Analisis Permintaan kWh Listrik rumah tangga Tarif R1, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.

(1)

Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara Fakultas Ekonomi

SKRIPSI

ANALISIS PERMINTAAN kWh LISTRIK RUMAH

TANGGA TARIF R1, DI KELURAHAN SITI REJO III,

KECAMATAN MEDAN AMPLAS, KOTA MEDAN

Di Ajukan Oleh :

PUTRI WINDY SYARI REZKI

040501049

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara

Medan


(2)

ABSTRACT

This research is tittle “Analysis Electric kWh of Tariff R1 Demand, Chief of Village of Sitirejo III, Subdistric of Amplas Medan, In Medan.” This search used 65 respondens. The goals of this search to know weather there area two ways relationship (influence each other), one way relationship or no relationship all between consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics and sum up the column/room owned to electric demand in Medan.

This search use linier analysis regretion. Data is processed by use Eviews 4.1. The result of hypothesis show that if consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics and sum up the column/room owned increase causes electric kWh demand increase too in Medan.

Then, after knowing the relationship between this variables, the OLS method can be used to do the estimation. The result of estimation show that consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics as significant to electric power demand, but sum up the column/room owned show that unsignificant influence to electric kWh demand in Medan.

Keywords: Demand, Consumers Income, Lamp Dot, the Appliance Using Electrics, the Column/Room Owned


(3)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan KwH Listrik Rumah Tangga Tarif R1, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.” Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 65 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah atau tidak ada hubungan sama sekali antara pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, dan jumlah ruangan/kamar yang di miliki terhadap permintaan kWh Listrik Rumah Tangga, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. di kota Medan.

Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier. Data yang ada di proses dengan menggunakan Eviews. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik dan jumlah ruangan/kamar yang di miliki maka semakin tinggi pula permintaan terhadap kWh listrik Rumah Tangga Tarif R1, di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah OLS digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga listrik di kota Medan, sedangkan jumlah ruangan/kamar yang di miliki tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan kWh listrik di kota Medan.

Kata kunci: Permintaan, Pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, dan jumlah rungan/kamar yang di miliki


(4)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirabbil a’lamin penulis panjatkan puji dan syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skrispsi ini. Dan shalawat serta salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam, keluarga beliau, sahabat serta orang-orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.

Adapun skripsi ini berjudul “Analisis Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga Tarif R1, di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan,” adalah sebagai salah satu pelaksanaan akademis untuk memenuhi syarat perkuliahan di jenjang studi Strata 1 dalam rangka meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari, bahwa masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi ini, disebabkan keterbatasan penulis. Untuk itu penulis memohon maaf, kritik serta saran yang membangun dari seluruh pihak untuk membantu dan memotivasi penulis agar lebih baik di masa yang akan datang.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat serta sumbangsih wawasan dan pemikiran bagi seluruh pihak yang membacanya.

Ucapan terima kasih akan disampaikan penulis kepada seluruh pihak yang telah membantu secara moril dan materil dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, yaitu:


(5)

1. Kedua orang tua penulis, Syarifuddin dan Rr. Endang. S atas cinta, kasih sayang, doa, perhatian dan dukungan tidak terbatas pada penulis.

2. Keluarga Besar Penulis, (Alm) Eyang Kakung, Eyang Putri, Papi, Mami, Tante Linda, Om Heru, Tante Novi, Om Hada, Tante Ayu, Tante Vivi, Harry, Rieza, Dedek, Mbak Riri, Ajeng, Meidy, Yaya untuk doa, kasih sayang dan semangat yang tak pernah henti kepada penulis.

3. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, ME.c selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, SE, ME.c selaku Ketua Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Ramli, MS selaku dosen pembimbing penulis yang telah memberikan bantuan bimbingan saran, masukan, kritikan dan petunjuk kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Ibu Dra. Raina Linda Sari, MSi selaku dosen penguji I yang telah banyak memberikan petunjuk, saran, dan kritik yang membangun pada penulis. 7. Bapak Drs. HB. Tarmizi, SU selaku dosen penguji II sekaligus dosen wali

yang juga telah banyak memberikan petunjuk, saran dan kritik yang membangun pada penulis.

8. Seluruh staf pengajar dan karyawan pada Departemen Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara yang telah membantu dan memberikan masukan mengenai materi dalam skripsi ini.


(6)

9. Bapak M.Zahidi sebagai Deputi Manajer Bidang Perencanaan dan Kepegawaian di PT.PLN (Persero) Wilayah Sumatera Utara dan Bapak Kasman Guci sebagai Asmen Bidang SDM dan Administrasi di PT PLN (Persero) Cabang Medan atas bimbingan dan kerjasamanya mengijinkan, memberikan dukungan dan bantuan kepada penulis dalam melaksanakan riset skripsi ini.

10. Ema, Momon, Hera, Sonya, Dewi, Campall, Hikmah, Lindy, Dafi, Irfan, Adi untuk kehadiran kalian sebagai teman-teman terbaik di setiap harinya yang begitu berkesan bagi penulis.

11. Teman-teman di Ekonomi Pembangunan khususnya angkatan 2004 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan warna dan kebersamaan pada setiap hari yang kita lewati bersama.

12. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Akhir kata penulis mengharapkan kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu semua pihak yang memerlukannya, terutama rekan mahasiswa Ekonomi Pembangunan.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Medan, Agustus 2008

Penulis


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRACT ... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Landasan Teori ... 6

2.1.1 Pengertian Permintaan ... 6

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 7

2.1.3 Hukum Permintaan ... 9

2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan ... 11

2.1.5 Elastisitas Permintaan ... 13

2.1.6 Jenis-Jenis Elastisitas ... 14

2.1.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan ... 19

2.2 Tarif Dasar Listrik ... 20


(8)

2.5 Proses Berhenti Sebagai Pelanggan ... 24

2.6 Proses Pembuatan Rekening Listrik ... 25

2.7 Riset Terdahulu ... 27

2.8 Kerangka Konseptual ... 28

2.9 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian ... 30

3.2 Responden ... 30

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 30

3.4 Penentuan Populasi dan Sampel ... 31

3.5 Pengolahan Data... 32

3.6 Model Analisis Data ... 32

3.7 Hipotesis Model ... 33

3.8 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) ... 34

3.8.1 Koefisien Determinasi ( R-Square) ……….. 34

3.8.2 Uji F-statistik (Uji Keseluruhan) ... 35

3.8.3 Uji t-Statistik (Uji Parsial) ... 36

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 37

3.9.1 Multikolinearity ... 37

3.9.2 Serial Correlation/Auto Correlation ... 37

3.9.3 Heterokedastisitas ... 39

3.10 Defenisi Operasional ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Cabang Medan ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41


(9)

4.3 Susunan Organisasi ... 46

4.4 Analisis Hasil Penelitian ... 54

4.4.1 Karakteristik Responden ... 54

4.5 Hasil Penelitian ... 57

4.6 Interpretasi Model ... 59

4.7 Uji Kesesuaian (Test Of Goodness of Fit). ... 60

4.7.1 Uji t-Statistik (Uji Parsial) ... 60

4.7.2 Uji f-Statistik (Uji Keseluruhan) ... 65

4.7.3 Koefisien Determinasi ... 67

4.8 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik ... 67

4.8.1 Multikolinearity... 66

4.8.2 Uji Durbin Watson (D-W Test)... 68

4.8.3 Heterokedastisitas ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 72

5.2 Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman 2.1 Skedul Permintaan Barang X 11

4.1 Pendapatan Konsumen 54

4.2 Jumlah Titik Lampu 54

4.3 Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik 55

4.4 Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki 56

4.5 Durbin Watson-Test 69


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kurva Permintaan 10

2.2 Kurva Permintaan Barang X 12

2.3 Kurva Permintaan Elastis 14

2.4 Kurva Permintaan In-Elastis 15

2.5 Kurva Permintaan Elastisitas Kesatuan 15

2.6 Kurva Permintaan Elastis Sempurna 16

2.7 Kurva Permintaan In-Elastis Sempurna 16

2.8 Kerangka Konseptual 27

4.1 Uji t Variabel Pendapatan Konsumen 61

4.2 Uji t Variabel Jumlah Titik Lampu 62

4.3 Uji t Variabel Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik 63 4.4 Uji t Variabel Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki 64

4.5 Uji F-Statistik 66


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Variabel Regresi Lampiran 2 Hasil Regresi

Lampiran 3 Uji Multikolinearitas Lampiran 4 Uji Heterokedastisitas Lampiran 5 Kuisioner Penelitian

Lampiran 6 Data Responden Hasil Kuisioner

Lampiran 7 Struktur Organisasi PT PLN (Persero) Cabang Medan Lampiran 8 Surat Izin Riset


(13)

ABSTRACT

This research is tittle “Analysis Electric kWh of Tariff R1 Demand, Chief of Village of Sitirejo III, Subdistric of Amplas Medan, In Medan.” This search used 65 respondens. The goals of this search to know weather there area two ways relationship (influence each other), one way relationship or no relationship all between consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics and sum up the column/room owned to electric demand in Medan.

This search use linier analysis regretion. Data is processed by use Eviews 4.1. The result of hypothesis show that if consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics and sum up the column/room owned increase causes electric kWh demand increase too in Medan.

Then, after knowing the relationship between this variables, the OLS method can be used to do the estimation. The result of estimation show that consumers income, sum up the lamp dot, sum up the appliance using electrics as significant to electric power demand, but sum up the column/room owned show that unsignificant influence to electric kWh demand in Medan.

Keywords: Demand, Consumers Income, Lamp Dot, the Appliance Using Electrics, the Column/Room Owned


(14)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Analisis Permintaan KwH Listrik Rumah Tangga Tarif R1, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan.” Penelitian ini menggunakan responden sebanyak 65 orang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan timbal balik (saling mempengaruhi satu sama lain), hubungan satu arah atau tidak ada hubungan sama sekali antara pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, dan jumlah ruangan/kamar yang di miliki terhadap permintaan kWh Listrik Rumah Tangga, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan. di kota Medan.

