Pengaruh Jumlah PKP Terhadap Penerimaan PPN Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah PKP Terhadap

54 masyarakat dikarenakan harga barang dan jasa mengalami kenaikan sementara tingkat pendapatan masyarakat yang cenderung konstan atau tetap. Daya beli atau konsumsi masyarakat yang dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah pada akhirnya akan mempengaruhi penerimaan PPN karena PPN adalah pajak atas konsumsi. Penelitian yang dilakukan oleh Salawati 2008 menunjukkan bahwa nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPN. Penelitian yang dilakukan oleh Hamzah dan Suryowibowo 2005 serta Agbeyegbe et, al., 2006 juga menunjukkan bahwa kurs berpengaruh terhadap penerimaan pajak. Berdasarkan uraian tersebut, maka diekspektasikan nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap penerimaan PPN, untuk itu penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Ha 2: Nilai tukar rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN.

3. Pengaruh Jumlah PKP Terhadap Penerimaan PPN

Upaya Direktorat Jenderal Pajak DJP dalam rangka mencapai target penerimaan pajak yang setiap tahun meningkat dalam APBN adalah dengan melakukan intensifikasi pajak dan ekstensifikasi pajak. Intensifikasi antara lain dengan menguji kepatuhan Wajib Pajak, misalnya melalui pemeriksaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan memperluas basis pengenaan pajak, seperti kenaikan jumlah Pengusaha Kena Pajak PKP terdaftar. 55 Pelaksanaan program ekstensifikasi pajak akan menimbulkan penambahan subjek kewajiban perpajakan baru, yakni PKP terdaftar. Tingkat kepatuhan dari PKP yang telah terdaftar maupun yang baru terdaftar melalui pelaksanaan program ekstensifikasi diharapkan meningkat, sehingga penerimaan perpajakan juga akan meningkat. Penelitian yang dilakukan oleh Saepudin 2008 dan Aditya 2009 menunjukkan bahwa jumlah PKP berpengaruh signifikan terhadap penerimaan PPN. Berdasarkan uraian tersebut, maka diekspektasikan jumlah PKP berpengaruh terhadap penerimaan PPN, untuk itu penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Ha 3: Jumlah PKP berpengaruh secara signifikan terhadap penerimaan PPN.

4. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah PKP Terhadap

Penerimaan PPN Upaya untuk meningkatkan penerimaan pajak khususnya PPN yang merupakan sumber penerimaan pajak terbesar kedua setelah Pajak Penghasilan PPh dalam APBN dapat dilakukan melalui faktor internal maupun eskternal. Faktor internal meliputi kebijakan dibidang perpajakan dan faktor eksternal meliputi perkembangan ekonomi makro, seperti pengaruh variabel ekonomi makro yang terdapat dalam penelitian ini berupa inflasi dan nilai tukar rupiah. Karena fluktuasi ekonomi dapat mempengaruhi kestabilan penerimaan pajak Wahyudi dkk., 2009. 56 Upaya internal yang diambil oleh Direktorat Jenderal Pajak DJP dalam rangka mencapai target penerimaan pajak yang setiap tahun meningkat dalam APBN adalah melakukan intensifikasi pajak dan ekstensifikasi pajak. Intensifikasi antara lain dengan menguji kepatuhan Wajib Pajak, misalnya melalui pemeriksaan pajak, sedangkan ekstensifikasi pajak ditempuh dengan memperluas basis pengenaan pajak, misalnya melalui kenaikan jumlah PKP terdaftar Manurung et, al., 2001. Upaya eksternal yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjaga indikator ekonomi makro diantaranya stabilitas inflasi dan nilai tukar rupiah. Inflasi dan nilai tukar rupiah yang berfluktuatif akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana pertumbuhan ekonomi akan ditransmisikan ke dalam penerimaan perpajakan. Berdasarkan uraian di atas mengenai inflasi, nilai tukar rupiah dan jumlah PKP yang masing-masing diekspektasikan berpengaruh terhadap penerimaan PPN, maka dapat diekspektasikan inflasi, nilai tukar rupiah dan jumlah PKP secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan PPN, untuk itu penulis membuat hipotesis sebagai berikut: Ha 4: Inflasi, nilai tukar rupiah dan jumlah PKP berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap penerimaan PPN.

G. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran untuk memudahkan dalam melakukan analisis, maka penulis menggambarkan kerangka pemikiran seperti pada Gambar 2.1 berikut: 57 Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan Jumlah Pengusaha Kena Pajak PKP Terhadap Penerimaan Pajak Pertambahan Nilai PPN Gambar 2.1 Skema Kerangka Pemikiran Jumlah PKP X 3 Aditya 2009, Saepudin 2008 Penerimaan PPN Y Wahyudi dkk., 2009, Salawati 2008, Aditya 2009, Saepudin 2008 Nilai Tukar Rupiah X 2 Salawati 2008, Wahyudi dkk., 2009, Hamzah dan Suryowibowo 2005 Inflasi X 1 Salawati 2008, Saepudin 2008, Wahyudi dkk., 2009 Agbeyegbe et, al., 2006, Aditya 2009, Locarno dan Staderini 2008 Uji Model Regresi Uji Asumsi Klasik: 1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolonieritas 3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokorelasi Uji Regresi Berganda Uji F Uji t Adjusted R 2 Interpretasi Kesimpulan 58

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, karena tujuan penelitian ini adalah meneliti hubungan sebab akibat antara dua variabel, yaitu variabel independen inflasi, nilai tukar rupiah dan jumlah PKP terhadap variabel dependen penerimaan PPN. Penelitian ini dilakukan di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak Kanpus DJP yang beralamat di Jl. Jenderal Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta. Penulis dalam penelitian ini melakukan penelitian berupa studi time series dimana data yang digunakan berupa data rentetan waktu Indriantoro, 2002:96. Periode penelitian adalah dari Januari 2002 sampai dengan Desember 2009 atau selama delapan tahun.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah semua populasi dijadikan sebagai sampel. Oleh karena penelitian yang dilakukan berupa studi time series selama delapan tahun dengan unit data bulanan, maka jumlah sampel adalah 96 buah. Namun diantara sampel terdapat 11 sampel yang outlier , yakni terdapat sampel yang terjadi deflasi sehingga total sampel yang digunakan menjadi berjumlah 85 buah. Outlier Gozali, 2009, adalah kasus atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlihat sangat berbeda jauh 59 dari observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim baik untuk sebuah variabel tunggal atau untuk variabel kombinasi.

C. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara diperoleh dan dicatat oleh pihak lain Indriantoro dan Supomo, 2002:147. Ada dua jenis data yang digunakan, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diambil dari buku, jurnal, majalah, penelitian terdahulu dan situs internet yang berhubungan dengan penelitian ini. Data kuantitatif berupa data angka-angka yang terdapat pada data inflasi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik BPS melalui situs www.bps.go.id, data nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika yang dikeluarkan oleh Menteri Keuangan diperoleh melalui situs www.ortax.org dan dengan mendatangi Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak untuk memperoleh data jumlah PKP terdaftar yang terdiri dari WP PKP Badan dan Orang Pribadi serta realisasi penerimaan PPN. Periode data yang digunakan adalah dari Januari 2002 sampai dengan Desember 2009.

D. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan metode data kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik melalui pendekatan regresi berganda, yaitu suatu analisis yang mengukur pengaruh antarvariabel yang melibatkan lebih dari satu variabel independen terhadap variabel dependen Sunyoto, 2009:9. Analisis data dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer, yaitu program SPSS. 60

1. Uji Asumsi Klasik