pembelian atau pembayaran kembali efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang signifikan jumlahnya; 9. Penjualan,pembelian atau kerugian aktiva yang signifikan; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relative penting; 124 Diubah menjadi Peraturan Bapepam No. X.K.1 lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-86PM1996 tanggal 24 Januari 1996 tentang Keterbukaan Informasi yang harus Segera Diumumkan Kepada Publik. Universitas Sumatera Utara 108 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan dan atau penguruspengawas perusahaan; 12. Pengajuan tawaran atau untuk pembelian efek perusahaan lain; 13. Penggantian akuntan publik perusahaan; 14. Perubahan tahun fiskal perusahaan. Sepanjang informasi tersebut dapat mempengaruhi harga efek dan atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tertentu maka dapat dikategorikan sebagai informasi yang mengandung fakta material. 125 Menurut Bismar Nasution setidaknya ada tiga tujuan keterbukaan disclosure dalam Pasar Modal, yang antara lain sebagai berikut. 126 1. Memelihara kepercayaan publik terhadap pasar. Dalam hal ini, kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidak percayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal cafital flight secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal bursa saham 2. Menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota saham dan professional pasar 125 Pasal 1 angka 7 Penjelasan Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 126 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001, hal. 9-11. Universitas Sumatera Utara 109 3. Memberi perlindungan terhadap investor. Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor, yang apabila dalam membuat perjanjian pembelian saham oleh investor, kemudian terdapat penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, misalnya pernyataan misrepresentation informasi, maka perlindungan investor tersebut dilihat dari sisi ketentuan perjanjian sebagaimana diatur dalam KUH Perdata hanya sebatas pembatalan perjanjian transaksi saham. Karena keterbukaan merupakan komponen yang amat penting bagi investor dalam melakukan keputusan investasi maka kapan keterbukaan atas informasi yang dimiliki oleh emiten harus dilakukan menjadi hal yang sangat penting sekali. Pernyataan mengenai kapan dilakukannya keterbukaan ini menjadi sangat penting, terutama sehubungan dengan kewajiban untuk melkukan keterbukaan terus menerus, setelah efek atau saham ada di tangan investor dan diperdangangkan dipasar sekunder. Karena keterbukaan terus menerus yang harus dilakukan berada dan merupakan wewenang emiten dan para pengurusnya, maka peran otoritas Otoritas Jasa KeuanganOJK dan Bursa Efek IndonesiaBEI hanya dalam hal terjadi kekurangan dan keterlambatan dalam melakukan keterbukaan. Peran otoritas lebih setelah terjadinya peristiwa keterbukaan sehingga apabila terjadi ketidakmerataan dan ketidakadilan dalam penyebaran informasi atau kekurangcukupan pada saat itu, kerugian sebenarnya telah terjadi dan kemungkinan besar melibatkan banyak sekali anggota masyarakat yang secara finansial dirugikan akibatnya. Universitas Sumatera Utara 110 Berdasarkan uraian di atas maka dalam hal dilakukan keterbukaan terus menerus continuous disclosure, haruslah ada jaminan bahwa keterbukaan yang dilakukan haruslah mengandung unsur serentak dimaksudkan agar informasi yang disampaikan dapat mencapai sebanyak mungkin pihak yang memerlukan informasi tersebut. 127 Unsur kecepatan diperlukan untuk mengurangi adanya pihak tertentu terutama orang dalam yang aakan menggunakan informasi tersebut terlebih dahulu sebelum informasi tersebut sampai secara bersamaan serentak kepada investor. Selain itu untur kelengkapan memjadi komponen penting lainnya dalam melakukan keterbukaan. Tidak adanya keterbukaan pada dasarnya merupakan tindakan tidak memuat keterangan yang benar, yang diharuskan untuk diungkapkan, sebagaimana yang dikehendaki oleh Pasal 78 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Prinsip keterbukaan yang diterapkan di pasar modal bukanlah kerja satu atau sekelompok orang saja ataupun satu profesi saja. Banyak profesi terlibat dalam usaha melakukan dan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan tersebut sehingga memungkinkan dicapainya tujuan menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan. Bapepam-LK akan mengenakan sanksi administratif atas setiap pelanggaran terhadap peraturan-peraturan tersebut diatas oleh pihak yang memperoleh izin, persetujuan atau pendaftaran dari Bapepam-LK. Sepanjang yang menyangkut hasil pekerjaan dari profesi penunjang dan kepada siapa pertanggung jawaban atas hasil pekerjaan tersebut dapat dimintakan. 127 Hamud M, Balfas,Op.cit, hal. 225. Universitas Sumatera Utara 111 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal memberikan pedomannya pada Pasal 80. Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan bahwa pihak yang disebutkan dalam pasal tersebut bertanggung jawab baik sendiri-sendiri maupun bersama, atas kerugian yang timbul jika pernyataan pendaftaran dalam rangka penawaran umum memuet informasi yang tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat fakta material sesuai dengan ketentuan UUPM dan peraturan pelaksanaannya sehingga informasi yang ada di dalamnya menjadi menyesatkan. 128 Pasal 80 mempunyai hubungan dengan Pasal 90 dan 104 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengenai tindak pidana penipuan di pasar modal. Karena informasi tidak benar tentang fakta material atau tidak memuat informasi tentang fakta material adalah merupakan tindak pidana yang diatur dalam Pasal 90 dan 104. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga menegaskan adanya pertanggung jawaban perdata yang diakibatkan oleh adanya pelanggaran atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Untuk ini Pasal 111 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dengan tegas menyatakan bahwa setiap pihak yang menderita kerugian sebagai akibat pelanggaran Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan atau 128 Pihak-pihak yang disebutkan dalam Pasal 80 UUPM tersebut adalah: a. setiap pihak yang menandatangani pernyataan pendaftaran; b. direktur dan komisaris Emiten pada waktu pernyataan pendaftaran menjadi efektif; c. penjamin pelaksana emisi efek; d. profesi penunjang pasar modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuan dimuat dalam pernyataan pendaftaran. Universitas Sumatera Utara 112 peraturan pelaksananya, dapat menuntut ganti rugi terhadap pihak-pihak yang bertanggung jawab atas pelanggaran tersebut. Peraturan pelaksanaan prinsip keterbukaan di pasar modal Indonesia telah memuat ketentuan-ketentuan mengenai larangan perbuatan menyesatkan. Pengungkapan informasi tentang fakta material secara akurat dan penuh kepercayaan dapat merealisasikan tujuan prinsip keterbukaan dan mengantisipasi timbulnya pernyataan yang menyesatkan misleading bagi investor. Tujuan prinsip keterbukaan di pasar modal adalah untuk menciptakan mekanisme pasar yang efisien. Karena dengan diterapkannya kewajiban keterbukaan dapat menghindarkan atau minimal kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk dan kerugian materi bagi investor publik, sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi yang benar dan tepat waktu. Dengan adanya scriptless trading, maka transaksi efek dapat dilakukan semakin cepat sehingga investor membutuhkan informasi yang sangat cepat. Informasi yang cepat tersebut telah amanatkan oleh Undang-Undang Pasar Modal melalui prinsip keterbukaan dimana segala informasi material harus diumumkan secara tepat waktu.

2. Perlindungan Hukum Melalui