Penelitian ini menggunakan model analisa regresi linier. Data yang ada di proses dengan menggunakan Eviews. Hasil hipotesis menunjukkan bahwa semakin tinggi pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik dan jumlah ruangan/kamar yang di miliki maka semakin tinggi pula permintaan terhadap kWh listrik Rumah Tangga Tarif R1, di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Dengan mengetahui hubungan diantara variabel-variabel, kaedah OLS digunakan untuk melakukan estimasi. Hasil estimasi menunjukkan pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh signifikan terhadap permintaan tenaga listrik di kota Medan, sedangkan jumlah ruangan/kamar yang di miliki tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan kWh listrik di kota Medan.

Kata kunci: Permintaan, Pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, dan jumlah rungan/kamar yang di miliki


(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan merupakan suatu proses yang terus menerus dilaksanakan melalui suatu perencanaan untuk memperbaiki kehidupan masyarakat dalam segala aspek. Salah satu aspek yang amat penting dalam pembangunan tersebut adalah pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi itu pada dasarnya meliputi usaha masyarakat keseluruhan untuk mengembangkan kegiatan ekonomi dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan nasional dengan pendayagunaan sumber daya alam yang tersedia sebagai pokok-pokok kemakmuran rakyat dilaksanakan secara terencana, rasional, optimal, bertanggungjawab dan berpedoman pada tata ruang nasional yang berwawasan nusantara serta tetap memperhatikan kelestarian fungsi-fungsi lingkungan hidup, sesuai dengan asas pembangunan nasional. Karena itu sumber daya alam yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, yang dimanfaatkan untuk pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sesuai dengan pasal 33 ayat (2) dan (3) UUD 1945.

Proses pembangunan itu sendiri pastinya tidak berjalan dengan sendirinya akan tetapi di pengaruhi oleh berbagai macam faktor. Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi jalannya roda pembangunan tersebut adalah tenaga listrik. Dalam


(16)

listrik sebagai bagian dari cabang produksi penting bagi negara sangat menunjang upaya tersebut. Sebagai salah satu hasil pemanfaatan kekayaan alam yang menguasai hidup orang banyak, tenaga listrik di gunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan dapat mendorong laju pembangunan di sektor lain. Pembangunan di berbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, mengubah struktur ekonomi, yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik lagi. Disamping itu tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Pembangunan sektor tenaga listrik akan dapat memberikan sumbangan pada upaya pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya, peningkatan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis. Disamping itu mengingat pembangunan tenaga listrik dilakukan dengan menggunakan bermacam-macam sumber daya energi, maka kebijaksanaan dibidang ketenagalistrikan selalu dikaitkan dengan sesuatu kebijaksanaan umum di bidang energi terutama kebijaksanaan diversifikasi dalam menggunakan sumber daya energi. Selanjutnya, dalam melaksanakan pembangunan di sektor tenaga listrik pada


(17)

umumnya akan mempengaruhi lingkungan sehingga pengamanan terhadap pelaksanaan pembangunan dan dampak lingkungan dilakukan sebaik-baiknya.

Dalam rangka pelaksanaan pembangunan tenaga listrik di Indonesia, baik untuk peningkatan penyediaan, pelayanan maupun pengelolaannya dihadapi beberapa masalah dan kendala, antara lain adalah besarnya jumlah penduduk yang bermukim di daerah pedesaan secara tersebar mengakibatkan rendahnya kepadatan beban sehingga biaya penyaluran tenaga listrik per kWh menjadi mahal, kondisi geografis yang terdiri dari kepulauan membatasi kemungkinan pelaksanaan interkoneksi sistem ketenagalistrikan sehingga upaya peningkatan skala ekonomi efisiensi dan keandalan melalui interkoneksi sistem ketenagalistrikan terbatas dan letak sumber daya energi yang umumnya jauh dari pusat beban sehingga memerlukan biaya transportasi energi maupun penyaluran tenaga listrik yang cukup tinggi.

Salah satu faktor pendukung kehidupan perekonomian Sumatera Utara adalah ketersediaan energi listrik dan infrastrukturnya. Dimana dalam penyediaannya sebagian besar ditangani oleh PT. PLN (Persero). Untuk melaksanakan misi dan visi perusahaan serta peningkatan mutu pelayanan maka di Sumatera Utara terdapat 7 cabang perusahaan salah satunya adalah PT PLN (Persero) Cabang Medan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menangani ketenagalistrikan sangat memberikan sumbangan yang berarti didalam mendukung aktivitas kehidupan masyarakat setempat. Artinya PT. PLN (Persero) berusaha memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan banyaknya orang yang merasakan


(18)

tangga industri, badan sosial, bisnis, pendidikan, penerangan, jalan umum sehingga permintaan listrik dari masyarakat setempat cukup tinggi. Tinggi rendahnya permintaan terhadap listrik tersebut banyak faktor yang mempengaruhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen.

Sejalan dengan itu, maka penulis tertarik mengangkat masalah ini menjadi sebuah penelitian yang berjudul: “Analisis Permintaan kWh Listrik rumah tangga Tarif R1, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebgai berikut:

1. Apakah pendapatan konsumen berpengaruh terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga?

2. Apakah jumlah titik lampu berpengaruh terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga?

3. Apakah jumlah alat yang menggunakan listrik mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga?

4. Apakah jumlah ruangan/kamar yang dimiliki berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga?


(19)

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendapatan konsumen terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat jumlah titik lampu terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat jumlah alat yang menggunakan listrik terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat jumlah ruangan/kamar yang dimiliki terhadap permuntaan kWh listrik rumah tangga.

1.4. Manfaat Penelitian

1 Penulis dapat mengaplikasikan teori yang di peroleh selama di perkuliahan dengan kondisi yang ada di lapangan.

2. Untuk menambah, melengkapi sekaligus sebagai pembanding hasil-hasil penelitian yang sudah ada yang menyangkut topik yang sama.

3. Sebagai bahan masukan bagi pihak PT PLN (Persero) dalam mengambil keputusan.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Permintaan

Pada umumnya kebutuhan manusia mempunyai sifat yang tidak terbatas, sedangkan alat pemuas kebutuhan itu sifatnya terbatas. Jadi tidak semua kebutuhan akan terpenuhi. Kebutuhan seseorang dikatakan terpenuhi apabila ia dapat mengkonsumsi barang/jasa yang ia butuhkan. Sementara itu, yang dimaksud dengan kebutuhan masyarakat adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsikan barang dan jasa.

Yang dimaksud dengan permintaan adalah jumlah barang yang diminta konsumen pada suatu waktu, yang didukung oleh daya beli. Yang dimaksud daya beli adalah kemampuan konsumen untuk membeli sejumlah barang yang diinginkan, yang biasanya dinyatakan dalam bentuk uang. Namun demikian daya beli tersebut juga relatif terbatas seperti halnya sumber-sumber ekonomi lainnya.

Selain itu Tati Suhartati dan Joesron Fathurrozi (2002) juga memaparkan pengertian permintaan dari kacamata ilmu ekonomi yaitu berbagai jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu. Definisi ini menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta.


(21)

Lincolin Arsyad (1991) menyatakan permintaan adalah suatu skedul atau kurva yang menggambarkan hubungan antara berbagai kuantitas suatu barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga, cateris paribus. Sepanjang suatu kurva permintaan atau skedul permintaan hanya harga dan kuantitas yang berubah-ubah.

Berdasarkan definisi ini kiranya dapat dimengerti bahwa kata permintaan disini berbeda dengan kata permintaan yang sering kita pergunakan sehari-hari. Definisi di atas menunjukkan jumlah barang dan jasa yang diminta pada berbagai tingkat harga, artinya dalam berbagai tingkat harga terdapat sejumlah barang yang diminta, sehingga hubungan antara tingkat harga dan jumlah barang yang diminta ini dapat disajikan dalam kurva permintaan.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Permintaan

Permintaan seseorang atau suatu masyarakat terhadap suatu produk di pasaran ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Prathama Rahardja dan Mandala Manurung (2004) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, yaitu:

1. Harga Barang Itu Sendiri

Jika harga suatu barang semakin murah, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan bertambah. Begitu juga sebaliknya, jika harga suatu barang semakin mahal, maka permintaan konsumen terhadap barang itu akan menurun. Hal ini


(22)

naik, cateris paribus, maka jumlah barang yang diminta akan berkurang, dan sebaliknya”.

2. Harga Barang Lain Yang Terkait

Harga barang lain juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang, tetapi kedua macam barang tersebut mempunyai keterkaitan. Keterkaitan dua macam barang dapat bersifat substitusi (pengganti) dan bersifat komplemen (pelengkap).

3. Tingkat Pendapatan Per Kapita

Tingkat pendapatan per kapita dapat mencerminkan daya beli. Makin tinggi tingkat pendapatan, daya beli makin kuat, sehingga permintaan terhadap suatu barang meningkat.

4. Selera atau Kebiasaan Konsumen

Selera atau kebiasaan konsumen juga dapat mempengaruhi permintaan suatu barang. Selera konsumen dapat disebabkan oleh perubahan umur, perubahan pendapatan, perubahan lingkungan, dan sebagainya.

5. Jumlah Penduduk

Permintaan suatu barang berhubungan positif dengan jumlah penduduk. Semakin banyak jumlah penduduk, maka kebutuhan akan bertambah, sehingga permintaan terhadap barang akan meningkat.

6. Perkiraan Harga di Masa Mendatang

Bila kita memperkirakan bahwa harga suatu barang akan naik di masa mendatang, maka sebaiknya kita membeli barang itu sekarang, sehingga mendorong


(23)

orang untuk membeli lebih banyak saat ini guna menghemat belanja di masa mendatang.

7. Distribusi Pendapatan

Jika distribusi pendapatan buruk, berarti daya beli secara umum melemah, sehingga permintaan terhadap suatu barang menurun.

8. Usaha-Usaha Produsen Meningkatkan Penjualan

Dalam perekonomian yang modern, bujukan para penjual untuk membeli barang besar sekali peranannya dalam mempengaruhi masyarakat. Seperti halnya iklan, memungkinkan masyarakat untuk mengenal suatu barang baru atau menimbulkan permintaan terhadap barang tersebut. Untuk barang-barang yang sudah lama, pengiklanan akan mengingatkan orang tentang adanya barang tersebut dan menarik minat untuk membeli. Promosi penjualan lainnya, seperti pemberian hadiah kepada pembeli dan potongan harga apabila membeli suatu barang.

