Manfaat Teoritis Manfaat Praktis

14 1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Transaksi Efek Tanpa Warkat Sciptless Trading di Bursa Efek Indonesia 2. Untuk mengetahui Keabsahan Transaksi Efek Tanpa Warkat Scriptless trading Yang Dilakukan Secara Elektronik di Pasar Modal 3. Untuk mengetahui Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Efek Secara Elektronik Di Pasar Modal

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi para akademisi maupun dan masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi manfaat guna menambah khasanah ilmu hukum secara umum dan hukum perusahaan secara khusus di Indonesia, dan lebih khususnya lagi adalah dalam bidang studi kenotariatan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi penyempurnaan perangkat aturan dan ketentuan yang mengatur tentang pasar modal di kemdian hari, terutama mengenai perlindungan hukum terhadap investor dalam transaksi efek secara elektronik di pasar modal.

2. Manfaat Praktis

Melalui penelitian tesis ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan pemahaman yang lebih mendalam diantaranya sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 15 a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintahbadan legislatif dalam menentukan kebijakan maupun regulasi dalam upaya pengembangan hukum nasional ke arah pengaturan perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal. b. Sebagai informasi dan inspirasi bagi praktisi bisnis para pelaku usaha, pemegang saham, dan komisaris bahkan investor untuk memahami pengaturan perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal. c. Sebagai bahan kajian bagi para akademisi yang dapat mengambil poin–poin atau modul–modul pembelajaran dari tesis ini dan diharapkan wacana perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal ini berkembang ke arah yang lebih baik. d. Sebagai informasi dan rujukan bagi aktivis LSMNGO, masyarakat umum dan stakeholders lainnya sehingga mampu bersikap sebagai informan, promotor sekaligus pengontrol perkembangan hukum pasar modal di Indonesia. E . Keaslian Penelitian Menurut data yang ada berdasarkan pemeriksaan dan hasil–hasil judul penelitian yang ada pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara USU, tesis mengenai ”PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT SCRIPTLESS TRADING DI PASAR MODAL” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sampai saat tesis ini ditulis, meskipun dalam bentuk makalah pada seminar–seminar, maupun dalam diskusi panel sudah pernah dilakukan pembahasan atau diskusi. Namun dalam Universitas Sumatera Utara 16 beberapa penelitian sebelumnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Fakultas Hukum diketahui ada beberapa peneliti yang mengangkat topik terkait Pasar Modal untuk dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu antara lain : 1. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar Modal” dilakukan oleh Alkamra, SH dengan Nomor Induk Mahasiswa NIM 097011049 yang dilakukan pada tahun 2011 dengan permasalahan yang dibahas: a. Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar Modal; b. Praktek dan Kegiatan Yang Dilarang Dalam Perdagangan Saham di Pasar Sekunder; c. Pengawasan Lembaga Pasar Modal Untuk Memberikan Perlindungan Hukum Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham di Pasar Sekunder. 2. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Saham Delisting Saham Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia” yang dilakukan oleh Mukhti, SH dengan Nomor Induk Mahasiswa NIM 067005075 yang dilakukan pada tahun 2008 dengan permasalahan yang dibahas: a. Aspek Hukum Dalam Pelaksanaan Penghapusan Pencatatan Saham Delisting Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia; Universitas Sumatera Utara 17 b. Mekanisme Perlindungan Hukum Yang Dilakukan Oleh Bapepam Bagi Investor Publik Dalam Proses Penghapusan Pencatatan Saham Delisting Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia; c. Analisis Ketentuan di Bidang Pasar Modal Dikaitkan Dengan Pemberian Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Saham Delisting Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia. 3. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Aspek Hukum Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Menjelang Pasar Perdana” yang dilakukan oleh Tama Ulinta Tarigan, SH dengan Nomor Induk Mahasiswa NIM 027011042 yang dilakukan pada tahun 2005 dengan permasalahan yang dibahas: a. Pengaturan Prinsip Keterbukaan Berkenaan Dengan Penawaran Saham Oleh Bank Mandiri; b. Pengaturan Masa Tenang Quite Period Menjelang Penawaran Umum Perdana Initial Public OfferingIPO di Pasar Modal Indonesia, Suatu Perbandingan dengan Pasar Modal di Amerika Serikat; c. Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Pada Pasar Perdana. 4. Penelitian tesis dari Universitas Diponegoro yang berjudul ”Scriptless trading Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Dalam kegiatan Perdagangan Saham di Bursa Efek Jakarta” yang dilakukan oleh Diana Wiyanti, SH dengan Nomor Universitas Sumatera Utara 18 Induk Mahasiswa NIM B4A.099.040 yang dilakukan pada tahun 2001 dengan permasalahan yang dibahas: a. Tinjauan Pustaka Tentang Scriptless trading Sistem Perdagangan Tanpa Warkat Dalam kegiatan Perdagangan Saham Di Bursa Efek Jakarta; b. Kendala-Kendala Yang Dihadapin Dalam Pelaksanaan Scriptless trading Sistem; c. Pengendalian Resiko dan Pengamanan Terhadap Pelaksanaan Scriptless trading Sistem. Hasil penelitian ini diperoleh melalui pemikiran yang diurai dan dikaji dari pendapat pakar dan praktisi yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dari referensi buku, bahan seminar, makalah, artikel, dan karya tulis yang bersumber pada media cetak seperti surat kabar atau majalah, media elektronik seperti televisi atau laman dunia maya, berdasarkan kepada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan terbuka. Semua ini tidak lain adalah merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran ilmiah, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. F . Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi 1. Kerangka Teori Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam menjawab rumusan permasalahan yang ada dalam penelitian ini adalah teori kepastian hukum. Teori Universitas Sumatera Utara 19 kepastian hukum dikemukakan oleh Roscoe Pound. 21 Teori Kepastian hukum mengandung 2 dua pengertian yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan, dan kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah karena dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang boleh dibabankan atau dilakukan oleh Negara terhadap individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang satu dengan putusan hakim lainnya untuk kasus yang serupa yang telah di putuskan. 22 Kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketentraman dan ketertiban dalam masyarakat karena kepastian hukum peraturan ketentuan umum mempunyai sifat sebagai berikut: a. Adanya paksaan dari luar sanksi dari penguasa yang bertugas mempertahankan dan membina tata tertib masyarakat dengan perantara alat- alatnya. b. Sifat undang- undang yang berlaku bagi siapa saja. 23 Kepastian hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, ia tidak mempersoalkan apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah bagaimana perbuatan lahiriahnya. Kepastian hukum tidak memberi sanksi kepada seseorang yang mempunyai sikap batin yang buruk, akan tetapi yang diberi sanksi adalah perwujudan 21 Peter Mahmud Marzuki, Pengantar Ilmu Hukum, Jakarta : Kencana Pranada Media Group, 2008, hal 158. 22 Ibid hal 159. 23 Ibid hal 159. Universitas Sumatera Utara 20 dari sikap batin yang buruk tersebut atau menjadikannya perbuatan yang nyata atau konkrit. Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena dengan adanya kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan kepastian hukum karena bertujuan untuk ketertiban masyarakat. Tanpa kepastian hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya sehingga akhirnya timbul keresahan. Tetapi jika terlalu menitikberatkan pada kepastian hukum, dan ketat menaati peraturan hukum maka akibatnya akan kaku serta menimbulkan rasa tidak adil. Apapun yang terjadi peraturannya tetap seperti demikian, sehingga harus ditaati dan dilaksanakan. Undang-undang itu sering terasa kejam, apabila dilaksanakan secara ketat, lex dura, sed tamen scripta undang-undang itu kejam, tetapi memang demikian bunyinya. 24 Berbicara tentang kepastian hukum berarti tidak terlepas dari makna apa tujuan hukum itu sebenarnya. Kepastian hukum adalah salah satu dari tujuan hukum, di samping yang lainnya yakni kemanfaatan dan keadilan bagi setiap insan manusia selaku anggota masyarakat yang plural dalam interaksinya dengan insan yang lain tanpa membedakan asal usul dari mana dia berada. 25 Kepastian hukum sebagai salah satu tujuan hukum tidak akan terlepas dari fungsi hukum itu sendiri. Fungsi hukum yang terpenting adalah tercapainya keteraturan dalam kehidupan manusia dalam 24 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar , Yogyakarta : Liberty, 1988 hlm 136. 25 Mochtar Kusumaatmadja dan Arief B. Sidharta, Pengantar Ilmu Hukum: Suatu Pengenalan Pertama Ruang Lingkup Berlakunya Ilmu Hukum, Buku I, Bandung: Alumni, 2000, hal. 49. Bandingkan dengan Mertokusumo, Soedikno, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Yogyakarta : Liberty, 1988, hal.57 Universitas Sumatera Utara 21 masyarakat. Keteraturan ini yang menyebabkan orang dapat hidup dengan berkepastian, artinya orang dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena ia dapat mengadakan perhitungan atau prediksi tentang apa yang akan terjadi atau apa yang bisa ia harapkan. Dalam dunia usaha, kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketenangan dan kepastian berusaha. Dalam kaitannya dengan penelitian tesis ini yang meneliti mengenai Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Saham Tanpa Warkat Scriptless trading di Pasar Modal tentunya tidak terlepas dari unsur kepastian hukum. Hal yang dipertimbangkan cukup relevan dengan penelitian dalam tesis ini dikarenakan Investor di Pasar Modal harus mendapatkan kepastian hukum untuk berinvestasi. Untuk menciptakan kepastian hukum di pasar modal tidaklah mungkin dilakukan oleh sekelompok pihak atau satu profesi tertentu saja. Banyak pihak yang harus terlibat dalam usaha menciptakan kepastian hukum bagi investor di pasar modal mulai dari pemerintah sebagai regulator, lembaga penunjang pasar modal, profesi penunjang pasar modal, penegak hukum di bidang pasar modal dan terakhir investor itu sendiri. Seluruh pihak-pihak yang terkait di pasar modal harus menaati seluruh peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal agar dapat menuju ke arah pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien. Pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien merupakan kondisi pasar yang sangat