54
mengikuti perkembangan dunia luar, dan tetap bisa menjadi seorang siswa layaknya siswa pada sekolah formal lainnya yang tidak ketinggalan zaman.
Jadi, kehidupan di pesantren ini cukup menarik, sebab ketika mereka berada dalam lingkungan proses belajar mengajar, mereka adalah umat Islam yang tergabung dalam satu
kesatuan yaitu keluarga besar pondok Pesantren At-Toyyibah Indonesia. Sebuah pesantren yang berada di sebuah dusun, Pinang Lombang yang dengan segala kharismanya
memancarkan cahaya Islami, menciptakan generasi muslim yang menghargai perbedaan baik sesama Islam atau pun antar umat beragama lainnya. Sebuah kondisi di mana perbedaan itu
menjadi indah, di tengah maraknya pergolakan yang terjadi di negeri ini, di mana sesama Islam yang menuduh yang benar dan yang salah dan cenderung meributkan soal paham-
paham yang mereka anggap paling benar. Padahal pada intinya mereka adalah satu, satu saudara, yaitu umat Islam. Bahkan, Rasulullah sekali pun juga menyatakan bahwa sesama
Islam adalah saudara. Jadi, tidak ada lagi keraguan untuk saling menganggap diri paling benar. Kehidupan di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia merupakan sebuah gambaran kecil di
mana semua paham-paham melebur menjadi satu. Mereka tidak merasa didoktrin oleh paham tertentu, sebuah demokrasi yang sudah cukup berhasil yang dibangun sejak awal oleh H.
Adenan Lubis.
3.2.4 Guru
Untuk meningkatkan kualitas, guru menjadi komponen yang penting untuk menunjang proses belajar dan mengajar dalam lembaga pendidikan. Guru yang mengajar di
Pesantren At-Thoyyibah Indonesia pada awal dibukanya tahun 1974 masih tergolong dalam kalangan para pendiri pesantren seperti H. Adenan Lubis, Dahlan Lubis, Nambin Lubis dan
Universitas Sumatera Utara
55
salah seorang sahabat H. Adenan Lubis yang merupakan alumni dari Pondok Modern Gontor, yaitu Abdullah Umar. Melalui pengalaman Abdullah Umar yang mondok di
Pesantren Gontor Modern, menjadikan Pesantren At-Thoyyibah Indonesia turut mengikuti segala aktivitas seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Gontor, termasuk kemodernan yang
dimiliki Pesantren Gontor. Yang modern bukanlah tentang faham dalam soal-soal keagamaan, melainkan mengenai sistem pendidikan dan pengajaran yang digunakan.
Seiring dengan bertambahnya jumlah santri, setiap tahunnya di Pesantren At- Thoyyibah Indonesia tentunya memerlukan staf pengajar guru untuk mengajar, mendidik
dan membimbing para santri. Oleh karena itu, H. Adenan Lubis juga membuka lowongan untuk para guru. Guru-guru yang melamar juga melakukan serangkain tes sebagaimana yang
dilakukan pesantren dalam menerima setiap santri baru. Berbeda dengan santri para guru tersebut mengikuti tes yang langsung ditangani oleh H. Adenan Lubis melalui interviu atau
wawancara. Kebanyakan para guru yang melamar ke Pesantren At-Thoyyibah Indonesia berasal dari alumni-alumni pesantren juga termasuk dari alumni PAI. Para guru yang berasal
dari alumni pesantren biasanya mengajar dalam bidang ilmu pendidikan agama, seperti Fiqh, Hadits, Qur’an Hadits dan lain-lain, sedangkan guru yang bukan berasal dari pesantren
mengajar dalam bidang pendidikan umum sesuai dengan ilmu yang dikuasainya, seperti Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan lain-lain.
Mengenai soal gaji guru di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia berasal dari yayasan pesantren dan diperkirakan jumlahnya Rp 100-300 ribu. Sebelum dibentuknya yayasan
pesantren guru-guru tersebut tidak digaji. Di samping karena kondisi keuangan yang belum stabil, para guru ini secara ikhlas mengajar untuk santri-santri di Pesantren At-Thoyyibah
Indonesia dan mereka hanya diberi penginapan dan makanan-makanan yang disediakan
Universitas Sumatera Utara
56
pihak pesantren.
70
Berikut ini jumlah guru yang tercatat dalam buku induk Pesantren At- Thoyyibah Indonesia Indonesia Pinang Lombang tahun 1974-2000.
Tabel 2 Jumlah Guru Yang Mulai Mengajar di PAI Pinang Lombang Tahun 1974-2000
Sumber: Buku Induk Pesantren At-Thoyyibah Indonesia Pinang Lombang tahun 1974-2000.
70
Wawancara dengan Ayulidar Chaniago di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia pada tanggal 1 Mei 2013.
Jumlah Guru Pesantren At – Thoyyibah Indonesia Pinang Lombang
Tahun Masuk Jumlah Guru
1974 3 Orang
1976 5 Orang
1977 2 Orang
1978 2 Orang
1979 5 Orang
1982 1 Orang
1985 3 Orang
1986 1 Orang
1987 3 Orang
1988 2 Orang
1989 7 Orang
1990 3 Orang
1991 4 Orang
1992 7 Orang
1993 7 Orang
1994 5 Orang
1995 6 Orang
1996 4 Orang
1997 8 Orang
1998 5 Orang
1999 2 Orang
2000 2 Orang
Universitas Sumatera Utara
57
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada awal didirikannya pesantren tahun 1974, hanya ada 3 orang guru yang terdaftar sebagai staf pengajar di Pesantren At-Thoyyibbah
Indonesia. Hal ini disebabkan pesantren tersebut baru berdiri dan belum banyak orang yang tau bagaimana pendidikan dan pengajaran dari pesantren tersebut. Kemudian pada tahun
1976 mulai ada peningkatan jumlah guru yang terdaftar sebagai staf pengajar. Namun, demikian dari tahun ke tahun jumlah guru yang masuk tidak secara stabil meningkat
melainkan ada juga yang cenderug menurun, seperti pada tahun 1982 dan 1986, hanya ada 1 orang saja yang masuk ke PAI. Pada tahun 1997 merupakan tahun dimana jumlah guru yang
terdaftar sebagai staf pengajar cukup banyak yakni 8 orang. Hal ini dikarenakan memang dari beberapa alumni yang sudah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah
dari pesantren, kembali ke pesantren dan mengabdi sebagai staf pengajar di sana. Dengan adanya alumni yang kembali ke pesantren dan mengabdi sebagai staf pengajar, maka
semakin banyaklah jumlah guru yang ada di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia. Mereka tidak melupakan tempat dimana mereka dididik mulai dari hal yang paling dasar hingga bisa
mendalami ilmu agama ke tahap yang lebih lanjut.
3.2.5 Santri