2.1.3 Hukum Permintaan

Hukum permintaan menjelaskan sifat perkaitan diantara permintaan sesuatu barang dengan harganya. Hukum permintaan pada hakekatnya merupakan suatu hipotesa yang menyatakan bahwa semakin rendah harga sesuatu barang, maka semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, dan sebaliknya semakin tinggi harga sesuatu barang, maka semakin sedikit permintaan terhadap barang tersebut (Sadono Sukirno, 1995:76).


(24)

Lincolin Arsyad (1991) secara sederhana menyatakan hukum permintaan adalah hubungan antara harga dan kuantitas yang diminta adalah berbanding terbalik. Jika harga naik, kuantitas yang diminta turun, seperti yang dilukiskan dalam gambar 2.1.

Gambar 2.1 Kurva Permintaan

Hubungan yang terbalik antara harga dan kuantitas yang diminta tersebut dapat dijelaskan dengan cara sebagai berikut: pertama, jika harga suatu barang mengalami kenaikan, maka konsumen akan mencari barang pengganti (substitusi); barang-barang pengganti tersebut akan dibeli jika barang-barang tersebut memberikan tingkat kepuasan yang lebih tinggi daripada barang yang pertama. Kedua, jika harga naik, pendapatan akan membatasi pembelian lebih lanjut.


(25)

2.1.4 Skedul dan Kurva Permintaan

Menurut Tri Kunawangsih Pracoyo dan Antyo Pracoyo (2006) skedul permintaan adalah suatu cara untuk menunjukkan hubungan antara jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga, yang ditunjukkan dengan tabulasi angka-angka harga maupun jumlah permintaan.

Disamping dapat diungkapkan dalam bentuk tabel, permintaan akan suatu barang dari seorang konsumen dapat pula diungkapkan dalam bentuk grafik atau dalam bentuk persamaan matematik. Kalau sebuah permintaan diungkapkan dalam bentuk grafik tepatnya disebut kurva permintaan, atau garis permintaan apabila permintaan tersebut bentuknya dalam grafik merupakan garis lurus. Sedangkan apabila permintaan diungkapkan dalam bentuk persamaan matematik maka dapat disebut sebagai fungsi permintaan.

Katakanlah permintaan terhadap suatu barang X hanya dipengaruhi oleh harganya. Dengan mengubah-ubah harga, sementara pendapatan perorangan, selera, harga barang-barang lain dianggap tetap (cateris paribus), maka diperoleh skedul permintaan perorangan terhadap barang tersebut. Penyajian kombinasi-kombinasi harga dan kuantitas yang dipilih konsumen dapat disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:


(26)

Tabel 2.1

Skedul Permintaan Barang X

Titik Harga per unit (Rupiah) Jumlah yang diminta (unit)

A 12000 20

B 10000 40

C 8000 60

D 6000 80

E 4000 100

F 2000 120

Sedangkan kurva permintaan menunjukkan hubungan fungsional antara harga dan jumlah barang yang diminta adalah cateris paribus (faktor-faktor lain diasumsikan tetap). Kurva permintaan berbagai jenis barang pada umumnya menurun dari kiri atas ke kanan bawah. Kurva yang bersifat demikian disebabkan adanya keterkaitan diantara harga dan jumlah yang diminta, dimana kurva permintaan tersebut mempunyai sifat hubungan yang terbalik. Kalau yang satunya naik (misalnya harga) maka yang lainnya turun (misalnya jumlah yang diminta) (Sadono Sukirno, 1986:80). Dengan menggunakan data-data numerik pada tabel 2.1 skedul permintaan di atas maka dapat digambarkan kurva permintaannya sebagai berikut:


(27)

Gambar 2.2

Kurva Permintaan Barang X

Kurva permintaan merupakan tempat titik-titik yang masing-masing menggambarkan tingkat maksimum pembelian pada harga tertentu, cateris paribus. Segala sesuatu di bawah kurva itu mungkin terjadi dan segala sesuatu di atas garis itu tidak mungkin terjadi jika kondisi permintaan diketahui, maksudnya bahwa di bawah kurva harga dan jumlah barang yang diminta merupakan titik-titik dari kepuasan pembeli sedangkan di atas kurva bukan merupakan permintaan pokok lagi.

2.1.5 Elastisitas Permintaan

Elastisitas adalah derajat kepekaan kuantitas yang diminta atau ditawarkan

terhadap salah satu faktor yang mempengaruhi fungsi permintaan atau penawaran (Lincolin Arsyad, 1991:47).


(28)

Elastisitas permintaan mengukur perubahan relatif dalam jumlah unit barang yang dibeli sebagai akibat perubahan salah satu faktor yang mempengaruhinya

(cateris paribus).

Elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang itu sendiri disebut elastisitas harga (priceelasticity of demand). Sedangkan elastisitas yang dikaitkan dengan harga barang lain disebut elastisitas silang (cross elasticity), dan bila dikaitkan dengan pendapatan disebut elastisitas pendapatan (income elasticity) (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2004:55).

2.1.6 Jenis-Jenis Elastisitas

A. Elastisitas Harga (Price Elasticity of Demand)

Elastisitas harga (Ep) adalah persentase perubahan kuantitas yang diminta

yang disebabkan oleh perubahan harga barang tersebut sebesar 1 (satu) persen.

Atau Ep = p Q   % % = ) / ( ) / ( P P Q Q   = P Q Q P   


(29)

Angka elastisitas harga (Eh)

1. Permintaan Elastis (Ed > 1)

Permintaan dikatakan elastis apabila persentase perubahan jumlah barang yang diminta lebih besar dari persentase perubahan harganya.

Gambar 2.3 Permintaan Elastis

2. Permintaan In-Elastis (Ed < 1)

Permintaan in-elastis ini dapat terjadi apabila persentase permintaan lebih kecil dari persentase perubahan harga.

Gambar 2.4 Permintaan In-Elastis


(30)

3. Permintaan Elastisitas Kesatuan (Unitary Elasticity) (Ed = 1)

Permintaan elastisitas kesatuan terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga.

Gambar 2.5

Permintaan Elastisitas Kesatuan

4. Permintaan Elastis Sempurna (Ed = ~)

Permintaan elastis sempurna terjadi apabila pada harga jumlah barang yang diminta tidak terbatas atau dengan kata lain pada harga berapa pun, banyaknya suatu barang akan habis dibeli (terjual).

Gambar 2.6


(31)

5. Permintaan In-Elastis Sempurna (Ed = 0)

Pada keadaan ini orang/ konsumen tidak akan merubah permintaannya pada tingkat harga berapa pun.

Gambar 2.7

Permintaan In-Elastis Sempurna

B. Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang (Ec) adalah persentase perubahan jumlah barang yang

diminta, sebagai akibat adanya perubahan harga barang lain (yang memiliki hubungan baik saling melengkapi ataupun saling menggantikan) sebesar 1%.

Atau Ec = Py Qx   % % = ) / ( ) / ( Py Py Qx Qx   = Py Qx Qx Py   


(32)

Nilai Ec mencerminkan hubungan antara barang X dengan Y. Bila Ec > 0, X merupakan substitusi Y. Kenaikan harga Y menyebabkan harga relatif X lebih murah, sehingga permintaan terhadap X meningkat. Jika nilai Ec < 0 menunjukkan hubungan X dan Y adalah komplementer. X hanya bisa digunakan bersama-sama Y. Kenaikan harga Y menyebabkan permintaan terhadap Y menurun, yang menyebabkan permintaan terhadap X ikut menurun.

C. Elastisitas Pendapatan (Income Elasticity)

Elastisitas pendapatan adalah persentase perubahan jumlah barang yang

diminta sebagai akibat adanya perubahan pendapatan (income) riil konsumen sebesar 1%. Atau Ei = I Q   % % = ) / ( ) / ( I I Q Q   = I Q Q I   

Umumnya nilai Ei positif, karena kenaikan pendapatan (nyata) akan meningkatkan permintaan. Makin besar nilai Ei, elastisitas pendapatannya makin besar. Barang dengan Ei > 0 merupakan barang normal. Bila nilai Ei antara 0 sampai


(33)

1, barang tersebut merupakan kebutuhan pokok. Barang dengan nilai Ei > 1 merupakan barang mewah. Ada barang dengan Ei < 0. Permintaan terhadap barang tersebut justru menurun pada saat pendapatan nyata meningkat. Barang ini disebut barang inferior.

2.1.7 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Elastisitas Permintaan

Ada beberapa faktor yang menimbulkan perbedaan dalam elastisitas permintaan berbagai barang, yang terpenting adalah (Sadono Sukirno, 1995:109):

Banyaknya barang pengganti yang tersedia

Didalam suatu perekonomian terdapat banyak barang yang dapat digantikan dengan barang-barang lain yang sejenis dengannya. Tetapi ada pula yang sukar mencari penggantinya. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan elastisitas diantara berbagai barang. Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak

barang pengganti permintaannya cenderung untuk bersifat elastis, yaitu

perubahan harga yang kecil akan menimbulkan perubahan yang besar terhadap permintaan.

Presentasi pendapatan yang dibelanjakan

Besarnya bagian dari pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat mempengaruhi elastisitas perminta terhadap barang tersebut. Semakin besar bagian pendapatan yang di perlukan untuk membeli suatu barang maka semakin elastis permintaan terhadap barang tersebut.


(34)

2.2 Tarif Dasar Listrik

Penetapan tarif dasar listrik bertujuan untuk:

 Memenuhi sebagian kebutuhan pendanaan untuk investasi yang menjamin tersedianya tenaga listrik secara efisien dan berkelanjutan.

 Menjamin keadaan keuangan Pemegang Kuasa Usaha Ketenagalistrikan secara wajar.

 Menyempurnakan penggolongan tarif, sehingga tarif tenaga listrik untuk masing-masing golongan tarif semakin mendekati nilai ekonominya.

Golongan tarif dasar listrik, terdiri atas 8 (delapan) kelompok golongan, yaitu:  Kelompok golongan tarif untuk pelayanan sosial.

 Kelompok golongan tarif untuk keperluan rumah tangga.  Kelompok golongan tarif untuk keperluan bisnis.

 Kelompok golongan tarif untuk keperluan industri.

 Kelompok golongan tarif untuk keperluan kantor pemerintah.

 Kelompok golongan tarif untuk traksi di peruntukkan bagi PT. Kereta Api Indonesia.

 Kelompok golongan tarif untuk keperluan penjualan secara curah (bulk) kepada pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan untuk kepentingan umum.


