tenaga kerja tetap diberikan pada akhir bulan, sedangkan gaji tenaga kerja tak tetap diberikan pada akhir minggu.
Untuk menambah kesejahteraan dan semangat bekerja para tenaga kerjanya, PT. Kharisma Abadi Sejati memberikan berbagai macam tunjangan dan
fasilitas, yaitu: 1.
Upah Lembur, yaitu upah yang diberikan jika tenaga kerja bekerja melebihi jam kerja yang telah ditentukan.
2. Tunjangan Hari Raya THR, yaitu tunjangan sebesar satu bulan gaji untuk
menyambut atau merayakan hari raya keagamaan. 3.
Pelayanan Kesehatan, yaitu penyediaan obat P3K dan perawatan terhadap kecelakaan ringan yang dialami tenaga kerja saat bekerja
4. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jamsostek, dimana pihak perusahaan
mengasuransikan seluruh tenaga kerja pada PT. Jamsostek. Jaminan yang diberikan meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Kematian,
Jaminan Hari Tua, serta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan 5.
Izin Khusus, yaitu dispensasi yang diberikan kepada tenaga kerja untuk melakukan kegiatan tertentu, misalnya istirahat karena sakit, beribadah,
menikahkan anak, kemalangan, dan lain-lain.
2.4. Proses Produksi
2.4.1. Bahan Baku, Bahan Tambahan dan Bahan Penolong
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi lori berkapasitas 4,5 ton dengan dimensi body 2,6m panjang x 2,4m lebar x 1,7m tinggi adalah:
Universitas Sumatera Utara
1. MS plate ukuran 6000mm x 1800mm x 10mm untuk bagian lantai body,
sisi depan serta sisi belakang body. 2.
MS plate ukuran 6000mm x 1800mm x 8mm untuk sisi kiri dan sisi kanan body.
3. Besi UNP ukuran 6000mm x 200mm x 80mm.
4. Besi UNP ukuran 6000mm x 100mm x 50mm.
5. Besi Strip ukuran 6000mm x 50mm x 9mm.
6. Besi Siku ukuran 6000mm x 75mm x 75mm x 7mm.
7. Plate Bar ukuran 6000mm x 100mm x 12mm.
8. Round Bar untuk poros roda dengan diameter 75mm.
9. Roda yang terbuat dari bahan cast steel dengan diameter 350mm dan
diameter lubang untuk poros roda sebesar 65 mm. 10.
Bantalan poros yang terbuat dari bahan bronze dengan diameter lubang untuk poros roda sebesar 60mm.
11. Gandengan depan dan gandengan belakang.
Bahan tambahan yang digunakan adalah cat tahan panas berwarna hitam. Pengecatan ini dilakukan agar lori tidak mudah mengalami korosi. Sedangkan
bahan penolong yang digunakan untuk membantu kelancaran proses produksi namun tidak terkandung dalam produk akhir adalah gas LPG dan gas oksigen.
Gas LPG dan gas oksigen digunakan pada mesin blander potong pada proses pemotongan. Api bersuhu tinggi yang berasal dari pembakaran gas tersebut
digunakan untuk memotong plat secara manual sesuai bentuk dan ukuran yang diperlukan.
Universitas Sumatera Utara
2.4.2. Uraian Proses Produksi
Proses pembuatan lori di PT. Kharisma Abadi Sejati terdiri dari proses pembuatan body lori, proses pembuatan seksi body lori, proses pembuatan roda
lori, serta proses penyelesaian akhir. Adapun proses pembuatan body lori adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran dan Pemotongan Besi Plat Bahan baku berupa MS Plate 10 dan MS Plate 8 telah berada di
departemen pengukuran dan pemotongan besi plat. Pada tahapan ini, besi plat tersebut diukur dan diberi tanda garis potong mengunakan pensil khusus dan mal
sesuai dengan spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari kesalahan pemotongan dan pengeboran.
Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin blander potong. Pada mesin tersebut, reaksi gas LPG dan gas oksigen
menghasilkan nyala api yang bersuhu tinggi. Api tersebut yang digunakan untuk memotong besi. Pemotongan dilakukan secara manual sehingga harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari kesalahan pemotongan. 2. Pengeboran
Setelah selesai dipotong, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke departemen pengeboran. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mesin bor
magnet secara manual. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar lubang yang dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah ditentukan.
Setelah selesai dibor, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke departemen perakitan dan pengelasan. Sedangkan besi plat yang digunakan menjadi sisi kiri
Universitas Sumatera Utara
dan kanan body lori yang memiliki bentuk lengkung terlebih dahulu dibawa ke departemen pengerolan dengan menggunakan crane.
3. Pengerolan Pengerolan dilakukan untuk membuat bentuk lengkung plat besi yang
menjadi sisi kiri dan kanan body lori. Plat besi diangkat dengan menggunakan crane, lalu masuk ke mesin roll plate dan berbentuk lengkung setelah keluar.
Setelah selesai dirol, besi plat dibawa dengan menggunakan crane ke departemen perakitan dan pengelasan.
