Penemuan dan Pembahasan PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

65 10 tahun sebanyak 7 orang. Auditor eksternal yang memiliki pengalaman kerja lebih dari 10 tahun berjumlah 1 orang. Pengalaman kerja auditor didominasi oleh auditor yang memiliki pengalaman kerja kurang dari 3 tahun, yaitu sebesar 63,8 atau sebanyak 37 orang dari 58 auditor eksternal. Hal ini disebabkan mayoritas responden adalah auditor junior. Auditor eksternal yang menjabat sebagai auditor junior sebanyak 35 orang. Jabatan sebagai auditor senior yaitu sebanyak 14 orang. Sedangkan yang menjabat sebagai supervisi sebanyak 7 orang. Auditor eksternal yang menjabat sebagai manajer dan partner masing-masing sebanyak 1 orang. Berdasarkan keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa responden didominasi oleh wanita sebanyak 32 orang, mayoritas pendidikan formal lulus S1 sebanyak 34 orang, lama bekerja kurang dari 3 tahun sebanyak 37 orang dan mayoritas menduduki jabatan sebagai Auditor junior sebanyak 35 orang.

B. Penemuan dan Pembahasan

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness Ghozali, 2009:19. 66 Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif N Minimum Maximum Mean Std. Deviation etika 58 43.00