(35)

 Kelompok golongan tarif multiguna, di peruntukkan hanya bagi pengguna listrik yang memerlukan pelayanan dengan kualitas khusus dan yang berbagai hal tidak termasuk dalam ketentuan golongan tarif S, R, B, I dan P.

2.3 Biaya dan Tagihan Bulanan Biaya

Untuk menjadi pelanggan PT. PLN (Persero), calon pelanggan di bebani beberapa biaya, dimana untuk saat ini akan terjadi kenaikan sesuai dengan kebijakan tarif baru listrik yaitu:

 Biaya Penyambungan tenaga listrik adalah seragam, sekalipun untuk penyambungan itu di perlukan perluasan jaringan atau pembangunan gardu. Besarnya biaya, daya tersambung di kalikan dengan harga satuan biaya penyambungan tenaga listrik sesuai daya sambung terakhir.

 Uang Jaminan Langganan

 Kepada setiap pemohon tenaga listrik, baik itu penyambungan baru maupun penambahan daya akan di kenakan UJL, yang pada dasarnya adalah milik pelanggan.

Tagihan Bulanan Tenaga Listrik

Rekening listrik merupakan biaya yang wajib di bayar pelanggan setiap bulan, yang terdiri atas:


(36)

 Biaya Beban, yaitu biaya yang besarnya tetap, dihitung berdasarkan daya tersambung.

 Biaya Pemakaian, yaitu biaya pemakaian energi, besarnya di hitung berdasarkan jumlah pemakaian energi yang di ukur dalam kWh.

 Biaya kelebihan pemakaian kVARh, hal ini berlaku untuk pelanggan tertentu.

 PPj, yang di hitung berdasarkan peraturan daerah yang berlaku 3 – 10% dan di tagih melalui kompensasi.

Tagihan Yang Di tumpangkan Dalam Rekening Listrik

Retribusi Penerangan jalan umum besarnya di tetapkan dengan Peraturan Daerah Tingkat II setempat berdasarkan golongan tarif atau berdasarkan pemakaian kWh atau di presentasekan dari biaya beban dan biaya pemakaian.

Untuk kepraktisan pemungutan retribusi tersebut, pemerintah daerah meminta bantuan PLN untuk menagihnya dan di tumpangkan ke dalan rekening listrik. Selanjutnya setiap bulan PT.PLN (Persero) menyetorkan ke kas Pemda setempat sebagai Pendapatan Asli Daerah.

2.4 Proses Menjadi Pelanggan

Masyarakat yang membutuhkan tenaga listrik, harus mengajukan permintaan tenaga listrik ke PLN, yaitu sebagai permintaan penyambungan tenaga listrik baru.


(37)

Untuk mendapatkan penyambungan baru, calon pelanggan harus memenuhi persyaratan, yaitu :

a. Persyaratan Administrasi:

- Syarat Pengajuan permintaan (KTP, Sket gambar lokasi bangunan).

- Syarat membayar biaya penyambungan dan biaya lain yang berkaitan dengan permintaan tenaga listrik.

b. Persyaratan Teknik:

Pada bangunan yang akan di beriakan sambungan tenaga listrik harus di pasang instalasi listrik yang sesuai dengan tenaga listrik yang di minta, dan instalasi listrik tersebut harus di pasang oleh instalatir yang sudah terdaftar di PLN. Instalasi listrik tersebut harus mendapatkan jaminan dari pihak instalatir yang memasangnya.

Masyarakat yang telah mendapatkan sambungan listrik baru dari PLN, semua data sehubungan dengan sambungan listriknya di catat oleh PLN dalam formulir TUL I, 11 Perbahan Data Pelanggan (PDL).

Jadi, menjadi pelanggan PLN secara resmi, apabila :

1. Sambungan listriknya terdaftar di PLN dengan yang bersangkutan di beri nomor Pelanggan. Nomor pelanggan ini merupakan identitas pelanggan.


(38)

 Data Administrasi (Nama, Alamat, Daya dan Taruf Listrik, Nomor Kwitansi BP dan UJL dan nilai rupiahnya)

 Data Teknik (Letak APP, Tanggal, Merk, Tahun APP dipasang, Stand Meter Pertama, Nomor Gardu, Nomor Tiang, Letak Sambungan Listrik, Fasa dan lain-lain). Kesemua data ini di sebut Data Induk Pelanggan, yang di singkat DIL.

2.5 Proses Berhenti Sebagai Pelanggan Atas Dasar Permintaan pelanggan

Berhenti sebagai pelanggan atas permintaan pelanggan adalah bahwa pelanggan yang bersangkutan ( Nama pelanggan yang tertera dalam rekening listrik ) mengajukan permintaan berhenti sebagai pelanggan atau dengan surat kuasa pabila yang mengajukan permintaan bukan pelanggan yang bersangkutan.

KEWAJIBAN PELANGGAN :

 Pelanggan harus mengajukan permintaan kepada PLN.

 Pelanggan harus membayar biaya mutasi, menerima kembali UJL dan membayar tunggakan rekening listrik (apabila ada).

 Surat perjanjian jual beli listrik di batalkan. KEWAJIBAN PLN :

 PLN membongkar sambungan listrik di bangunan pelanggan.  Data-data pelanggan di mutasikan keluar dari DIL


(39)

2.6 Proses Pembuatan Rekening Listrik

Proses rekening listrik, terdapat 4 (empat ) tahapan, yaitu :

 Proses pembacaan meter sampai dengan perhitungan pemakaian kWh  Proses Perhitungan Rekening Listrik.

 Proses Pencetakan Rekening Listrik.  Penagihan Rekening Listrik

Pola Proses rekening listrik di PLN adalah Pelanggan di beri kesempatan memakai tenaga listrik lebih dahulu sebulan kemudian di catat kWh nya, di hitung rekeningnya, di cetak rekeningnya pada bulan ke 2, dan pada bulan ke 3 rekeningnya baru di tagihkan kepada pelanggan.

Pembuatan rekening listrik pada umumnya sudah tidak lagi menggunakan cara manual. Semuanya sudah menggunakan sistem komputer, dengan menggunakan sumber data :

1. Data Induk Pelanggan (DIL) 2. Daftar Pembacaan Meter (DPM) 3. Daftar Pemakaian kWh (DPK) 4. Tarif Dasar Tenaga Listrik (TDL)


(40)

Cara menghitung rekening listrik :

Rekening listrik, berisikan jumlah tagihan atas pemakaian tenaga listrik dalam periode 1 (satu ) bulan.

Unsur dalam rekening listrik :

1. Biaya Beban, rumusnya : Daya ( VA ) x Tarif Biaya Beban 1000

2. Biaya Pemakaian, rumusnya :

a. Pelanggan Tarif Tunggal (Angka kedudukan akhir-angka kedudukan lalu) x Factor meter x tarif biaya pemakaian( Rp/kWh)

b. Pelanggan Tarif Ganda :

LWBP : ( Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor meter x Tarif Pemakaian (Rp/kWh) Luar waktu beban Puncak (LWBP)

WBP: (Angka kedudukan akhir – angka kedudukan lalu) x Factor meter x Tarif Biaya Pemakaian (Rp / kWh) WBP.

c. Restibusi / Pajak Penerangan Jalan, Tarif PPj ini di tetapkan sesuai ketentuan PEMDA setempat.


(41)

2.7 Riset Terdahulu

Dalam penelitian sebelumnya oleh Melda Megawati Siahaan (2001), hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa ”pendapatan konsumen merupakan faktor yang paling mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga”

2.8 Kerangka Konseptual

Pada penulisan skripsi ini, penulis menjelaskan variabel – variabel yang saling mempengaruhi dalam bentuk kerangka konseptual.

Dalam konsep ini permintaan kWh listrik rumah tangga merupakan variabel Y yang di sebut sebagai variabel dependent atau variabel terikat. Pendapatan konsumen sebagai variabel X1, Jumlah titik lampu sebagai variabel X2, Jumlah alat yang

menggunakan listrik sebagai variabel X3, Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki

sebagai variabel X4, yang ke empat variabel ini (X1,X2,X3,X4) merupakan variabel

independent atau variabel bebas.

Dimana variabel independent atau variabel bebas (X1,X2,X3,X4)


(42)

Gambar 2.8 Kerangka Konseptual

Keterangan:

Bahwa dari kerangka konseptual ini, kita dapat melihat dan mengetahui bahwa variabel independent ( X1,X2,X3,X4)mempengaruhi faktor dependent (Y).

Pendapatan Konsumen

Jumlah Titik Lampu

Permintaan

kWh Listrik

rumah tangga

Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik

Jumlah

ruangan/kamar yang dimiliki


(43)

2.9 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari permasalahan yang kebenarannya harus di uji. Berdasarkan rumusan masalah di atas maka hipotesa yang di buat oleh penulis adalah:

1. Pendapatan konsumen merupakan faktor dominan yang mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga.

2. Jumlah titik lampu berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.

3. Jumlah alat yang menggunakan listrik berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.

4. Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki berpengaruh positif terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga.


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode Penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan di lakukan dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan dan menguji hipotesa penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode sebagai berikut:

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas.

3.2 Responden

Yang menjadi responden adalah konsumen rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas.

3.3 Jenis dan sumber data

a. Data Primer, diperoleh dari wawancara langsung kepada reponden/konsumen rumah tangga pengguna listrik Tarif R1/Daya 450VA, 900VA, 1300VA, 2200VA melalui daftar pertanyaan atau kuesioner yang di sediakan.


(45)

b. Data Sekunder, merupakan data tambahan yang menjadi data pendukung data primer. Diperoleh dari pihak berwenang PT.PLN (Persero) cabang Medan, juga dari bulletin, informasi ,buku, majalah, yang berkaitan dengan penelitian.

3.4 Penentuan Populasi dan Sampel a. Populasi

Menurut Sugiyono (2003:78), Populasi adalah “Wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan di tetapkan kesimpulannya.”

Berdasarkan pendapat di atas, yang menjadi populasi penelitian ini ádalah keseluruhan konsumen pengguna jasa listrik yang berjumlah 189 rumah tangga selama tahun 2007.

b. Sampel

Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Proportionate Stratified Random sampling, dengan mempergunakan rumus Taro

Yamane yang di kutip Rakhmad Jalaluddin (2002 : 82 ), yaitu: N

n = Nd² + 1

Keterangan:


(46)

d = Presisi (10%) maka:

n = 189 189 (0,1)² + 1 n = 189

28,9

n = 65,39 di bulatkan menjadi 65

Dalam penelitian ini peneliti mengambil sampel sebanyak 65 orang yang di tetapkan sebagai responden, yaitu konsumen rumah tangga yang bertempat tinggal di Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas yang menggunakan daya 450 VA, 900VA, 1300VA, 2200VA tarif R1.