Adapun proses pembuatan seksi body lori adalah sebagai berikut. 1. Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan
Bahan baku berupa Besi UNP, Besi Strip, Besi Siku, dan Besi Plate Bar dibawa dari gudang ke departemen pengukuran dan pemotongan besi batangan
dengan menggunakan forklift. Pada tahapan ini, besi batangan tersebut diukur dan diberi tanda garis potong mengunakan pensil khusus dan mal sesuai dengan
spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari kesalahan pemotongan dan pengeboran.
Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin gergaji besi. Kemudian setelah selesai dipotong, besi batangan tersebut dibawa ke
departemen perakitan dan pengelasan dengan menggunakan forklift. Sedangkan Besi UNP yang menjadi seksi bawah lori untuk mengunci baut pada bantalan
poros roda dibawa dengan menggunakan forklift ke departemen pengeboran untuk dibor terlebih dahulu. Pengeboran dilakukan untuk membuat lubang pada Besi
UNP agar baut dapat dikunci pada Besi UNP tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2. Pengeboran Besi UNP yang menjadi bagian bawah lori untuk mengunci baut pada
bantalan poros roda lori dibor dengan menggunakan mesin bor magnet secara manual. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar lubang yang
dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah ditentukan. Setelah selesai dibor, Besi UNP dibawa ke departemen perakitan dan pengelasan dengan
menggunakan forklift. Adapun proses pembuatan roda lori adalah sebagai berikut.
1. Pengukuran dan Pemotongan Besi Batangan Bahan baku berupa Besi Round Bar dibawa dari gudang ke departemen
pengukuran dan pemotongan besi batangan dengan menggunakan forklift. Pada tahapan ini, besi batangan tersebut diukur dan diberi tanda garis potong
mengunakan pensil khusus dan mal sesuai dengan spesifikasi. Pemberian tanda tersebut harus tepat dan jelas untuk menghindari kesalahan pemotongan dan
pembubutan. Setelah itu dilakukan proses pemotongan dengan menggunakan mesin gergaji besi. Kemudian setelah selesai dipotong, besi batangan tersebut
dibawa ke departemen pekerjaan mesin secara manual untuk dibubut. 2. Pembubutan
Besi Round Bar yang menjadi poros roda lori kemudian dibubut dengan menggunakan mesin bubut. Proses ini juga harus dilakukan dengan hati-hati agar
bentuk yang dihasilkan sesuai dengan ukuran dan posisi yang telah ditentukan. Setelah selesai dibubut, Besi Round Bar dibawa ke departemen pembuatan roda
secara manual.
Universitas Sumatera Utara
3. Pembuatan Roda Besi Round Bar yang menjadi poros roda lori kemudian dipanaskan pada
suhu tinggi. Di departemen ini pula roda lori yang terbuat dari bahan cast steel juga dipanaskan pada suhu tinggi. Setelah itu roda dipasang ke poros dan
kemudian didinginkan. Proses pemasangan dengan prinsip pemanasan dan pendinginan ini sangat baik untuk membuat roda terpasang dengan kuat pada
porosnya. Setelah dingin, bantalan poros roda dipasang sementara pada poros roda untuk digunakan mengunci roda pada body lori nantinya. Setelah itu roda dibawa
ke departemen perakitan dan pengelasan dengan menggunakan forklift. Adapun proses penyelesaian akhir dalam pembuatan lori adalah sebagai
berikut. 1. Perakitan dan Pengelasan
Pada proses ini terlebih dahulu dirakit bagian body lori dengan seksi sisi dan seksi atas lori. Setelah dirakit dengan tepat kemudian dilakukan pengelasan.
Setelah itu dilakukan perakitan seksi bawah lori. Untuk itu lori harus dibalikkan terlebih dahulu dengan menggunakan crane untuk memudahkan perakitan dan
pengelasan. Setelah selesai dilas, dilakukan pengelasan gandengan depan dan gandengan belakang pada sisi depan dan sisi belakang body lori. Kemudian tahap
akhir yang dilakukan adalah perakitan roda lori ke body lori, yaitu dengan mengunci baut yang terdapat pada bantalan poros roda tersebut ke Besi UNP yang
menjadi seksi lori bagian bawah melalui lubang yang telah dibuat. Proses perakitan dan pengelasan ini harus dilakukan dengan tepat
mengikuti tanda-tanda yang telah dibuat agar setiap bagian dapat menyatu atau
Universitas Sumatera Utara
tersambung dengan baik dan kuat. Setelah itu, lori yang telah selesai dirakit secara lengkap dibalikkan kembali ke posisi semula dengan menggunakan crane. Lori
kemudian dibawa dengan menggunakan crane ke departemen pengecatan untuk dicat.
2. Pengecatan Pengecatan dilakukan agar lori lebih tahan lama dan tidak mudah
mengalami korosi. Sebelum dicat, seluruh permukaan lori harus dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang menempel termasuk karat yang sudah ada di
permukaannya, kemudian dicat dengan cat warna hitam tahan panas dengan menggunakan kuas. Pengecatan dilakukan sebanyak dua kali agar lapisan cat
menempel lebih tebal pada permukaan lori dan tidak mudah terkelupas.
2.4.3. Mesin dan Peralatan 2.4.3.1. Mesin Produksi