Aktivitas Tingkat Hubungan
1. Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Plat
2. Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan
3. Departemen Pengeboran 4. Departemen Pengerolan
5. Departemen Pekerjaan Mesin 6. Departemen Pembuatan Roda
7. Departemen Perakitan dan Pengelasan
8. Departemen Pengecatan
1 2
3 4
5 6
7 8
A E
I O
U
Kode
Mutlak Perlu Berdekatan Sangat Perlu Berdekatan
Penting Berdekatan Kedekatan Biasa
Tidak Perlu Berdekatan
Tingkat Hubungan
1. 2.
3. 4.
5.
No.
Urutan Aliran Kerja Menggunakan Mesin dan Peralatan yang Sama
Menggunakan Informasi yang Sama Menggunakan Personel yang Sama
Alasan
1 2
3 4
5 6
7 8
X Tidak Diinginkan Berdekatan
Menggunakan Material Handling yang Sama 6.
Frekuensi Perpindahan Bahan
I A
I O
I U
U 1,2,4,5
E 1,4
A I
O O
O
1,2,4 1,5
I O
U E
O 1,4
1,2,4 I
U U
A 1,4,6
I U
O 1
I O
1,4 A
1,4,6 3
4 7
7,8 5
7 7
7 4
7,8,9
7. 8.
Bising Kotor
Keselamatan Kerja 9.
Gambar 5.4. Activity Relationship Chart
5.2.3. Diagram Hubungan Antar Departemen
Diagram hubungan relationship diagram antar departemen digunakan untuk menunjukkan kombinasi antara tingkat hubungan aktivitas dengan aliran
bahan antar departemen sesuai ukuran luas setiap departemen. Contohnya adalah hubungan antara Departemen Pengukuran dan
Pemotongan Besi Plat D1 dengan Departemen Pengeboran D3. Pada ARC Gambar 5.4., hubungan aktivitas kedua departemen adalah A, dimana kode A
digambarkan dengan simbol garis pada diagram hubungan antar departemen.
Maka, kedua departemen tersebut dihubungkan dengan garis .
Universitas Sumatera Utara
Demikian juga seterusnya cara tersebut dilakukan untuk menggambarkan hubungan antar departemen lainnya. Penggambaran diagram hubungan antar
departemen dapat dilihat pada Gambar 5.5.
A E
I O
U
Kode
Mutlak Perlu Berdekatan Sangat Perlu Berdekatan
Penting Berdekatan Kedekatan Biasa
Tidak Perlu Berdekatan
Tingkat Hubungan
X Tidak Diinginkan Berdekatan
Simbol D7
15m x 22m
D4
15m x 4m
D8
15m x 12m
D6
12m x 6m
D5
6m x 10m
D2
12m x 10m
D3
8m x 8m
D1
8m x 8m
Gambar 5.5. Diagram Hubungan Antar Departemen
Universitas Sumatera Utara
5.2.4. Perancangan Alternatif Tataletak
Perancangan alternatif tataletak dilakukan berdasarkan beberapa batasan yang digunakan, yaitu :
1. Luas tiap departemen dan frekuensi perpindahan bahan pada alternatif
tataletak sama dengan yang terdapat pada tataletak awal. 2.
Tiap departemen bebas diubah posisinya atau ditukar posisinya dengan departemen lain.
3. Perancangan alternatif tataletak dilakukan dengan cara trial and error
dengan tetap memperhatikan hubungan aktivitas antar departemen yang terdapat pada ARC serta frekuensi perpindahan bahan antar departemen
yang terdapat pada travel chart. Dalam merancang alternatif tataletak dengan cara trial and error diperoleh
empat alternatif tataletak, dimana block layout dan jarak antar departemen pada setiap alternatif dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Rancangan Alternatif I Block layout rancangan alternatif I dapat dilihat pada Gambar 5.6. Ukuran
dan letak setiap block pada block layout tersebut menunjukkan ukuran dan letak setiap departemen di lantai produksi. Titik koordinat dari setiap departemen
ditentukan pada titik tengah departemen yang merupakan perpotongan dari kedua diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
D1 8X8
D5 6X10
D7 15X22
D2 12X10
D3 8X8
D4 15X4
D8 15X12
D6 12X6
4 32
8 12
16 20
24 28
4 36
32 28
24 20
16 12
8 Y m
X m
Gambar 5.6. Block Layout Rancangan Alternatif I
Titik koordinat setiap departemen pada block layout rancangan alternatif I dapat dilihat pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Titik Koordinat Departemen Pada Rancangan Alternatif I No. Departemen
Panjang m
Lebar m
Titik Koordinat X m
Y m
1. D1
8 8
27 18
2. D2
12 10
21 27
3. D3
8 8
19 18
4. D4
15 4
22.5 12
5. D5
6 10
30 27
6. D6
12 6
21 35
7. D7
15 22
7.5 23
8. D8
15 12
7.5 6