3.5 Pengolahan Data

Penulis menggunakan program computer Eviews 4.1 untuk mengolah data dalam penulisan skripsi ini.

3.6 Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan adalah model ekonometrika, sedangkan metode yang dipakai adalah metode OLS (Ordinary of Least Squares) atau Metode Kuadrat Terkecil Biasa.


(47)

Pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah ruangan/kamar yang dimiliki sebagai variabel-variabel independen yang mempengaruhi permintaan kWh listrik rumah tangga sebagai variabel dependen dapat dinyatakan dalam fungsi sebagai berikut:

Y = f ( X1,X2,X3,X4 )

Dengan spesifikasi model ekonometrika sebagai berikut : Y = α + β1X1 + β2X2 + β3 X3+β4X4 +μ

Dimana:

Y = Permintaan kWh listrik rumah tangga, dilihat dari besarnya daya yang di minta (VA)

α = Intercept

X1 = Pendapatan konsumen per bulan (Rp)

X2 = Jumlah titik lampu (titik)

X3 = Jumlah alat yang mengggunakan listrik (unit)

X4 = Jumlah ruangan/kamar yang di miliki (unit)

β1, β2, β3,β4 = Koefisien Regresi

µ = Kesalahan Pengganggu/Error Term


(48)

1.

1

X 

Y

> 0, artinya: jika X1 (pendapatan konsumen) meningkat, maka (permintaan

kWh Listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan, cateris paribus.

2.

2 X

Y

 > 0, artinya: jika X2 (Jumlah Titik Lampu) meningkat, maka Y

(permintaan kWh Listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan,

cateris paribus.

3.

3 X

Y

 > 0, artinya: jika X3 (Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik), maka Y

(permintaan kWh Listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan,

cateris paribus.

4.

4 X

Y

 > 0, artinya jika X (Jumlah ruangan/kamar yang dimiliki), maka Y (Permintaan kWh Listrik rumah tangga) akan mengalami kenaikan,

ceteris paribus

3.8 Test of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian) 3.8.1 Koefisien Determinasi (R-Square)

Koefisien determinasi ini dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variabel independen memberi penjelasan terhadap variabel dependen.


(49)

3.8.2 Uji F-Statistik (Uji Keseluruhan)

Uji F-Statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:

H0 : b1=b2=bn ... bn = 0 (tidak ada pengaruh)

Ha : b1≠0 ... bi = 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai hitung dengan F-tabel. Jika F-hitung > F-tabel, maka H0 ditolak yang berarti variabel independen

secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen. Nilai F-hitung dapat dipeoleh dengan rumus:

k) -)/(n R -(1 b) -/(bi R hitung -F 2 2  Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

k = Jumlah variabel independen ditambah intercept dari suatu model persamaan n = Jumlah sampel

Dengan kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan (1-α) 100% sebagai berikut: H0 diterima, jika F-hitung < F - tabel


(50)

3.8.3 Uji t-Statistik (Uji Parsial)

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regeresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini digunakan hipotesis sebagai berikut:

H0 : bi = b

Ha : b i≠ b

Dimana bi adalah koefisien variabel independen ke-i nilai parameter hipotesis,

biasanya b dianggap sama dengan 0. Artinya tidak ada penagruh variabel Xi terhadap

Y. Bila nilai t-hitung > t-tabel maka pada tingkat kepercayaan tertentu H0 ditolak. Hal

ini berarti bahwa variabel independen yang diuji berpengaruh secara nyata (signifikan) terhadap variabel dependen. Nilai t-hitung diperoleh dengan rumus:

Sbi b) -(bi hitung

-t 

Dimana:

bi = koefisien variabel ke-i

b = nilai hipotesis nol


(51)

3.9 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik 3.9.1 Multikolinearity

Multikolinearity adalah alat untuk mengetahui suatu kondisi, apakah tedapat korelasi variabel independen diantara satu sama lainnya. Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearity dapat dilihat dari nilai R-Square, F-hitung, t-hitung dan standart error.

Ciri khas multikolinearity ditandai dengan: 1. R2 nya tinggi

2. Standart errornya tidak terhingga

3. Terjadi perubahan tanda atau tidak sesuai dengan teori

4. Tidak ada satupun t-statistik yang signifikan pada α = 5%, α = 10%, α = 1%

3.9.2 Serial Correlation/Auto Correlation

Auto korelasi terjadi bila error term (µ) dari periode waktu yang berbeda berkorelasi. Dikatakan bahwa Error Term berkorelasi atau mengalami korelasi serial apabila:

Variabel (ei,ej) ≠ 0, untuk i ≠ j, dalam hal ini dapat dikatakan memilki masalah

auto korelasi. Adapun cara yang digunakan untuk mengetahui keberadaan auto korelasi yaitu:

Dengan Durbin-Watson (D-W Test)

 (e -e ) hitung

-D

2 1 -t t


(52)

Dengan hipotesis sebagai berikut:

H0 = ρ = 0, artinya tidak ada auto korelasi

Ha = ρ≠ 0, artinya ada auto korelasi

Dengan jumlah sampel tertentu dan jumlah variabel independen tertentu diperoleh nilai kritis dl dan du dalam tabel distribusi Durbin-Watson untuk berbagai nilai α.

Hipotesis yang digunakan adalah:

Dimana:

H0 : tidak ada autokorelasi

dw < dl : tolak H0 (ada korelasi positif)

dw > 4-dl : tolak H0 (ada korelasi negatif)

du < dw < 4-du : terima H0 (tidak ada auto krelasi)

dl ≤ dw ≤ du : pengujian tidak dapat disimpulkan (inconclusive) (4-du) ≤ dw ≤ (4-dl) : pengujian tidak dapat disimpulkan (inconclusive)


(53)

3.9.3 Heterokedastisitas

Heterokedastisitas ialah suatu keadaan dimana varian dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua nilai variabel bebas, yaitu E (Xi, µi) ≠ 0,

sehingga E (µi)2≠σ2.

Ini merupakan pelanggaran salah satu asumsi tentang model regresi linear berdasarkan metode kuadrat terkecil. Di dalam regresi, biasanya kita berasumsi bahwa E (µi)2 = σ2, untuk semua µi, artinya untuk semua kesalahan pengganggu,

variannya sama. Pada umumnya terjadi di dalam analisis data cross section, yaitu data yang menggambarkan keadaan pada suatu waktu tertentu, misalnya data hasil suatu survei.

Pengujian untuk mendeteksi heteroskedastisitas dilakukan dengan cara: Uji Formal yaitu Uji White (White’s General Heteroscedasticity Test)

Uji White dimulai pengujiannya dengan membentuk model: Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µi

Kemudian, persamaan diatas dimodifikasi dengan membentuk regresi bantuan (auxiliary regression) sehingga model menjadi:

µi2 = α0 + α1X1 + α2X2 + α3X3 + α4X12 + α5X22 + α6X32 + α7X1X2X3 + υ1

Pedomannya adalah bahwa tidak terdapat masalah heterokedastisitas dalam hasil estimasi, jika nilai R2 hasil regresi dikalikan dengan jumlah data atau (n.R2 = χ2 hitung) lebih kecil dibandingkan χ2 tabel. Sementara, akan terdapat masalah heterokedastisitas apabila hasil estimasi menunjukkan bahwa χ2 hitung lebih besar


(54)

3.10 Definisi Operasional

1. Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga adalah permintaan konsumen terhadap kWh listrik tangga dilihat dari besarnya daya yang di minta oleh konsumen, khususnya daya 450, 900, 1300, 2200 (VA).

2. Pendapatan Konsumen adalah pendapatan bersih yang diperoleh konsumen setiap bulan (rupiah/bulan).

3. Jumlah Titik Lampu adalah jumlah unit lampu yang tersedia di dalam satu rumah tangga pengguna tenaga listrik (titik).

4. Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik adalah banyaknya alat yang menggunakan listrik yang dipakai dalam satu rumah tangga pengguna tenaga listrik (unit).

5. Jumlah Ruangan/kamar yang di miliki adalah banyaknya ruangan/kamar yang di miliki konsumen yang dipakai dalam satu rumah tangga pengguna tenaga listrik ( unit)


(55)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Cabang Medan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

Sejarah listrik di Sumatera Utara bukanlah hal baru. Kalau listrik mulai ada di wilayah Indonesia tahun 1893 di daerah Batavia (Sekarang Jakarta), maka 30 tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya di bangun di tanah pertapakan Kantor PLN Cabang Medan yang sekarang di Jl. Listrik No. 2 Medan, di bangun oleh NV NIGEM/OGEM Perusahaan Swasta Belanda. Kemdian menyusul pembangunan kelistrikan di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan (1924), Tebing Tinggi (1927), Sibolga (NV ANIWM) Berastagi dan Tarutung (1929), Tanjung Balai tahun 1931 (milik Gementee-Kotapraja), Labuhan Bilik (1936) dan Tanjung Tiram (1937).

Masa penjajahan Jepang, Jepang hanya mengambil alih pengelolaan Perusahaan listrik milik swasta Belanda tanpa mengadakn penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah kerjanya di bagi menjadi Perusahaan listrik Sumatera Utara, Perusahaan listrik Jawa dan seterusnya sesuai struktur organisasi pemerinthan tentera Jepang waktu itu.

Setelah proklamasi kemerdekaan RI 17 Agustus 1945, di kumandangkanlah Kesatuan Aksi Karyawan Perusahaan listrik di seluruh penjuru tanah air untuk


(56)

mengambil alih Perusahaan listrik bekas nilik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang. Perusahaan Listrik yang sudah ambil alih itu di serahkan kepada pemerintah RI dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Untuk mengenang peristiwa ambil alih itu, maka dengan penetapan Pemerintah No. 1 SD/ 45 ditetapkan tanggal 27 Oktober sebagai Hari Listrik. Sejarah memang membuktikan kemudian bahwa dalam suasana yang semakin memburuk dalam hubungan Indonesia Belanda, tanggal 3 Oktober 1953 keluar Surat Keputusan Presiden No. 163 yang memuat ketentuan Nasionalisasi Perusahaan Listrik milik swasta Belanda sebagai bagian dari perwujudan pasal 33 ayat (2) UUD 1945.