82.00 67.3966

8.63883 independensi 58 28.00

55.00 39.4828

6.00071 pengalaman 58 28.00

50.00 40.5862

4.66429 keahlianauditor 58 27.00

44.00 35.0172

3.81820 opiniaudit 58 30.00

46.00 36.6897

4.19777 Valid N listwise 58 Sumber: Data primer diolah, 2010 Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel etika jawaban minimum responden sebesar 43 dan maksimum sebesar 82, dengan rata- rata total jawaban 67,39 dan standar deviasi sebesar 8,63. Variabel independensi jawaban minimum responden 28 dan maksimum 55 dengan rata-rata total jawaban sebesar 39,48 dan dengan standar deviasi sebesar 6,00. Sedangkan variabel pengalaman mempunyai jawaban minimum responden sebesar 28 dan maksimum sebesar 50 dengan rata-rata total jawaban sebesar 40,58 serta standar deviasi 4,66. Tak berbeda jauh dengan variabel sebelumnya, variabel keahlian auditor mempunyai jawaban minimum responden sebesar 27 dan maksimum sebesar 44 dengan rata- rata total jawaban sebesar 35,01 dan standar deviasi sebesar 3,81. Variabel opini auditor mempunyai jawaban minimum responden sebesar 30 dan maksimum sebesar 46 dengan rata-rata total jawban 36,68 dan standar deviasi sebesar 4,19. 67 2. Hasil Uji Instrumen Penelitian a. Hasil Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Mengukur validitas dapat menggunakan Pearson Correlation dan dilakukan dengan cara melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator pertanyaan terhadap total konstruk dengan menunjukkan hasil yang signifikan yaitu dibawah 0,05. Jika masing-masing indikator pertanyaan mempunyai tingkat signifikansi dibawah 0,05 berarti dikatakan valid. Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Etika Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q1 0,366 0,005 Valid Q2 0,395 0,002 Valid Q3 0,534 0,000 Valid Q4 0,505 0,000 Valid Q5 0,281 0,033 Valid Q6 0,412 0,001 Valid Q7 0,769 0,000 Valid Q8 0,581 0,000 Valid Q9 0,577 0,000 Valid Q10 0,433 0,001 Valid Q11 0,580 0,000 Valid Q12 0,391 0,002 Valid Q13 0,576 0,000 Valid Q14 0,576 0,000 Valid Q15 0,532 0,000 Valid Q16 0,386 0,003 Valid Q17 0,588 0,000 Valid Q18 0,128 0,339 Tidak valid Q19 0,391 0,002 Valid 68 Tabel 4.6 menunjukkan variabel etika memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini kecuali item E18, mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Independensi Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q20 0,545 0,000 Valid Q21 0,460 0,000 Valid Q22 0,630 0,000 Valid Q23 0,595 0,000 Valid Q24 0,618 0,000 Valid Q25 0,669 0,000 Valid Q26 0,733 0,000 Valid Q27 0,748 0,000 Valid Q28 0,760 0,000 Valid Q29 0,709 0,000 Valid Q30 0,641 0,000 Valid Tabel 4.7 menunjukkan variabel independensi auditor memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. 69 Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Pengalaman Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q31 0,735 0,000 Valid Q32 0,643 0,000 Valid Q33 0,765 0,000 Valid Q34 0,752 0,000 Valid Q35 0,797 0,000 Valid Q36 0,781 0,000 Valid Q37 0,810 0,000 Valid Q38 0,612 0,000 Valid Q39 0,649 0,000 Valid Q40 0,619 0,000 Valid Tabel 4.8 menunjukkan variabel pengalaman memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Keahlian Auditor Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q41 0,783 0,000 Valid Q42 0,761 0,000 Valid Q43 0,613 0,000 Valid Q44 0,591 0,000 Valid Q45 0,707 0,000 Valid Q46 0,533 0,000 Valid Q47 0,780 0,000 Valid Q48 0,281 0,033 Valid Q49 0,631 0,000 Valid Tabel 4.9 menunjukkan variabel keahlian auditor memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan 70 yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Opini Audit Item Pearson Correlation Sig Keterangan Q50 0,470 0,000 Valid Q51 0,764 0,000 Valid Q52 0,418 0,000 Valid Q53 0,405 0,000 Valid Q54 0,485 0,000 Valid Q55 0,496 0,000 Valid Q56 0,458 0,000 Valid Q57 0,508 0,000 Valid Q58 0,622 0,000 Valid Q59 0,696 0,000 Valid Tabel 4.10 di atas menunjukkan variabel opini audit memiliki kriteria valid untuk setiap item pernyataan dengan nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti bahwa semua item pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini mampu mengungkapkan sesuatu yang diukur pada kuesioner tersebut. b. Hasil Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,60 Nunally, 1960 dalam Ghozali, 2009:45. 71 Tabel berikut menunjukkan hasil uji reliabilitas 58 sampel responden. Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Etika Reliability Analysis―Scale Alpha Cronbachs Alpha N of Items .801 19 Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel etika memberikan nilai Cronbach Alpha 0,801 atau 80,1. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Independensi Reliability Analysis―Scale Alpha Cronbachs Alpha N of Items .856 11 Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,856 atau 85,6 . Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Pengalaman Reliability Analysis―Scale Alpha Cronbachs Alpha N of Items .875 10 Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,875 atau 87,5. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. 72 Tabel 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Keahlian Auditor Reliability Ana lysis―Scale Alpha Cronbachs Alpha N of Items .804 9 Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,804 atau 80,4. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Opini Audit Reliability Analysis―Scale Alpha Cronbachs Alpha N of Items .716 10 Tampilan output SPSS menunjukkan bahwa variabel Independensi memberikan nilai Cronbach Alpha 0,716 atau 71,6. Angka ini lebih besar dari 0,60 dan dapat dikatakan reliabel. 3. Hasil Uji Asumsi Klasik 1 Hasil Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. 73 Observed Cum Prob 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 E xp ec te d C um P ro b 1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: opiniaudit Regression Standardized Residual 3 2 1 -1 -2 Fr eq ue nc y 12.5 10.0 7.5 5.0 2.5 0.0 Histogram Dependent Variable: opiniaudit Mean =-3.71E-16 Std. Dev. =0.964 N =58 Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji normalitas. sumber:Data Primer diolah, 2010 Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Grafik P-Plot Berdasarkan tampilan grafik P-Plot gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa terlihat titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. sumber:Data Primer diolah, 2010 Gambar 4.2 Grafik Histogram 74 Dari tampilan output SPSS grafik histogram gambar 4.2 terlihat bahwa grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan grafik normal plot dan grafik histogram menunjukkan bahwa model regresi layak dipakai karena asumsi normalitas. 2 Hasil Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Tabel 4.16 Hasil Uji Mulitikolonieritas Coefficientsa Model Collinearity Statistics Tolerance VIF 1 Constant etika .987 1.014 independensi .981 1.019 pengalaman .291 3.441 keahlianauditor .293 3.413 a Dependent Variable: opiniaudit sumber: Data primer diolah, 2010 Tabel diatas menggambarkan bahwa tidak ada problem multikolonieritas. Hal ini dapat dilihat dari nilai Variance Inflation Factor VIF 10 dan nilai Tolerance TOL 0,10. Pada variabel etika nilai tolerance sebesar 0,987 0,10, sedangkan nilai VIF 1,014 10. Variabel independensi nilai tolerance sebesar 0,981 0,10, sedangkan nilai VIF 1,019 10. Variabel pengalaman nilai tolerance sebesar 0,291 0,10, sedangkan nilai VIF 3,441 10. Variabel 75 keahlian auditor nilai tolerance sebesar 0,293 0,10, sedangkan nilai VIF 3,413 10. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut adalah gambar output SPSS untuk uji heteroskedastisitas. Regression Standardized Predicted Value 3 2 1 -1 -2 R egr es si on St ude nt iz ed R es idua l 4 3 2 1 -1 -2 Scatterplot Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data Primer diolah, 2010 Gambar 4.3 Grafik Scatterplot Dari tampilan output SPSS grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar, baik di atas maupun dibawah angka 0 nol pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi sehingga model regresi layak dipakai. 