Laju Inflasi Efek buruk inflasi

35 Perbedaan dari demand pull inflation dan cost push inflation, yaitu pertama pada demand pull inflation terjadi kenaikan output, sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah penurunan output. Kedua pada demand pull inflation, kenaikan harga barang mendahului kenaikan harga bahan-bahan input material, sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah kenaikan harga barang input yang mendahului kenaikan harga barang output. c. Penggolongan inflasi didasarkan atas asal dari inflasi sebagai berikut: 1 Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation. Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri itu sendiri, seperti defisit keuangan negara yang dibiayai ditutupi dengan pencetakan uang baru atau pengenaan pajak oleh pemerintah. 2 Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation. Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh kenaikan harga barang-barang dari luar negeri, misalnya kenaikan harga barang-barang material input dari luar negeri.

3. Laju Inflasi

Menurut Murni 2006:41, laju inflasi adalah laju tingkat harga umum dari tahun ke tahun dan biasanya diikuti degan kenaikan harga pada tahun tertentu dari tahun sebelumnya. Laju atau tingkat inflasi dapat dihitung dengan rumus berikut: 36 Laju inflasi = IHKt – IHK t-1 x 100 IHK t-1 Keterangan: IHKt = Indeks Harga Konsumen tahun x IHK t-1 = Indeks Harga Konsumen tahun sebelumnya Indeks Harga Konsumen IHK atau consumer price index-CPI mengukur biaya sekelompok barang dan jasa di pasar. Harga tersebut berupa harga-harga makanan, pakaian, pemukiman, transportasi, kesehatan, pendidikan dan komoditas lainnya yang akan dibeli konsumen untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Sekian banyak komoditas yang diperhitungkan dapat digolongkan pada empat golongan, yaitu sandang, pangan, papan dan keperluan barang jasa lain.

4. Efek buruk inflasi

Menurut Sukirno 2004:338-339, efek buruk inflasi berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi dan kemakmuran masyarakat. a. Inflasi dan perkembangan ekonomi, inflasi yang tinggi tingkatnya tidak akan menggalakkan perkembangan ekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan, maka pemilik modal biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Tujuan ini antara lain dicapai dengan membeli harta-harta tetap seperti tanah, rumah dan bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan investasi yang bersifat seperti ini, investasi produktif akan berkurang 37 dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan wujud. Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk pula ke atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, maka ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-barang impor menjadi relatif lebih murah, maka lebih banyak impor akan dilakukan. Ekspor yang menurun dan diikuti pula oleh impor yang bertambah menyebabkan ketidakseimbangan dalam aliran mata uang asing. Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk. b. Inflasi dan kemakmuran masyarakat: 1 Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang berpendapatan tetap. Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan harga-harga, maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-individu yang berpendapatan tetap. 2 Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang. Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di bank, simpanan tunai dan simpanan dalam institusi- institusi keuangan lain merupakan simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku. 3 Memperburuk pembagian kekayaan. Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi kemerosotan dalam 38 nilai riil pendapatannya dan pemilik kekayaan bersifat keuangan mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Tetapi pemilik harta-harta tetap tanah dan rumah dapat mempertahankan atau menambah nilai riil kekayaannya.

5. Kebijakan Mengatasi inflasi