Setelah aksi ambil alih itu, sejak tahun 1955 di Medan berdiri Perusahaan Listrik Negara Distribusi Cabang Sumatera Utara ( Sumatera Timur dan Tapanuli ) yang mula – mula di kepalai R. Sukarno ( merangkap Kepala di Aceh), tahun 1959 di kepalai oleh Ahmad Syaefullah. Setelah BPU PLN berdiri dengan SK Mentri PUT No. 16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, maka organisasi kelistrikan di rubah. Sumatera Utara, Aceh, Sumbar, dan Riau menjadi PLN Eksploitasi I.

Tahun 1965, BPU PLN di bubarkan dengan peraturan Mentri PU No. 9/ PRT/64 dan dengan Peraturan Mentir No. 1/PRT/65 di tetapkan pembagian daerah kerja menjadi 15 Kesatuan Daerah Eksploitasi I. Sumatera Utara tetap menjadi Eksploitasi I.


(57)

Eksploitasi I menjadi Eksploitasi II

Sebagai tindak lanjut dari pembentukan PLN Eksploitasi I Sumatera Utara tersebut, maka dengan keputusan Direksi PLN No. Kpts 009/DIRPLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi I dibagi mnjadi empat cabang dan satu sektor, yaitu Cabang Medan, Binjai, Sibolga, Cabang P.Siantar ( berkedudukan di Tebing Tinggi). PP No.18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak, wewenang dan tanggungjawab membangkitkan, menyalurkan dan mendistribusikan tenaga listrik keseluruh Wilayah Negara RI. Dalam SK Mentri tersebut PLN Eksploitasi I Sumatera Utara di rubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumatera Utara.

Eksploitasi II menjadi Wilayah II

Kemudian menyusul Peraturan Mentri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi menjadi PLN Wilayah. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatera Utara.

Dari PERUM menjadi PERSERO

Dengan keluarnya Peraturan Pemerintah No. 23/1994 tanggal 16 Juni 1994 maka di tetapkan status PLN sebagai PERSERO. Adapun yang membelakangi perubahan status tersebut adalah untuk mengantisipasi kebutuhan listrik yang terus meningkat dewasa ini. Dimana di abad 21 ini PLN tidak dapat tidak, harus mampu


(58)

Internasional, dan harus mampu berswadaya tinggi, dengan manajemen yang berani transparan, terbuka, disentralisasi, profit centre dan cost centre.

Perkembangan kelistrikan di Sumatera Utara terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang begitu pesat, hal ini di tandai dengan semakin bertambahnya jumlah pelanggan, perkembangan fasilitas kelistrikan, kemampuan pasokan listrik dan indikasi pertumbuhan lainnya. Untuk mengantisipasi pertumbuhan dan perkembangan kelistrikan Sumatera Utara di masa-masa mendatang serta sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan jasa kelistrikan, maka berdasarkan Surat Keputusan No. 078.K/023/DIR/1996 Tanggal 9 Agustus 1996 dibentuk organisasi baru di bidang jasa pelayanan kelistrikan yaitu PT PLN (PERSERO) Pembangkitan dan Penyaluran Sumatera Bagian Utara. Dengan pembentukan organisasi baru PLN Pembangkitan dan penyaluran Sumatera Utara yang terpisah dari PLN Wilayah II, maka fungsi- fungsi Pembangkitan dan Penyaluran yang sebelumnya di kelola PLN Wilayah II berpindah tanggungjawab pengelolaannya ke PLN Pembangkitan dan Penyaluran Sumbagut. Sementara itu, PLN Wilayah II berkonsentrasi pada distribusi dan penjualan tenaga listrik.

Setelah berkali – kali mengalami perubahan daerah eksploitasi, dengan surat Kep. Mentri PUTL No. 013/ PRT/ 1975 ditetapkan menjadi PLN Wilayah II sekarang membawahkan unit pelaksana :

a. PLN Sektor Glugur dan Sektor Belawan memproduksi Tenaga Listrik.

b. PLN unit Pengatur Beban Sistem SUMUT , mengatur beban pembangkit/ penyaluran Tenaga Listrik.


(59)

c. PLN Cabang Medan, Binjai, Pematang Siantar dan Sibolga, melaksanakan pendistribusian Tenaga Listrik.

PLN Cabang Medan membawahkan PLN Ranting, Sub Ranting, Kantor Jaga, meliputi 40 Ranting, 44 Sub Ranting, dan 51 Kantor Jaga, tersebar di seluruh Sumatera Utara.

Selain PLN Wilayah II dengan tugas pokok perencanaan jangka panjang operasi pemeliharan jaringan distribusi di Sumatera Utara masih ada 2 unit kerja PLN yang menyelenggarakan kelistrikan yaitu

a. PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumut, Tugas pokok membangun proyek berskala besar yaitu pusat listrik, gardu induk, dan jaringan transmisi. b. PLN Udiklat Tuntungan, tugas pokok mengelola pelatihan pendidikan tenaga

kerja PLN dan non PLN seperti teknisi Instalasi anggota AKLI atau KUD.

4.2 Visi, Misi, Strategi Perusahaan Visi Perusahaan

 Menciptakan perusahaan yang modern, efisien, mandiri yang berorientasi kepada kepuasan pelanggan ( costumer satisfaction ) dan perubahan ( change orientied)

Misi Perusahaan


(60)

dengan harga yang terjangkau masyarakat serta sekaligus mencari keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

 Melakukan fungsi sosial sebagai printis pembangunan (agent of development) terutama untuk daerah tertinggal.

Untuk mencapai Misi perusahaan tersebut perlu di susun strategis perusahaan yang sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

Strategi PT.PLN (Persero)

Diuraikan menjadi 7 (tujuh) sasaran pokok yaitu:  Peningkatan pelayanan (Costumer Service)  Peningkatan mutu dan keandalan

 Peningkatan Efisiensi  Pemasaran yang agresif

 Peningkatan Sumber Daya Manusia

 Peningkatan Manejemen Informasi System Dan Komputerisasi  Peningkatan Kegiatan Hubungan Masyarakat

4.3 Susunan Organisasi Perusahaan

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tersebut di atas, maka Susunan Organisasi Unit Pelaksana Cabang terdirin atas:


(61)

Manajer

Mengelola dan melaksanakan kegiatan penjualan tenaga listrik, pelayanan pelanggan, pengoperasian dan pemeliharan jaringan distribusi tenaga listrik di wilayah kerjanya secara efisien sesui tata kelola perusahan yang baik berdasarkan kebijakan Kantor Induk untuk menghasilkan pendapatan perusahaan yang di dukung dengan pelayanan, tingkat mutu dan keandalan pasokan yang baik untukmemenuhi kebutuhan pelanggan, serta melakukan pembinan dan pemberdayaan unit asuhan di bawahnya.

1. Bagian Distribusi

Bagian Distribusi mempunyai tugas:

a. Merencanakan pengembangan sistem pendistribusian tenaga listrik untuk meningkatkan mutu dan keandalan pendistribusian tenaga listrik.

b. Merencanakan pengoperasian dan pemeliharaan jaringan distribusi tenaga listrik.

c. Merencanakan dan melaksanakan pembangunan sarana pendistribusian tenaga listrik dan bangunan sipil.

d. Merencanakan kebutuhan material untuk pengoperasian dan pemeliharaan sarana pendistribusian tenaga listrik.


(62)

a Melaksanakan kegiatan pengawasan dan pemeriksaan gardu serta jaringan distribusi tenaga listrik.

b. Melaksanakan kegiatan pengaturan operasional sistem pendistribusian tenaga listrik.

c. Melaksanakan pelayanan/penanggulangan jaringan tegangan rendah, gardu distribusi, alat pembatas dan pengukur (APP) rangkaian ke pelanggan.

d. Melaksanakan penyusunan sasaran opersai pemeriksaan APP pelanggan.

1.2 Sub. Bagian Pemeliharan Distribusi

Seksi pemeliharaan distribusi mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pengawasan pemeliharan saran pendistribusian tenaga listrik. b. Melaksanakan penerangan alat pembatas dan pengukur (APP) rangkian

jaringan sambungan untuk pelanggan.

c. Melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan jaringan tegangan menengah, jaringan teganagan rendah, sambungan rumah dan APP-nya.

d. Melaksanakan pemasangan dan pembongkaran sambungan rumah dan APP- nya.

2. Bagian Pemasaran

Bagian Pemasaran mempunyai tugas yaitu :

a. Melakukan penyusunan rencana penjualan tenaga listrik dan langkah pencapaiannya.


(63)

b. Melaksanakan penyuluhan dan pemberian informasi tentang ketenagalistrikan dan prosedur pelayanan kepada calon pelanggan/ pelanggan/ masyarakat. c. Melaksanakan pembinaan forum komunikasi dengan pelanggan tenaga listrik

di wilayah kerjanya.

d. Merencanakan pengembangan dan pembinaan sarana pembayaran rekening listrik ( Payment Point)

3. Bagian Komersial

Bagian Komersial mempunyai Fungsi :

a. Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pada bagian komersil

b. Mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pelyanan pelanggan sesuai kebijakan manajemen.

c. Menyusun RAO/UAI bagian Komersial secara berkala.

d. Mengkaji laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pelayanan pelnggan untuk mengetahui hambatan-hambatan dan usaha mencari penyelesaiannya.

3.1. Sub Bagian Pembacaan Meter

Sub Bagian pembacaan Meter mempunyai tugas :

a. Mempelajari prosedur dan pedoman pembacaan stand kWh meter.


(64)

c. Melakukan pengawasan terhadap hasil pembacaan meter yng di lakukan oleh pihak Out Sourching dengan melakukan uji petik.

d. Mencatat adanya kelainan atas hasil baca stand meter dan melakukan kajian sebagai laporan kepada manajemen.

3.2 Sub Bagian Tata Usaha Langganan

Sub Bagian Tata Usaha Langganan mempunyai tugas : a. Melakukan inventrisasi piutang listrik.

b. Memberikan informasi tentang BP dan ujl lepada calon pelanggan.

c. Mengelola data pelanggan meliputi jumlah, jenis tarif, dan penggolongan rekening listrik.

d. Melaksanakan penjualan rekening listrik berdasarkan rekening yang tercetak.