76 4. Hasil Uji Hipotesis Pengujian Hipotesis dilakukan dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda yang bertujuan untuk menguji hubungan pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lain. Analisis data menggunakan teknik statistik multiple regression untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat Pengaruh antara etika, independensi, pengalaman, keahlian auditor terhadap opini audit. a. Hasil Uji Koefisien Determinasi R² Dari pengujian yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi R² Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .560a .313 .261 3.60783 a Predictors: Constant, keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010 Dari tampilan output SPSS model summary, besarnya adjusted R² adalah 0,261, hal ini berarti 26,1 variasi opini audit dapat dijelaskan oleh variasi dari ketiga variabel independen etika, independensi, pengalaman, dan keahlian auditor, sedangkan sisanya 73,9 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak dimasukkan dalam model regresi ini. 77 Angka koefisien R pada tabel 4.17 sebesar 0,560 menunjukkan bahwa hubungan antara variabel independen dengan dependen adalah cukup kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,50. Standar Error of Estimate SEE sebesar 3,60783, makin kecil nilai SEE akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen. b. Hasil Uji Signifikansi Simultan Uji statistik F Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependenterikat. Hasil uji F dari pengujian statistik multiple regression adalah sebagai berikut: Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Simultan uji statistik F ANOVAb Mod el Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 314.543 4 78.636 6.041 .000a Residual 689.870 53 13.016 Total 1004.414 57 a Predictors: Constant, keahlianauditor, etika, independensi, pengalaman b Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010 Hasil Uji Hipotesis 5 dapat dilihat pada tabel 4.18 nilai F hitung diperoleh sebesar 6,041 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena tingkat signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka Ha 5 diterima, sehingga dapat dikatakan bahwa Etika, Independensi, Pengalaman, 78 dan Keahlian auditor berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap Opini audit. c. Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual Uji statistik t Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelasindependen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Hasil uji t dari pengujian statistik multiple regression adalah sebagai berikut: Tabel 4.19 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual uji statistik t Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coefficie nts t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 26.625 6.404 4.157 .000 etika -.029 .056 -.060 -.526 .601 independensi -.182 .080 -.261 -2.270 .027 pengalaman .018 .190 .020 .093 .926 keahlianaudit or .529 .231 .481 2.288 .026 a Dependent Variable: opiniaudit Sumber: Data primer diolah, 2010 Hasil pengujian antara variabel Independensi Etika, Independensi, Pengalaman, dan Keahlian Auditor terhadap variabel Dependen Opini Audit secara individu yang dilakukan dengan uji t tabel 4.19 adalah sebagai berikut: 1 Hasil Uji Hipotesis yang pertama, yaitu: Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 79 4.19 dapat diketahui bahwa hasil pengujian untuk variabel Etika mempunyai angka signifikansi 0,601 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha 1 ditolak, hal ini berarti bahwa Etika tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Megasari 2008 yang menunjukkan bahwa dimungkinkan dengan adanya dilema etika pada diri auditor tersebut, dimana seseorang dalam mengambil keputusan mengenai perilaku yang pantas yang harus dibuat. Auditor menghadapi banyak dilema etika dalam bisnis mereka, salah satu contohnya negosiasi dengan klien yang mengancam untuk mencari auditor baru jika perusahaannya tidak memperoleh unqualified opinion, hal itu jelas merupakan dilema etika karena pendapat seperti itu belum memuaskan auditor itu sendiri. Menurut Ludigdo 2006 yang menunjukkan bahwa pengkajian yang mendalam sangat diperlukan dari berbagai perspektif atas tidak efektifnya penerapan etika profesi akuntan khususnya di Indonesia. Pengaturan etika dibuat untuk menghasilkan kinerja etis yang memadai maka kemudian asosiasi profesi merumuskan suatu kode etik. Kode etik profesi dan sebagai dasar terbentuknya kepercayaan masyarakat karena dengan mematuhi kode etik, akuntan diharapkan dapat 80 menghasilkan kualitas kinerja yang paling baik bagi masyarakat Baidaie, 2000 dalam Ludigdo, 2006. Dalam kerangka inilah Ikatan Akuntan Indonesia IAI merumuskan suatu kode etik yang meliputi mukadimah dan delapan prinsip etika yang harus dipedomani oleh semua anggota, serta wajib dipatuhi oleh masing-masing anggota kompartemen. 2 Hasil Uji Hipotesis kedua, yaitu: Hipotesis kedua yang menyatakan bahwa Independensi berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel Independensi mempunyai angka signifikansi 0,027 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha 2 diterima, hal ini berarti bahwa Independensi berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Semakin besar independensi seorang auditor maka semakin baik opini audit yang diberikan auditor. Independensi merupakan suatu sikap seseorang untuk bertindak secara objektif dan dengan integritas yang tinggi. Integritas berhubungan dengan kejujuran intelektual akuntan sedangkan objektivitas secara konsisten berhubungan dengan sikap netral dalam melaksanakan tugas pemeriksaan dan menyiapkan laporan auditan. Standar Profesional Akuntan Publik SPAP,2009 yang dimuat dalam PSA No. 04 SA Seksi 220 standar ini 81 mengharuskan auditor bersikap independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum dibedakan dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern. Jadi, Independensi harus dipertahankan oleh seorang auditor agar audit yang dilaksanakan dapat menghasilkan opini yang wajar sesuai dengan Standar Profesional Akuntan Publik SPAP. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mayangsari 2003 yang menunjukkan bahwa Independensi berhubungan posistif terhadap Opini audit. 3 Hasil Uji Hipotesis ketiga, yaitu: Hipotesis ketiga yang menyatakan bahwa pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel pengalaman mempunyai angka signifikansi 0,926 sehingga nilai tersebut lebih besar dari 0,05. Dengan demikian Ha 3 ditolak, hal ini berarti bahwa pengalaman tidak berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Hal ini disebabkan karena mayoritas responden adalah audtor junior yaitu sebesar 60,4 dan sebesar 63,8 auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik rata-rata memiliki pengalaman kurang dari tiga tahun. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Muttaqin 2008 yang menyatakan 82 bahwa Pengalaman tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Opini Audit. 4 Hasil Uji Hipotesis keempat, yaitu: Hipotesis keempat yang menyatakan bahwa Keahlian Auditor berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit. Dari tabel 4.19 dapat diketahui bahwa variabel Keahlian Auditor mempunyai angka signifikansi 0,026 sehingga nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Dengan demikian Ha 4 diterima, hal ini berarti bahwa Keahlian Auditor berpengaruh signifikan terhadap opini audit. Menurut Kamus Kompetensi LOMA 1998 dalam Alim, Hapsari, dan Purwanti 2007 Kompetensi didefinisikan sebagai aspek-aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa pendapat auditor yang baik akan tergantung kepada kompetensi keahlian dan prosedur audit yang dilakukan oleh auditor. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Mayangsari 2003 yang menunjukkan bahwa Keahlian auditor berhubungan positif terhadap Opini audit. 83