Universitas Sumatera Utara
Jarak antara dua departemen adalah jarak yang diukur sepanjang lintasan berbentuk garis tegak lurus. Jarak seperti ini disebut jarak rectilinear. Rumus
yang digunakan adalah : d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| Sebagai contoh, jarak dari Departemen Pengukuran ke Pemotongan Besi
Plat D1 yang berkoordinat 27,18 ke Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan D2 yang berkoordinat 21,27 adalah :
d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| d
12
= |x
1
-x
2
| + |y
1
-y
2
| = |27-21| + |18-27|
= 6 + 9 = 15 meter
Maka jarak dari D1 ke D2 adalah 15 meter. Demikian seterusnya perhitungan tersebut dilakukan dalam mengukur jarak antara dua departemen
lainnya di lantai produksi. Jarak antar departemen pada block layout rancangan alternatif I dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12. Jarak Antar Departemen Pada Rancangan Alternatif I
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D1 15
8 10.5
12 23
24.5 31.5
D2 15
11 16.5
9 8
17.5 34.5
D3 8
11 9.5
20 19
16.5 23.5
D4 10.5
16.5 9.5
22.5 24.5
26 21
D5 12
9 20
22.5 17
26.5 43.5
D6 23
8 19
24.5 17
25.5 42.5
D7 24.5
17.5 16.5
26 26.5
25.5 17
D8 31.5
34.5 23.5
21 43.5
42.5 17
Universitas Sumatera Utara
2. Rancangan Alternatif II Block layout rancangan alternatif II dapat dilihat pada Gambar 5.7. Ukuran
dan letak setiap block pada block layout tersebut menunjukkan ukuran dan letak setiap departemen di lantai produksi. Titik koordinat dari setiap departemen
ditentukan pada titik tengah departemen yang merupakan perpotongan dari kedua diagonalnya.
D1 8X8
D5 6X10
D7 15X22
D2 12X10
D3 8X8
D4 4X15
D8 12X15
D6 12X6
4 32
8 12
16 20
24 28
4 36
32 28
24 20
16 12
8 Y m
X m
Gambar 5.7. Block Layout Rancangan Alternatif II
Universitas Sumatera Utara
Titik koordinat setiap departemen pada block layout rancangan alternatif II dapat dilihat pada Tabel 5.13.
Tabel 5.13. Titik Koordinat Departemen Pada Rancangan Alternatif II No. Departemen
Panjang m
Lebar m
Titik Koordinat X m
Y m
1. D1
8 8
4 34
2. D2
12 10
14 27
3. D3
8 8
4 26
4. D4
4 15
3 14.5
5. D5
6 10
23 26
6. D6
12 6
26 18
7. D7
15 22
12.5 11
8. D8
15 12
26 7.5
Jarak antara dua departemen adalah jarak yang diukur sepanjang lintasan berbentuk garis tegak lurus. Jarak seperti ini disebut jarak rectilinear. Rumus
yang digunakan adalah : d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| Sebagai contoh, jarak dari Departemen Pengukuran ke Pemotongan Besi
Plat D1 yang berkoordinat 4,34 ke Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan D2 yang berkoordinat 14,27 adalah :
d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| d
12
= |x
1
-x
2
| + |y
1
-y
2
| = |4-14| + |34-27|
= 10 + 7 = 17 meter
Maka jarak dari D1 ke D2 adalah 17 meter. Demikian seterusnya perhitungan tersebut dilakukan dalam mengukur jarak antara dua departemen
Universitas Sumatera Utara
lainnya di lantai produksi. Jarak antar departemen pada block layout rancangan alternatif II dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14. Jarak Antar Departemen Pada Rancangan Alternatif II
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D1 17
8 20.5
27 38
31.5 48.5
D2 17
11 23.5
10 21
17.5 31.5
D3 8
11 12.5
19 30
23.5 40.5
D4 20.5
23.5 12.5
31.5 26.5
13 30
D5 27
10 19
31.5 11
25.5 21.5
D6 38
21 30
26.5 11
20.5 10.5
D7 31.5
17.5 23.5
13 25.5
20.5 17
D8 48.5
31.5 40.5
30 21.5
10.5 17
3. Rancangan Alternatif III Block layout rancangan alternatif III dapat dilihat pada Gambar 5.8. Ukuran
dan letak setiap block pada block layout tersebut menunjukkan ukuran dan letak setiap departemen di lantai produksi. Titik koordinat setiap departemen ditentukan
pada titik perpotongan dari kedua diagonalnya. Titik koordinat setiap departemen pada block layout rancangan alternatif III terlihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15. Titik Koordinat Departemen Pada Rancangan Alternatif III No. Departemen