3.3 Sub Bagian Sistem Informasi

Sub Bagian Sistem Informasi mempunyai tugas : a. Membuat program aplikasi untuk kebutuhan user.

b. Memelihara sistem aplikasi yang telah di operasikan oleh user.

c. Mengembangkan sistem aplikasi dalam rangka peningkatan pelayanan pelanggan.


(65)

4. Bagian Keuangan

Bagian Keuangan mempunyai tugas :

a. Mengkoordinir pelaksanan tugas-tugas di lingkungan bagian keuangan mengendalikan kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan sesuai kebijakan manajemen.

b. Mengkoordinir usulan RAO/UAI sesuai kebutuhan unit pelaksana asuhannya. c. Menyusun laporan-laporan yang berkaitan dengan kegiatan pengelolan

keuangan.

4.1 Sub Bagian Pengendalian Anggaran dan Keuangan Sub Bagian Pengendalian Anggaran dan Keuangan yaitu : a. Menyiapkan rencana kerja dan anggarannya

b. Mengelola pelaksanaan alur kas c. Mengusulkan permintaan AT

d. Memonitor proses dropping atas AT yang telah terbit e. Mengevaluasi kelengkapan administrasi berkas tagihan f. Membuat pelaporan pajak

4.2 Sub Bagian Pendapatan

Supervisor Pendapatan mempunyai tugas :


(66)

c. Mengevaluasi hasil penerimaan BP dan UJL

d. Mengevaluasi pelaksanan transfer otomtis bank Receipt e. Melakukan rekonsiliasi Bank Penerimaan

4.3 Sub Bagian Akuntansi

Sub Bagian akuntansi mempunyai tugas :

a. Melaksanakan pencatatan aktiva tetap dan PDP / material PDP

b. Melakukan rekonsiliasi piutang listrik, penjualan dn piutang dan piutang ragu-ragu

c. Membuat laporan keuangan bulanan. Triwulan, semester dan tahunan d. Melaksanakan penyajian data yang terkait dengan penyusunan RKAP e. Dan realisasi kinerja

5. Bagian SDM dan Administrasi

Bagian SDM dan Administrasi mempunyai fungsi :

a. Merencanakan kajian dan pengembangan organisasi dalam rangka usulan perubahan struktur organisasi

b. Melaksanakan tata usaha penggajian dan pengupahan c. Melaksanakan pembinaan kesejahteran pegawai d. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia


(67)

5.1 Sub Bagian Sumber Daya Manusia Sub bagian Sumber Daya manusia yaitu:

a. Merencanakan kegiatan pengembngan SDM melaksanakan rencana kebutuhan diklat pegawai

b. Merencanakan kegiatan tata usaha penggajian dan pengupahan sumberdaya manusia

c. Mengelola kesesuaian peraturan internal dengan ketentuan ketengakerjan d. Memproses administrasi mutasi pegawai

5.2 Sub Bagian Sekretariat

Sub Bagian Sekretariat mempunyai tugas: a. Menyusun rencana kebutuhan sarna kerja

b. Melaksanakan kegiatan tata usaha kesekretariatan

c. Melaksanakan kegiatan rumah tangga satuan organisasi terkait d. Melaksankan kegiatan pengamanan lingkungan kerja

5.3 Sub Bagian Perbekalan

Sub Bagian Perbekalan Mempunyai tugas:

a. Melaksanakan tata usaha perbekalan baik untuk material konstruksi, operasi dan pemeliharan sarana pendistribusian tenaga listrik maupun alat tulis kantor. b. Melaksanakan penyimpanan barang dan pengamannnya


(68)

4.4 Analisis Hasil Penelitian 4.4.1 Karakteristik Responden

Penulis melakukan survey ke lapangan untuk memperoleh berbagai informasi. Dari hasil survey tersebut penulis mendapatkan berbagai macam ciri-ciri responden, pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, jumlah ruangan/kamar yang di miliki dengan jumlah responden sebanyak 65 orang.

a. Tingkat Jumlah Pendapatan

Yang merupakan jumlah pendapatan disini adalah segala sesuatu bentuk penghasilan yang didapat oleh konsumen baik itu dari gaji pokok dan juga diluar gaji pokok. Jumlah pendapatan konsumen didominasi berkisar antara Rp 2.100.000-5.000.000. Pendapatan yang diterima konsumen berbeda sesuai jenis dan tingkat pekerjaannya, ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.1

Pendapatan Konsumen

Pendapatan (Rp/Bulan) Jumlah/Orang Persentase

1.500.000 – 5.000.000 29 44,61

5.100.000 – 8.500.0000 22 33,84

8.600.000 – 9.600.000 3 4,63

9.700.000 – 21.000.000 11 16,92

Jumlah 65 100


(69)

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa persentase jumlah pendapatan konsumen didominasi besaran 1.500.000-5.000.000 rupiah per bulan yaitu sebesar 44.61%, dan diikuti pendapatan pada besaran-besaran lainnya. Pada besaran tertinggi 9.700.000-21.000.000 rupiah per bulan dimiliki oleh 11 orang.

b. Jumlah Titik Lampu

Jumlah titik lampu di mulai dari konsumen rumah tangga yang mempunyai titik lampu berjumlah 10-28 titik, kondisi ini dapat diketahui pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Jumlah titik lampu

Jumlah titik lampu Titik Persentase

10 – 15 33 50,77

16 – 20 16 24,62

21 – 25 15 23,07

26 – 28 1 1,54

Jumlah 65 100

Sumber : Hasil jawaban Kuesioner, 2008

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase jumlah titik lampu 10 – 15 titik sebesar 50, 77% diikuti 16-20 titik sebesar 24,61%, 21-25 titik sebesar 23,07% dan 26-28 titik sebesar 1,54%


(70)

c. Jumlah Alat yang menggunakan listrik

Indikator pada jumlah alat yang menggunakan listrik (unit) ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik Jumlah Alat Yang

Menggunakan Listrik

Unit Persentase

5 - 6 1 1,54

7 - 8 4 6,15

9 - 11 60 92,31

Jumlah 65 100

Sumber : Hasil jawaban Kuesioner, 2008

Dimana dari data yang didapat diperoleh bahwa jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik didominasi pada besaran 5 - 6 unit hingga 9 – 11 unit di mana yang paling banyak adalah 9 – 11 unit hingga mencapai 92,31 %.

d. Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki

Indikator pada jumlah ruangan/kamar yang dimiliki (unit) ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4.4


(71)

Ruangan/Kamar Yang Dimiliki

Unit Persentase

3 – 4 34 52,30

5 – 6 22 33,85

7 – 9 9 13,85

Jumlah 65 100

Sumber : Hasil jawaban Kuesioner, 2008

Dimana dari data yang didapat diperoleh bahwa jumlah ruangan/kamar yang di miliki didominasi pada besaran 3 - 4 unit hingga 7 – 9 unit di mana yang paling banyak adalah 3 – 4 unit hingga mencapai 52,30 %.

4.5 Hasil Penelitian

Analisa regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan persamaan antar variabel. Untuk menganalisis permintaan kWh listrik Rumah Tangga Tarif R1, Kelurahan Siti Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, di kota Medan, digunakan analisa regresi linear berganda, dimana variabel terikat (dependent

variable) adalah permintaan kWh listrik rumah tangga, sedangkan variabel bebas

(independent variable) adalah pendapatan konsumen, jumlah titik lampu, jumlah alat yang menggunakan listrik, dan jumlah ruangan/kamar yang di miliki.

Model persamaan estimasi adalah sebagai berikut :


(72)

LY = Permintaan kWh listrik rumah tangga, dilihat dari besarnya daya yang di minta (VA)

α = Intercept

LX1 = Pendapatan konsumen per bulan (Rp)

LX2 = Jumlah titik lampu (titik)

LX3 = Jumlah alat yang mengggunakan listrik (unit)

LX4 = Jumlah ruangan/kamar yang di miliki (unit)

β1, β2, β3,β4 = Koefisien Regresi

µ = Kesalahan Pengganggu/Error Term

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dalam persamaan maka hasilnya adalah sebagai berikut:

Dependent Variable: LY Method: Least Squares Date: 07/27/08 Time: 19:16 Sample: 1 65

Included observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.999577 1.050977 -2.854083 0.0059

LX1 0.610643 0.096436 6.332107 0.0000

LX2 0.005442 0.283981 0.019165 0.9848

LX3 0.312067 0.145146 2.150016 0.0356

LX4 -0.269534 0.153913 -1.751207 0.0850

R-squared 0.864518 Mean dependent var 6.918127 Adjusted R-squared 0.855485 S.D. dependent var 0.466894 S.E. of regression 0.177490 Akaike info criterion -0.546001 Sum squared resid 1.890163 Schwarz criterion -0.378740 Log likelihood 22.74503 F-statistic 95.71548 Durbin-Watson stat 1.230474 Prob(F-statistic) 0.000000 Sumber: Hasil Regresi Eviews 4.1


(73)

LY = -2.999577 + 0.610643 LX1 + 0.005442 LX2 + 0.312067 LX3 − 0.269534 LX4

4.6 Interpretasi Model

Berdasarkan hasil regresi linier berganda dengan menggunakan program Eviews 4.1 di atas, maka dapat dibentuk suatu model estimasi sebagai berikut :

LY = -2.999577 + 0.610643 LX1 + 0.005442 LX2 + 0.312067 LX3 − 0.269534 LX4 Maka dapat diinterpretasikan untuk setiap variabel-variabel bebas adalah sebagai berikut:

a. Variabel Tingkat Pendapatan Konsumen (LX1)

Variabel Tingkat Pendapatan Konsumen (LX1) mempunyai pengaruh positif

(+) terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar 0.610643, artinya apabila variabel tingkat pendapatan konsumen mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menaikkan permintaan kWh listrik rumah tangga sebesar 0,61%, ceteris paribus.

b. Variabel Jumlah Titik Lampu (LX2)

Variabel Jumlah Titik Lampu (LX2) mempunyai pengaruh positif (+) terhadap

permintaan kWh listrik rumah tangga, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar 0.005442, artinya apabila variabel jumlah titik lampu mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menaikkan permintaan kWh listrik rumah tangga sebesar 0.005442%,


(74)

c. Variabel Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX3)

Variabel Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX3) mempunyai pengaruh

positif (+) terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar 0.312067, artinya apabila variabel jumlah alat yang menggunakan listrik mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menaikkan permintaan kWh listrik rumah tangga sebesar 0.31%, ceteris paribus.

d. Variabel Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4)

Variabel Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4) mempunyai pengaruh

negatif (-) terhadap permintaan kWh listrik rumah tangga, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar −0.269534, artinya apabila variabel jumlah ruangan/kamar yang dimiliki mengalami kenaikan sebesar 1%, maka akan menurunkan permintaan kWh listrik rumah tangga sebesar 0,26%, ceteris paribus.

