92
menurut KUHPer yang masih menganut prinsip penyerahan secara nyata sehingga harus ada saham dalam bentuk riil yang dialihkan.
111
Dalam sistem scriptless trading, para pihak yang terkait tetap memiliki kewajiban untuk melakukan penyelesaian settlement dan registrasi atas transaksi
tersebut. Konsekuensinya, hak kepemilikan ownership right atas efek termasuk corporate action yang timbul berdasarkan efek tersebut baru akan berpindah kepada
pembeli jika telah dilakukan penyelesaian transaksi efek settlement. Setiap pelaksaan penyelesaian transaksi efek settlement harus dilakukan
berdasarkan transaksi-transaksi yang tercantum dalam daftar transaksi bursa yang diterbitkan oleh bursa pada setiap akhir hari kerja bursa. Berdasarkan uraian di atas,
maka proses penyelesaian transaksi efek dalam sistem scriptless trading berbeda dengan KUHPerdata. Hal ini dikarenakan dalam scriptless trading tidak mengenal
adanya pembuatan akta baik akta autentik maupun di bawah tangan. Seluruh proses penyelesaian transaksi efek dalam scriptless trading dilakukan
secara elektronik berupa pemindahbukuan efek dari satu rekening efek ke rekening efek lainya serta pemindahan dana dari satu rekening dana ke rekening dana lainnya.
Seluruh proses penyelesaian tersebut harus dilakukan apda hari yang sama agar tidak terjadi miss match.
C. Keabsahan Scriptless Trading
1. Sahnya Transaksi
Scriptless trading
Scriptless trading atas efek-efek di pasar modal sangat terkait dengan prinsip- prinsip yang terdapat di dalam Kitab Undang Undang Hukum Perdata khususnya
111
Tjiptono Darmadi, Op Cit. al 203.
Universitas Sumatera Utara
93
prinsip-prinsip yang terdapat di dalam hukum benda dan hukum perikatan. Oleh sebab itu ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam kitab Undang Undang Hukum
Perdata pada prinsipnya tetap berlaku terhadap scriptless trading atas efek-efek di pasar modal seperti ketentuan tentang konsep kepemilikan dan penguasaan secara
perdata, konsep peralihan hak milik eigendom, penjaminan gadai dan pembuktian hak secara hukum acara perdata.
112
Menurut KUHPerdata, hak milik hanya dapat dialihkan apabila dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Seperti, jika terhadap
suatu benda yang bersifat bergerak seperti saham, diatur dialam Pasal 60 ayat 1 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas juncto Pasal 511
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, maka dalam mengalihkan haknya levering dilakukan dengan proses penyerahan nyata dari benda yang bersangkutan Pasal 612
KUH Perdata. Sedangkan untuk benda-benda yang bersifat tidak bergerak, dalam hal ini yang menyangkut dengan tanah dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta
Tanah, dan peralihan hak tersebut dilakukan dengan suatu akta autentik dengan ancaman batal 617 KUH Perdata, selain itu juga harus didaftarkan pada pejabat
yang berwenang. Selanjutnya menurut KUH Perdata, levering atas piutang-piutang atas nama
dilakukan dengan jalan membuat sebuah akta autentik. Prinsip-prinsip levering ini sebenarnya kontradiktif dengan ketentuan levering dari efek-efek yang ada di pasar
112
Nindyo Pramono, Sertifikat Saham PT Go Public dan Hukum Pasar Modal di Indonesia, Bandung : Citra Aditya Bhakti UGM, 1997 hal. 191.
Universitas Sumatera Utara
94
modal, khususnya jika dilakukan dengan pengalihan secara scriptless trading. Namun ketentuan khusus dalam Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
mengakomodir peralihan hak atas efek secara elektronik melalui book entry settlement yang menjadi cara dalam peralihan hal dalam scriptless trading.
113
Berkaitan dengan prinsip Levering sebagaimana diatur dalam KUH Perdata, tampaknya kontradiktif dengan ketentuan levering dari efek-efek yang ada di pasar
modal, terutama jika dilakukan dengan pengalihan hak melalui jalur scripless trading. Dalam hal pembuktian kepemilikan yang dapat ditunjukkan oleh investor pembeli
bahwa dirinya memiliki sejumlah saham tertentu bagi pemegang saham tanpa warkat sering menjadi masalah berkenaan dengan pembuktian di pengadilan. Sehubungan
dengan hal tersebut, bagi pemegang efek tanpa warkat, ada pegangan dalam bentuk tertulis dan ditandatangani.