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman, pelatihan dan skeptisisme profesional auditor terhadap pendektesian kecurangan: studi empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta

1 8 87

Pengaruh penerapan aturan etika, pengalaman dan skeptisme profesional auditor terhadap pendekteksian kecurangan : studi empiris beberapa kantor akuntan publik di dki jakarta

2 24 126

Analisis pengaruh profesionalisme, independensi, keahlian, dan pengalaman auditor dalam mendeteksi kekeliruan (studi empiris pada kantor akuntan publik di DKI Jakarta)

0 4 118

Pengaruh pengalaman auditor terhadap keahlian auditor dalam mengaudit perusahaan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

0 5 92

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

Pengaruh Etika, Independensi, Profesionalisme, Pengalaman dan Keahlian Auditor Terhadap Opini Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah dan Yogyakarta)

0 2 7

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 14

PENDAHULUAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

1 10 10

PENGARUH ETIKA PROFESI, PENGALAMAN KERJA, INDEPENDENSI DAN KEAHLIAN AUDIT TERHADAP KETEPATAN Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di

0 4 20

DAFTAR PUSTAKA Pengaruh Etika Profesi, Pengalaman Kerja, Independensi dan Keahlian Audit Terhadap Ketepatan Pemberian Opini Auditor (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah).

0 5 4