Hal ini bertentangan dengan hipotesa sebelumnya dimana jika variabel jumlah ruangan/kamar yang dimiliki mengalami kenaikan maka akan menaikkan permintaan tenaga listrik. Pengaruh negatif dari variabel ini terjadi karena tidak semua listrik di dalam ruangan/kamar di setiap rumah tangga itu selalu digunakan.

4.7 Uji Kesesuaian

4.7.1 Uji t-statistik (Uji Parsial)

Uji t-statistik merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan.


(75)

1. Variabel Pendapatan Konsumen (LX1) a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1≠ 0

b. dF = n-k-1 = 65-4-1 = 60 c. α = 1 %

d. t-tabel = 2.660

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel ( α = 1%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 1%)

f. t-hitung = 6.332107 (hasil olahan data) g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Tingkat Pendapatan Konsumen (LX1) berpengaruh nyata (signifikan) terhadap

variabel Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga (LY) pada tingkat kepercayaan 99% (α =1%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima


(76)

Gambar 4.1

Kurva Normalitas Uji t Variabel Pendapatan Konsumen

2. Variabel Jumlah Titik Lampu (LX2) a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1≠ 0

b. df = n-k-1 = 60-4-1 = 60 c. α = 10%

d. t-tabel = 1.671

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel ( α = 10%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel ( α = 10% )

f. t-hitung = 0.019165 (hasil olahan data) g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung < t-tabel, artinya H0

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Titik Lampu (LX2) berpengaruh tidak nyata (non signifikan) terhadap variabel

Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga (LY) pada tingkat kepercayaan 90% (α = 10%)


(77)

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima

-1.671 0 0.019165 +1.671 Gambar 4.2

Kurva Normalitas Uji t Variabel Jumlah Titik lampu

3. Variabel Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX3) a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H1 : b1≠ 0

b. df = n-k-1 = 65-4-1 = 60 c. α = 10%

d. t-tabel = 1.671

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel (α = 10%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 10%)

f. t-hitung = 2.150016 (hasil olahan data) g. Keputusan :

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX) berpengaruh secara nyata (signifikan)


(78)

terhadap variabel Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga (LY) pada tingkat kepercayaan 90% (α = 10%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima

-1.671 0 +1.671 2.150016 Gambar 4.3

Kurva Normalitas Uji t Variabel Alat yang Menggunakan Listrik

4. Variabel Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4) a. Hipotesa : H0 : b1 = 0

H0 : b1≠ 0

b. df = n-k-1 = 65-4-1 = 60 c. α = 10%

d. t-tabel = 1.671

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima apabila t-hitung > t-tabel (α = 10%)

b) H0 diterima apabila t-hitung < t-tabel (α = 10%)

f. t-hitung = -1.751207 (hasil olahan data) g. Keputusan :


(79)

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa t-hitung > t-tabel, artinya Ha

diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa variabel Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4) berpengaruh secara nyata (signifikan)

terhadap variabel Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga (LY) pada tingkat kepercayaan 90% ( α = 10%).

Ha diterima Ha diterima

H0 diterima

-1.751207 -1.671 0 +1.684 Gambar 4.4

Kurva Normalitas Uji t Variabel Ruangan/Kamar yang Dimiliki

4.7.2 Uji F-statistik (Uji Keseluruhan)

Uji F-Statistik berguna untuk pengujian signifikansi pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap nilai variabel dependen. Uji ini melihat seberapa besar pengaruh variabel X1 (Tingkat Pendapatan Konsumen), X2 (Jumlah

Titik Lampu), X3 (Jumlah Alat Yang Menggunakan Listrik), X4 (Jumlah

Ruangan/kamar yang di miliki) secara bersama-sama terhadap Y (Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga).

a. Hipotesa : H0 : β1 = β2 = 0


(80)

f2 = n-k = 65-4 = 61 c. α = 1 %

d. F-tabel = 4.13

e. Kriteria Pengambilan Keputusan :

a) Ha diterima, apabila F-hitung > F-tabel (α = 1%)

b) H0 diterima, apabila F-hitung < F-tabel (α = 1%)

f. F-hitung = 95.71548 (hasil olahan data) g. Keputusan :

F-hitung > F-tabel, artinya Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan

bahwa secara bersama-sama Tingkat Pendapatan Konsumen, Tingkat Jumlah Titik Lampu, Tingkat Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik dan Tingkat Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki berpengaruh nyata (signifikan) terhadap Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga pada tingkat kepercayaan 99% (α = 1%)

0 4.13 95.71548 Gambar 4.5 Kurva Uji F-Statistik

H0 diterima


(1)

Hasil Regresi Variabel Tingkat Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX3) terhadap Tingkat Pendapatan Konsumen (LX1 ), Tingkat Jumlah Titik Lampu

(LX2) dan Tingkat Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4)

Dependent Variable: LX3 Method: Least Squares Date: 08/04/08 Time: 21:42 Sample: 1 65

Included observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.329521 0.823266 -4.044284 0.0001

LX1 0.234118 0.079612 2.940726 0.0046

LX2 0.847713 0.225771 3.754739 0.0004

LX4 -0.023167 0.135738 -0.170673 0.8650

R-squared 0.862813 Mean dependent var 2.612855 Adjusted R-squared 0.856066 S.D. dependent var 0.412688 S.E. of regression 0.156568 Akaike info criterion -0.811087 Sum squared resid 1.495329 Schwarz criterion -0.677278 Log likelihood 30.36032 F-statistic 127.8827 Durbin-Watson stat 0.799420 Prob(F-statistic) 0.000000


(2)

Hasil Regresi Variabel Tingkat Jumlah Ruangan/Kamar yang Dimiliki (LX4) terhadap Tingkat Pendapatan Konsumen (LX1 ), Tingkat Jumlah Titik Lampu

(LX2) dan Tingkat Jumlah Alat yang Menggunakan Listrik (LX3)

Dependent Variable: LOGX4 Method: Least Squares Date: 08/04/08 Time: 21:47 Sample: 1 65

Included observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.191331 0.873942 0.218929 0.8274

LOGX1 -0.123706 0.078644 -1.572988 0.1209

LOGX2 1.185441 0.181027 6.548413 0.0000

LOGX3 -0.020603 0.120715 -0.170673 0.8650 R-squared 0.788410 Mean dependent var 1.486498 Adjusted R-squared 0.778004 S.D. dependent var 0.313373 S.E. of regression 0.147650 Akaike info criterion -0.928380 Sum squared resid 1.329833 Schwarz criterion -0.794572 Log likelihood 34.17236 F-statistic 75.76461 Durbin-Watson stat 1.493458 Prob(F-statistic) 0.000000


(3)

Lampiran 4

White Heteroskedasticity Test:

F-statistic 0.932198 Probability 0.532260

Obs*R-squared 13.45424 Probability 0.491109 Test Equation:

Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares

Date: 08/08/08 Time: 12:14 Sample: 1 65

Included observations: 65

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -18.54217 17.22418 -1.076520 0.2869

LX1 3.429880 3.294003 1.041250 0.3028

LX1^2 -0.149659 0.158000 -0.947209 0.3481

LX1*LX2 -0.005234 0.682121 -0.007674 0.9939

LX1*LX3 0.447981 0.308940 1.450057 0.1533

LX1*LX4 0.027394 0.266212 0.102903 0.9185

LX2 -1.516496 7.233735 -0.209642 0.8348

LX2^2 0.570191 0.929753 0.613271 0.5425

LX2*LX3 -0.593143 0.645088 -0.919475 0.3623

LX2*LX4 0.054041 0.703515 0.076816 0.9391

LX3 -4.176025 3.487407 -1.197459 0.2368

LX3^2 -0.223452 0.306853 -0.728206 0.4699

LX3*LX4 0.021649 0.338461 0.063964 0.9493

LX4 -0.555308 3.191773 -0.173981 0.8626

LX4^2 -0.047969 0.231278 -0.207408 0.8365

R-squared 0.206988 Mean dependent var 0.029079 Adjusted R-squared -0.015055 S.D. dependent var 0.047131 S.E. of regression 0.047484 Akaike info criterion -3.057674 Sum squared resid 0.112736 Schwarz criterion -2.555892 Log likelihood 114.3744 F-statistic 0.932198 Durbin-Watson stat 1.909479 Prob(F-statistic) 0.532260


(4)

Lampiran 5

QUESTIONER PENELITIAN

Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga Tarif R1,di Kelurahan Siti

Rejo III, Kecamatan Medan Amplas, Kota Medan

Saya mengucapkan terima kasih untuk waktu yang telah di sediakan oleh Bapak/ Ibu. Pengisian kuesioner ini di lakukan untuk mengetahui factor–factor yang mempengaruhi permintaan Tenaga Llistrik. Semua data akan di gunakan untuk menyusun skripsi yang berjudul “ Analisis Permintaan kWh Listrik Rumah Tangga Tarif R1 “

A. IDENTITAS

Nama :... Pekerjaan :... Alamat :... Jumlah Tanggungan keluarga : ………... Pendapatan per bulan :

Pendapatan Tetap :………


(5)

Pengeluaran per bulan : :...

B. IDENTITAS TEMPAT TINGGAL

Luas Lahan / Tanah :... Luas Rumah :... Kepemilikan Rumah :

Rumah Sendiri Rumah Sewa Type Rumah :

Permanen ½ Permanen Jumlah Ruangan / Kamar :

:... Jumlah Titik Lampu :... Jumlah alat yang menggunakan Listrik :

Televisi/ VCD Lemari Es dll Tape Recorder Rice Cooker

Alat Setrika Dispenser Komputer / Laptop AC


(6)

C. IDENTITAS PELANGGAN

No Pelanggan :...

Daya (VA) :………

Pemakaian rata – rata per kWh :

- Blok I :... - Blok II :... - Blok III :... Jumlah Keseluruhan :... Pemakaian rata – rata per bulan (RP) :...