ideal untuk investor karena kondisi pasar yang demikianlah yang dapat Universitas Sumatera Utara 22 memberikan perlindungan sekaligus kepastian hukum kepada investor publik terhadap praktek bisnis yang tidak sehat dan tidak jujur. Untuk memberikan kepastian hukum bagi investor di pasar modal yang melakukan transaksi efek secara elektronik, maka Pemerintah harus mempunyai serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat mengakomodasi penyelenggaraan kegiatan di pasar modal terutama yang berkaitan dengan transaksi efek secara elektronik yang dilakukan dengan scriptless trading agar investor dapat merasa aman dan nyaman untuk bertransaksi tanpa didera rasa kekhawatiran karena tidak adanya hukum yang mengatur kegiatan tersebut. Dengan adanya kepastian hukum di bidang scriptless trading, maka dapat memelihara kepercayaan investor terhadap pasar modal, dimana ketiadaan kepastian hukum dalam pasar modal akan membuat investor tidak percaya pada mekanisme pasar modal. Investor yang melakukan scriptless trading membutuhkan landasan hukum yang jelas agar memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan adalah sah dan dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini disebabkan karena kepastian hukum itu sendiri dapat memberikan rasa aman yang optimal kepada para investor pasar modal agar dapat melakukan investasi di pasar modal. Jika terdapat perangkat hukum yang mengatur pasar modal, maka kualitas pasar modal akan semakin baik. Salah satu kualitas pasar modal yang baik adalah pasar modal yang dapat melayani transaksi secara cepat dan efektif. Salah satu pendukung utama yang dapat menjadikan pelayanan pasar modal yang cepat dan Universitas Sumatera Utara 23 efektif adalah melalui scriptless trading. Manfaat dari adanya kepastian hukum dalam scriptless trading adalah: 1. Menciptakan pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien; 2. Meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan efek di bursa; 3. Meningkatkan kualitas jasa kliring dan penyelesaian transaksi efek; 4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta keamanan dalam transaksi efek termasuk keamanan surat efek yang dapat hilang, rusak, terbakar, palsu dan sebagainya; 5. Meningkatkan kepercayaan dan memberikan perlindungan bagi investor dalam investasi di pasar modal; 6. Menghemat energi serta biaya transaksi efek. 26 Menurut ajaran Dogmatis tujuan hukum tidak lain sekedar menjamin adanya kepastian hukum. Sejalan dengan ajaran dogmatis tersebut di atas, Van kant mengatakan bahwa hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya kepentingan-kepentingan itu tidak diganggu. Bahwa hukum mempunyai tugas untuk menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat. 27 Terkait kepastian hukum dalam pelaksanaan scriptless trading akan berkaitan erat dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan atau yang umumnya dikenal dengan istilah book entry settlement. Untuk melaksanaan book entry 26 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Op Cit. hal 187. 27 Ahmad Ubbe, Putusan Hakim sebagai “Rekayasa Sosial” dalam Pembinaan Hukum Nasional, tulisan pada Majalah Hukum Nasional No.1 Tahun 2002 yang diselenggarakan BPHN Depkeh dan HAM, Jakarta, hal.72. Universitas Sumatera Utara 24 settlement di Bursa Efek Indonesia, maka dibutuhkan landasan peraturan perundang- undangan yang mengatur mengenai book entry settlement, hal ini dibutuhkan agar seluruh pihak-pihak yang terkait di pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia, Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Emiten, Perusahaan Efek, dan profesi di bidang pasar modal dapat terikat dalam suatu tatanan hukum sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya pelanggaran dan hal- hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan book entry settlement. Investor pasar modal sendiri juga menyambut baik kehadiran scriptless trading, namun masih ada kekhawatiran investor terhadap keabsahan keberadaan saham-saham elektronik yang tidak mempunyai wujud fisik electronic scriptless share, karena investor hanya mendapatkan surat konfirmasi tertulis yang dikeluarkan olek Kustodian Sentral Efek Indonesia. Untuk mengatasi kekhawatiran akan keabsahan saham tidak berwujud tersebut, maka Otoritas Pasar Modal Indonesia telah mempersiapkan serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan jaminan dan kepastian hukum terhadap keabsahan saham-saham tidak berwujud scriptless share. Konfirmasi tertulis tentang kepemilikan saham yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia merupakan bukti kepemilikan sah karena dapat dijadikan alat pembuktian hukum karena Kustodian Sentral Efek Indonesia merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang ditunjuk secara resmi oleh Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Pada prinsipnya, kepastian hukum merupakan bentuk perlindungan hukum bagi investor yang melakukan transaksi efek secara elektronik di pasar modal Universitas Sumatera Utara 25 scriptless trading. Hal ini sangat dibutuhkan agar investor mendapatkan rasa aman dan nyaman untuk berinvestasi di pasar modal tanpa adanya rasa kekhawatiran akan terjadi praktik-praktik yang merugikannya. Hal ini sejalan dengan tujuan yuridis Pasar Modal sebagaimana yang tercantum pada Pasal 4 Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yaitu mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan investor pemodal dan masyarakat. 28

2. Landasan Konsepsi