Guru Perkembangan Pesantren At-Thoyyibah Indonesia Tahun 1974-1997

54 mengikuti perkembangan dunia luar, dan tetap bisa menjadi seorang siswa layaknya siswa pada sekolah formal lainnya yang tidak ketinggalan zaman. Jadi, kehidupan di pesantren ini cukup menarik, sebab ketika mereka berada dalam lingkungan proses belajar mengajar, mereka adalah umat Islam yang tergabung dalam satu kesatuan yaitu keluarga besar pondok Pesantren At-Toyyibah Indonesia. Sebuah pesantren yang berada di sebuah dusun, Pinang Lombang yang dengan segala kharismanya memancarkan cahaya Islami, menciptakan generasi muslim yang menghargai perbedaan baik sesama Islam atau pun antar umat beragama lainnya. Sebuah kondisi di mana perbedaan itu menjadi indah, di tengah maraknya pergolakan yang terjadi di negeri ini, di mana sesama Islam yang menuduh yang benar dan yang salah dan cenderung meributkan soal paham- paham yang mereka anggap paling benar. Padahal pada intinya mereka adalah satu, satu saudara, yaitu umat Islam. Bahkan, Rasulullah sekali pun juga menyatakan bahwa sesama Islam adalah saudara. Jadi, tidak ada lagi keraguan untuk saling menganggap diri paling benar. Kehidupan di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia merupakan sebuah gambaran kecil di mana semua paham-paham melebur menjadi satu. Mereka tidak merasa didoktrin oleh paham tertentu, sebuah demokrasi yang sudah cukup berhasil yang dibangun sejak awal oleh H. Adenan Lubis.

3.2.4 Guru

Untuk meningkatkan kualitas, guru menjadi komponen yang penting untuk menunjang proses belajar dan mengajar dalam lembaga pendidikan. Guru yang mengajar di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia pada awal dibukanya tahun 1974 masih tergolong dalam kalangan para pendiri pesantren seperti H. Adenan Lubis, Dahlan Lubis, Nambin Lubis dan Universitas Sumatera Utara 55 salah seorang sahabat H. Adenan Lubis yang merupakan alumni dari Pondok Modern Gontor, yaitu Abdullah Umar. Melalui pengalaman Abdullah Umar yang mondok di Pesantren Gontor Modern, menjadikan Pesantren At-Thoyyibah Indonesia turut mengikuti segala aktivitas seperti yang terjadi di Pondok Pesantren Gontor, termasuk kemodernan yang dimiliki Pesantren Gontor. Yang modern bukanlah tentang faham dalam soal-soal keagamaan, melainkan mengenai sistem pendidikan dan pengajaran yang digunakan. Seiring dengan bertambahnya jumlah santri, setiap tahunnya di Pesantren At- Thoyyibah Indonesia tentunya memerlukan staf pengajar guru untuk mengajar, mendidik dan membimbing para santri. Oleh karena itu, H. Adenan Lubis juga membuka lowongan untuk para guru. Guru-guru yang melamar juga melakukan serangkain tes sebagaimana yang dilakukan pesantren dalam menerima setiap santri baru. Berbeda dengan santri para guru tersebut mengikuti tes yang langsung ditangani oleh H. Adenan Lubis melalui interviu atau wawancara. Kebanyakan para guru yang melamar ke Pesantren At-Thoyyibah Indonesia berasal dari alumni-alumni pesantren juga termasuk dari alumni PAI. Para guru yang berasal dari alumni pesantren biasanya mengajar dalam bidang ilmu pendidikan agama, seperti Fiqh, Hadits, Qur’an Hadits dan lain-lain, sedangkan guru yang bukan berasal dari pesantren mengajar dalam bidang pendidikan umum sesuai dengan ilmu yang dikuasainya, seperti Matematika, Biologi, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan lain-lain. Mengenai soal gaji guru di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia berasal dari yayasan pesantren dan diperkirakan jumlahnya Rp 100-300 ribu. Sebelum dibentuknya yayasan pesantren guru-guru tersebut tidak digaji. Di samping karena kondisi keuangan yang belum stabil, para guru ini secara ikhlas mengajar untuk santri-santri di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia dan mereka hanya diberi penginapan dan makanan-makanan yang disediakan Universitas Sumatera Utara 56 pihak pesantren. 70 Berikut ini jumlah guru yang tercatat dalam buku induk Pesantren At- Thoyyibah Indonesia Indonesia Pinang Lombang tahun 1974-2000. Tabel 2 Jumlah Guru Yang Mulai Mengajar di PAI Pinang Lombang Tahun 1974-2000 Sumber: Buku Induk Pesantren At-Thoyyibah Indonesia Pinang Lombang tahun 1974-2000. 70 Wawancara dengan Ayulidar Chaniago di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia pada tanggal 1 Mei 2013. Jumlah Guru Pesantren At – Thoyyibah Indonesia Pinang Lombang Tahun Masuk Jumlah Guru 1974 3 Orang 1976 5 Orang 1977 2 Orang 1978 2 Orang 1979 5 Orang 1982 1 Orang 1985 3 Orang 1986 1 Orang 1987 3 Orang 1988 2 Orang 1989 7 Orang 1990 3 Orang 1991 4 Orang 1992 7 Orang 1993 7 Orang 1994 5 Orang 1995 6 Orang 1996 4 Orang 1997 8 Orang 1998 5 Orang 1999 2 Orang 2000 2 Orang Universitas Sumatera Utara 57 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada awal didirikannya pesantren tahun 1974, hanya ada 3 orang guru yang terdaftar sebagai staf pengajar di Pesantren At-Thoyyibbah Indonesia. Hal ini disebabkan pesantren tersebut baru berdiri dan belum banyak orang yang tau bagaimana pendidikan dan pengajaran dari pesantren tersebut. Kemudian pada tahun 1976 mulai ada peningkatan jumlah guru yang terdaftar sebagai staf pengajar. Namun, demikian dari tahun ke tahun jumlah guru yang masuk tidak secara stabil meningkat melainkan ada juga yang cenderug menurun, seperti pada tahun 1982 dan 1986, hanya ada 1 orang saja yang masuk ke PAI. Pada tahun 1997 merupakan tahun dimana jumlah guru yang terdaftar sebagai staf pengajar cukup banyak yakni 8 orang. Hal ini dikarenakan memang dari beberapa alumni yang sudah melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi setelah dari pesantren, kembali ke pesantren dan mengabdi sebagai staf pengajar di sana. Dengan adanya alumni yang kembali ke pesantren dan mengabdi sebagai staf pengajar, maka semakin banyaklah jumlah guru yang ada di Pesantren At-Thoyyibah Indonesia. Mereka tidak melupakan tempat dimana mereka dididik mulai dari hal yang paling dasar hingga bisa mendalami ilmu agama ke tahap yang lebih lanjut.

3.2.5 Santri