32 Direktur Jenderal Pajak dapat menetapkan tanda bukti penyerahan atau
tanda bukti pembayaran sebagai Faktur Pajak Sederhana yang paling sedikit memuat informasi tentang:
1 nama, alamat dan NPWP yang menyerahkan BKPJKP; 2 jenis dan kuantum;
3 jumlah harga jual atau penggantian yang sudah termasuk pajak atau besarnya pajak dicantumkan secara terpisah;
4 tanggal pembuatan Faktur Pajak Sederhana. c. PKP diwajibkan membuat Faktur Pajak untuk setiap penyerahan BKP
atau setiap penyerahan JKP. Namun, untuk meringankan beban administrasi, kepada PKP diperkenankan untuk membuat satu Faktur
Pajak yang meliputi semua Penyerahan BKPJKP yang terjadi selama satu bulan takwin kepada pembeli yang sama atau penerima JKP yang
sama. Faktur Pajak yang demikian disebut dengan Faktur Pajak Gabungan.
14. Surat Pemberitahuan Masa SPT Masa PPN
Surat Pemberitahuan Masa merupakan laporan bulanan yang dapat disampaikan oleh Pengusaha Kena Pajak, mengenai perhitungan:
a. Pajak Masukan berdasarkan realisasi pembelian BKP atau realisasi penerimaan JKP.
b. Pajak Keluaran berdasarkan realisasi pengeluaran BKPJKP. c. Penyetoran pajak atau kompensasi.
Bagi Pengusaha Kena Pajak penyampaian SPT
33 a. PKP wajib melaporkan perhitungan pajak tersebut kepada Direktorat
Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak. b. Dilakukan paling lambat tanggal 20 setelah akhir Masa Pajak.
c. Menggunakan formulir SPT Masa. d. Keterangan dan dokumen yang dicantumkan danatau dilampirkan
pada SPT Masa ditetapkan oleh Menteri Keuangan. e. SPT dianggap tidak dimasukkan jika tidak atau tidak sepenuhnya
melakukan ketentuan UU PPN 1984 Mardiasmo, 2008:303-304. PPN dan PPn BM yang dipungut oleh PKP, batas waktu pembayaran
tanggal 15 bulan berikut dan batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan berikut. PPN dan PPn BM yang dipungut oleh bendahara, batas waktu
pembayaran tanggal 7 bulan berikut dan batas waktu pelaporan tanggal 14 bulan berikut. PPN dan PPn BM yang dipungut oleh non bendahara, batas
waktu pembayaran tanggal 15 bulan berikut dan batas waktu pelaporan tanggal 20 bulan berikut.
B. Inflasi
1. Definisi Inflasi
Menurut Sukirno 2004:27, inflasi adalah kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian dari suatu periode ke
periode lainnya, sedangkan tingkat inflasi adalah persentasi kenaikan harga-harga pada suatu tahun tertentu berbanding dengan tahun
sebelumnya. Inflasi adalah kenaikan tingkat harga keseluruhan Case dan Fair, 2004:58. Berdasarkan definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan
34 bahwa inflasi adalah suatu keadaan yang mengakibatkan naiknya harga
secara umum atau proses menurunnya nilai uang secara kontinu.
2. Macam-Macam inflasi
Menurut Pratomo 2006:107-110, macam-macam inflasi digolongkan berdasarkan atas parah-tidaknya inflasi, sebab musabab inflasi dan asal
dari inflasi. a. Penggolongan inflasi didasarkan atas parah-tidaknya inflasi sebagai
berikut: 1 Inflasi ringan, yaitu di bawah 10 per tahun;
2 Inflasi sedang, yaitu 10-30 per tahun; 3 Inflasi berat, yaitu 30-100 per tahun; dan
4 Hiperinflasi, yaitu di atas 100 per tahun. Indonesia pernah mengalami hiperinflasi pada tahun 1960-an yang
mencapai 650. Indonesia pernah pula mengalami inflasi berat, yaitu mencapai 60 pada tahun 1998. Di tahun 1999 inflasi sedikit
melemah, yaitu mencapai 20. b. Penggolongan inflasi didasarkan atas sebab musabab inflasi sebagai
berikut: 1 Inflasi yang timbul akibat kenaikan permintaan masyarakat
demand pull inflation. 2 Inflasi yang timbul akibat kenaikan ongkos produksi cost push
inflation .
35 Perbedaan dari demand pull inflation dan cost push inflation, yaitu
pertama pada demand pull inflation terjadi kenaikan output, sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah penurunan
output. Kedua pada demand pull inflation, kenaikan harga barang
mendahului kenaikan harga bahan-bahan input material, sedangkan pada cost push inflation yang terjadi adalah kenaikan
harga barang input yang mendahului kenaikan harga barang output. c. Penggolongan inflasi didasarkan atas asal dari inflasi sebagai berikut:
1 Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation. Inflasi yang berasal dari dalam negeri adalah inflasi yang berasal
dari dalam negeri itu sendiri, seperti defisit keuangan negara yang dibiayai ditutupi dengan pencetakan uang baru atau pengenaan
pajak oleh pemerintah. 2 Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation.
Inflasi yang berasal dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi akibat pengaruh kenaikan harga barang-barang dari luar negeri,
misalnya kenaikan harga barang-barang material input dari luar negeri.
3. Laju Inflasi