114
KUH Perdata juga mengangut asas konsensual dalam perjanjian
115
, misalnya dalam perjanjian jual beli. Yang mana pada prinsipnya jual beli sudah dianggap sah
apabila sudah ada kata sepakat, sedangkan mengenai persyaratan formal lainnya hanyalah bersifat administratif belaka tanpa berpengaruh terhadap keabsahan
perjanjian tersebut. Di samping menganut asas konsensual, KUH Perdata juga menganut asasobligatoir.
116
Pasal 1320 KUH Perdata bahwa dengan tercapainya kata sepakat, maka perjanjian sudah mengikat secara obligatoir, dalam arti hak milik
113
Nindyo Pramono, Op Cit. hal. 142.
114
Nindyo Pramono, Op Cit. hal. 143.
115
Subekti, Hukum Perjanjian Jakarta : Internusa, 2004 hal 27.
116
Ibid. hal 28.
Universitas Sumatera Utara
95
belum berpindah. Untuk berpindahnya hak milik diperlukan perjanjian lain yang disebut dengan perjanjian riil atau yang lebih dikenal dengan Levering penyerahan.
Konsekuensi dari berlakunya asas konsensual dan asas obligatoir adalah untuk dapat saja dilakukan beberapa kali jual beli, misalnya A menjual ke B, B menjual ke
C, dan C menjual ke D. Akan tetapi dalam hal ini hanya terjadi sekali pernyerahan saja yaitu penyerahan langsung kepada pembeli terakhir yaitu dari A kepada D.
Jika hal ini dikaitkan dengan jual beli secara scriptless trading di pasar modal, maka seyogianya dapat saja dilakukan beberapa kali jual beli terhadap efek yang
sama, namun pemindahbukuan book entry settlement hanya dilakukan satu kali saja yaitu pemindahbukuan ke rekening untuk pembeli terakhir. Pada bursa-bursa yang
modern, dikenal dengan apa yang disebut dengan Daylight Overdraft walaupun dilakukan dengan pembatasan-pembatasan.
117
Daylight Overdraft adalah suatu sistem dimana pihak partisipan akan melakukan transaksi sepanjang hari secara berkali-kali
dengan intraday debits, akan tetapi settlement dilakukan sekali saja yaitu pada menit- menit terakhir hari kerja bursa. Walaupun sistem daylight overdraft ini mengandung
resiko-resiko tertentu seperti kemungkinan terjadinya gagal serah, tetapi pemakaian sistem ini sudah merupakan konsekuensi dari berlakunya asas konsensual dan asas
obligatoir dari suatu perjanjian pada umumnya. Dalam hubungan dengan settlement di bursa, sistem daylight overdraft ini tentunya merupakan suatu pengecualian
terhadap prinsip settlement against money delivery vs payment yang memang dianut
117
Fuady, Munir, Pasar Modal Modern Suatu Tinjauan Hukum, Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 1999 hal 87.
Universitas Sumatera Utara
96
oleh bursa efek pada umumnya. Dalam sistem dan proses peralihan hak atas efek tanpa warkat, berhubung terdapat beberapa pihak yang terlibat, maka fungsi dan inter
relasi antara satu badan yang terlibat dengan badan lain turut menentukan inter relasi yuridis dan konsekuensi hukum di antara para pihak. Karena Kliring dilakukan oleh
suatu lembagabadan khusus, setelah memenuhi seluruh syarat formal maka setelah kliring dilakukan, pihak pialang jual sudah terputus hubungan dengan pihak pialang
beli. Konsekuensinya yuridisnya pihak fasilitator KPEI dan KSEI harus
bertangggung jawab secara yuridis atas penyelesaian levering efek tersebut kepada pihak pialang pembeli dengan pemindahbukuan yang selanjutnya akan meneruskan
kepada pembeli investor.
118
2. Penyelesaian Melalui