Bangunan Perkembangan Pesantren At-Thoyyibah Indonesia Tahun 1974-1997

44 dengan karisma besar berhubungan dengan masyarakat luas yang menghormatinya. Sekarang, hubungan semacam itu menipis. Justru yang berkembang adalah hubungan kelembagaan antara pesantren dengan masyarakat. Demikian juga dengan bentuk-bentuk kegiatan atau tindakan lainnya seperti pernyataan tentang sesuatu hal dari pesantren selalu mengatasnamakan lembaga. Keterikatan kyai maupun ustadz pada instansi terasa lebih tinggi dalam pesantren model kepemimpinan kolektif daripada pesantren model kepemimpinan model individual. Dalam pesantren dengan kepemimpinan kolektif ini, kyai dan ustadz merupakan satu team work yang kompak. 60 Seiring dengan kebutuhan tingkat pendidikan yang lebih tinggi di lingkungan pesantren yang kian terasa, sementara tingkat pendidikan yang sudah ada tidak dapat lagi menampung para santri-santrinya, maka pondok pesantren ini mulai melakukan pembenahan. Hal ini dimulai dengan penambahan areal pesantren yaitu dari 2 hektar menjadi 5 hektar. Areal ini dibeli dari warga, dan digunakan untuk pembangunan pesantren. Dengan meningkatnya jumlah santri ini pada tahun 1980, Pesantren At-Thoyyibah Indonesia PAI mulai memperbaharui fisik bangunan, yang pada awal dibukanya hanya berlantai tanah dan beratapkan rumbia menjadi bangunan yang terbuat dari semen. Usaha menambah gedung dan menambah alat-alat perlengkapan mulai berjalan dan bangunan-bangunan sebelumnya diganti dengan bengunan yang permanen.

3.2.2 Bangunan

61 60 Mujamil Qomar, op.cit, hal. 47. 61 Wawancara dengan Hadlyn Yahmar di Dusun Pinang Lombang pada tanggal 18 November 2012. Universitas Sumatera Utara 45 Proses pembangunan gedung-gedung hingga menjadi bangunan yang permanen memerlukan waktu yang cukup lama kurang lebih 10 tahun, yaitu dari tahun 1980 sampai tahun 1990. Dana yang digunakan untuk membangun gedung-gedung di PAI hingga menjadi bangunan yang permanen berasal dari harta H. Adenan Lubis yang pada waktu bekerja di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Labuhan Batu. Dari pekerjaan yang ditekuninya itu pula ia mendapatkan pinjaman alat-alat berat untuk mempermudah proses pembangunan PAI. 62 a. Gedung sekolah dibuat bertingkat terdiri dari 3 lantai yang terbuat dari beton dan berbentuk leter L dengan lokal-lokal dan alat-alat perlengkapannya sebagai tempat para santri belajar. Bantuan dana juga banyak diberikan oleh tokoh-tokoh Muhammadiyah Labuhan Batu serta dari masyarakat. Di antara bangunan yang berhasil didirikan seperti: b. Asrama para santri. Untuk asrama santri putera dibuat bertingkat yang terdiri dari 2 lantai, sedangkan bangunan untuk santri puteri yang semuanya terdiri dari bangunan yang permanen juga dibuat bertingkat yang terdiri dari 3 lantai. c. Mesjid yang merupakan bangunan terbesar di PAI dan di Desa Sei Raja karena dapat menampung lebih kurang 800-900 orang. d. Gedung perpustakaan dengan buku-bukunya baik tentang ilmu pengetahuan agama maupun ilmu pengetahuan umum dan seringkali Pesantren At-Thoyyibah Indonesia mendapat sumbangan buku dari Departemen Agama Kabupaten Labuhan Batu. e. Aula yang posisinya berdekatan dengan gedung sekolah digunakan sebagai tempat pertemuan para santri ketika melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan juga digunakan sebagai tempat santri latihan berpidato serta kegiatan-kegiatan lainnya. 62 Wawancara dengan Ja’faruddin di Dusun Pinang Lombang pada tanggal 28 Oktober 2012. Universitas Sumatera Utara 46 f. Poliklinik dengan alat-alat perlengkapan seperlunya. g. Perumahan ustadz dan ustadzah. h. Dan bangunan-bangunan lainnya. 63 Di antara alat-alat perlengkapan yang vital adalah mesin pembangkit tenaga listrik diesel dan mesin-mesin pompa air. Alat-alat ini sebagian besar dimiliki oleh Pesantren At- Thoyyibah Indonesia baik dari pembelian maupun dari bantuan-bantuan. Dapat dikatakan bahwa pada saat itu di Dusun Pinang Lombang yang telah memiliki alat-alat perlengkapan tersebut pertama kali adalah Pesantren At-Thoyyibah Indonesia. Berikut adalah denah sederhana yang penulis buat berdasarkan pengamatan dan penelitian. 64 63 Wawancara dengan Ridwan Arfan di Rantau Prapat pada tanggal 30 Desember 2012. 64 Hingga akhir penelitian ini, penulis tidak menemukan skets denah PAI. oleh karena itu, penulis mencoba membuatnya, meskipun dengan sederhana. Universitas Sumatera Utara 47 Universitas Sumatera Utara 48

3.2.3 Kegiatan Kurikuler, Ekstra Kurikuler, dan Keseharian