Faktur Pajak Pengaruh inflasi, nilai rupiah dan jumlah pengusaha kena pajak (PKP) terhadap penerimaan pajak pertambahan nilai PPN)

30 i. Perolehan BKP danatau JKP yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan didalam SPT massa PPN yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan; j. Berkenaan dengan: 1 Penyerahan kendaraan bermotor bekas; 2 Penyerahan jasa yang dilakukan oleh pengusaha biro perjalanan atau biro pariwisata; 3 Jasa pengiriman paket; 4 Jasa anjak piutang; 5 Kegiatan membangun sendiri.

13. Faktur Pajak

Menurut Resmi 2009:45-66, Faktur Pajak adalah bukti pungutan PPN yang dibuat oleh PKP karena melakukan penyerahan BKPJKP atau dibuat oleh Direktorat Bea dan Cukai karena impor BKP. Faktur Pajak memiliki fungsi sebagai berikut: a. Sebagai bukti pungut PPN yang dibuat oleh PKP atau Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, baik karena penyerahan BKP atau JKP maupun impor BKP. b. Sebagai bukti pembayaran PPN yang telah dilakukan oleh pembeli BKP atau penerimaan JKP kepada PKP atau Direktorat Bea dan Cukai. c. Sebagai sarana pengawasan adminstrasi terhadap kewajiban perpajakan. 31 Faktur Pajak dibedakan menjadi Faktur Pajak Standar, Faktur Pajak Sederhana dan Faktur Pajak Gabungan. a. Faktur Pajak Standar harus mencantumkan keterangan tentang penyerahan BKP atau JKP yang paling sedikit memuat: 1 nama, alamat dan Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP yang menyerahkan BKPJKP; 2 nama, alamat dan NPWP pembeli BKP atau penerima JKP; 3 jenis barang atau jasa, jumlah harga jual atau penggantian dan potongan harga; 4 PPN yang dipungut; 5 PPn BM yang dipungut; 6 kode, nomor seri dan tanggalpembuatan Faktur Pajak; serta 7 nama, jabatan dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur Pajak. Faktur penjualan yang memuat keterangan dan yang pengisiannya sesuai dengan ketentuan ini dapat disebut dengan Faktur Pajak Standar. b. PKP dapat menerbitkan Faktur Pajak Sederhana. Faktur Pajak Sederhana dibuat dalam hal PKP melakukan: 1 penyerahan BKP danatau JKP yang dilakukan secara langsung kepadakonsumen akhir; 2 penyerahan BKP danatau JKP kepada pembeli danatau penerima JKP yang tidak diketahui identitasnya secara lengkap. 32 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan tanda bukti penyerahan atau tanda bukti pembayaran sebagai Faktur Pajak Sederhana yang paling sedikit memuat informasi tentang: 1 nama, alamat dan NPWP yang menyerahkan BKPJKP; 2 jenis dan kuantum; 3 jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah; 4 tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana. c. PKP diwajibkan membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP atau setiap penyerahan JKP. Namun, untuk meringankan beban administrasi, kepada PKP diperkenankan untuk membuat satu Faktur Pajak yang meliputi semua Penyerahan BKPJKP yang terjadi selama satu bulan takwin kepada pembeli yang sama atau penerima JKP yang sama. Faktur Pajak yang demikian disebut dengan Faktur Pajak Gabungan.

14. Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa PPN