Panjang m
Lebar m
Titik Koordinat X m
Y m
1. D1
8 8
27 34
2. D2
12 10
21 25
3. D3
8 8
19 34
4. D4
15 4
7.5 36
5. D5
6 10
24 15
6. D6
6 12
18 14
7. D7
15 22
7.5 23
8. D8
15 12
7.5 6
Universitas Sumatera Utara
D1 8X8
D5 6X10
D7 15X22
D2 12X10
D3 8X8
D4 15X4
D8 15X12
D6 6X12
4 32
8 12
16 20
24 28
4 36
32 28
24 20
16 12
8 Y m
X m
Gambar 5.8. Block Layout Rancangan Alternatif III
Jarak antara dua departemen adalah jarak yang diukur sepanjang lintasan berbentuk garis tegak lurus. Jarak seperti ini disebut jarak rectilinear. Rumus
yang digunakan adalah : d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| Sebagai contoh, jarak dari Departemen Pengukuran ke Pemotongan Besi
Plat D1 yang berkoordinat 27,34 ke Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan D2 yang berkoordinat 21,25 adalah :
Universitas Sumatera Utara
d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| d
12
= |x
1
-x
2
| + |y
1
-y
2
| = |27-21| + |34-25|
= 6 + 9 = 15 meter
Maka jarak dari D1 ke D2 adalah 15 meter. Demikian seterusnya perhitungan tersebut dilakukan dalam mengukur jarak antara dua departemen
lainnya di lantai produksi. Jarak antar departemen pada block layout rancangan alternatif III dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16. Jarak Antar Departemen Pada Rancangan Alternatif III
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D1 15
8 21.5
22 29
30.5 47.5
D2 15
11 24.5
13 14
15.5 32.5
D3 8
11 13.5
24 21
22.5 39.5
D4 21.5
24.5 13.5
37.5 32.5
13 30
D5 22
13 24
37.5 7
24.5 25.5
D6 29
14 21
32.5 7
19.5 18.5
D7 30.5
15.5 22.5
13 24.5
19.5 17
D8 47.5
32.5 39.5
30 25.5
18.5 17
4. Rancangan Alternatif IV Block layout rancangan alternatif IV dapat dilihat pada Gambar 5.9.
Ukuran dan letak setiap block pada block layout tersebut menunjukkan ukuran dan letak setiap departemen di lantai produksi. Titik koordinat dari setiap departemen
ditentukan pada titik tengah departemen yang merupakan perpotongan dari kedua diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
D1 8X8
D5 10X6
D7 22X15
D2 10X12
D3 8X8
D4 4X15
D8 12X15
D6 12X6
4 32
8 12
16 20
24 28
4 36
32 28
24 20
16 12
8 Y m
X m
Gambar 5.9. Block Layout Rancangan Alternatif IV
Titik koordinat setiap departemen pada block layout rancangan alternatif IV dapat dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17. Titik Koordinat Departemen Pada Rancangan Alternatif IV No. Departemen
Panjang m
Lebar m
Titik Koordinat X m
Y m
1. D1
8 8
20 4
2. D2
10 12
27 22
3. D3
8 8
20 12
4. D4
4 15
14 8.5
5. D5
10 6
27 31
6. D6
12 6
16 34
7. D7
22 15
11 23.5
8. D8
12 15
6 8.5
Universitas Sumatera Utara
Jarak antara dua departemen adalah jarak yang diukur sepanjang lintasan berbentuk garis tegak lurus. Jarak seperti ini disebut jarak rectilinear. Rumus
yang digunakan adalah : d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| Sebagai contoh, jarak dari Departemen Pengukuran ke Pemotongan Besi
Plat D1 yang berkoordinat 20,4 ke Departemen Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan D2 yang berkoordinat 27,22 adalah :
d
ij
= |x
i
-x
j
| + |y
i
-y
j
| d
12
= |x
1
-x
2
| + |y
1
-y
2
| = |20-27| + |4-22|
= 7 + 18 = 25 meter
Maka jarak dari D1 ke D2 adalah 25 meter. Demikian seterusnya perhitungan tersebut dilakukan dalam mengukur jarak antara dua departemen
lainnya di lantai produksi. Jarak antar departemen pada block layout rancangan alternatif IV dapat dilihat pada Tabel 5.18.
Tabel 5.18. Jarak Antar Departemen Pada Rancangan Alternatif IV
D1 D2
D3 D4
D5 D6
D7 D8
D1 25
8 10.5
34 34
28.5 18.5
D2 25
17 26.5
9 23
17.5 34.5
D3 8
17 9.5
26 26
20.5 17.5
D4 10.5
26.5 9.5
35.5 27.5
18 8
D5 34
9 26
35.5 14
23.5 43.5
D6 34
23 26
27.5 14
15.5 35.5
D7 28.5
17.5 20.5
18 23.5
15.5 20
D8 18.5
34.5 17.5
8 43.5
35.5 20
Universitas Sumatera Utara
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH